Seokjin baru saja tiba dirumahnya setelah melakukan kemo yang cukup melelahkan itu. Yoongi mengantarkannya hingga depan rumah, tidak seperti saat itu yang menyuruhnya pulang sendirian.
"Terimakasih Yoon"
Yoongi hanya mengangguk, Seokjin berniat untuk membuka pintu namun Yoongi kembali menghentikan langkahnya.
Seokjin berbalik, menatap Yoongi penuh tanya. Sedangkan yang ditatap bergerak gelisah ditempatnya.
"S-saat kau tertidur, k-kau mengatakan sesuatu kan?"
Aish, sialan. Mengapa ia menjadi gugup seperti ini. Sungguh, ini bukan style seorang Min Yoongi.
Dahi Seokjin semula berkerut, namun beberapa detik kemudian bibirnya tersenyum, membuat Yoongi menegang, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Jangan hiraukan perkataan orang yang sedang tertidur, Min. Mungkin aku hanya mengigau" terang Seokjin merubah raut wajah Yoongi seketika.
Tatapannya berubah menjadi sendu, sosok yang kini ia harapkan untuk kembali tak pernah mengingatnya sama sekali. Harapan untuk bisa bersama-sama seperti dulu lagi, seakan hilang bersamaan dengan kata-kata Seokjin yang begitu menusuk hati.
Seokjin mengerutkan keningnya heran, "Kau kenapa Yoon?" tanyanya memegang bahu Yoongi.
Yoongi hanya menggeleng, kali ini ia memberikan senyuman lebarnya pada Seokjin. Moment yang sangat langka!
"Senyummu menjijikan" ucap Seokjin sketpis.
Yoongi mendengus, lalu melangkah pergi meninggalkan Seokjin yang masih mematung didepan rumahnya sendiri, setelah puas berdiam diri akhirnya ia membuka pintu bercat putih itu.
Seokjin sempat celingukan, tidak ada orang dirumahnya. Ia mengingat sesuatu, Namjoon terserang demam dan Hoseok sedang menjaganya karena Hani sedang berada di luar kota untuk mengurusi orang tuanya yang sedang sakit juga.
Ia berniat memasuki kamarnya untuk mepepas lelah, efek kemo benar-benar membuat sendi-sendinya linu. Namun saat ingin membuka pintu kamarnya, ia berpapasan dengan Hoseok.
"Kau sudah pulang Seokjinnie?" tanyanya basa basi.
Seokjin mengangguk lalu tersenyum.
"Kau terlihat sangat berantakan Hyung. Pergilah istirahat, aku yang akan menjaga Appa" tawarnya.
Hoseok terlihat menimang-nimang. Namun kemudian ia menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Tidak usah Jin, kau yang harusnya istirahat" ujar Hoseok menepuk pundak Seokjin.
"Aku berjanji, Appa tak akan menyakitiku. Kau istirahat Hyung, kalau kau ikut sakit siapa yang akan ikut repot?" canda Seokjin.
Seakan mengerti Hoseok, ia akhirnya mengiyakan, namun ia juga mewanti-wanti pada Seokjin agar tidak mengabaikan kesehatannya juga, dan Seokjin menyetujuinya.
Hoseok tersenyum, lalu beranjak memasuki kamarnya untuk sekedar membersihkan diri dan mengistirahatkan tubuhnya sebentar.
Seokjin berdiri didepan kamar Namjoon, meyakinkan diri sendiri agar 'Jangan Tersakiti'. Ia menghembuskan nafasnya perlahan, mengatur detak jantungnya yang tak karuan, lalu membuka pintu bercat coklat itu pelan-pelan.
Ditatapnya wajah Namjoon yang pucat itu bergerak gelisah dalam tidurnya yang dipenuhi keringat. Hatinya seketika mencelos melihat Namjoon yang terbaring lemah disana.
Mata indah Namjoon perlahan terbuka, sedikit terkejut karena kedatangan Seokjin yang tiba-tiba saja ada didalam kamarnya.
"Mau apa kau kesini?" tanyanya serak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Okay - Kim Seokjin (END)✅
Fanfiction[END] Follow sebelum membaca Seokjin mencoba berteman dengan takdir yang selalu mempermainkannya. Walaupun harus merasakan sakit berkali-kali, ia selalu meyakini, bahwa suatu saat nanti ia akan mendapatkan kebahagiaan yang dulu ia cari. "Aku baik-ba...