Hani pulang.
Wajahnya sungguh berantakan, matanya yang sembab, serta kantung matanya yang menghintam membuat kesan yang pertama kali Namjoon lihat bahwa Hani pulang dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Namjoon menyambut kedatangan Istrinya dengan senyum lebar, namun hanya Hani acuhkan, melewati Namjoon begitu saja tanpa menghiraukan kerutan halus yang timbul di dahi suaminya.
"Yeobo, ada apa?" tanya Namjoon berusaha mengimbangi langkah Hani sambil mencoba mengamit lengan istrinya.
"Aku lelah. Aku ingin beristirahat" Hani menepis pelan tangan Namjoon, berlalu begitu saja, meninggalkan Namjoon yang bergeming.
Hani membanting pintu kamarnya, melemparkan koper yang ia bawa kesembarang arah lalu menghempaskan tubuhnya diatas ranjang.
Tubuhnya mulai bergetar. Samar-samar, isakan demi isakan berlomba-lomba keluar mengisi suasana heningnya malam. Ia kembali menangis, setelah berjanji pada Ibunya agar selalu tegar dan berhenti menangis setelah kembali kerumah ini.
Namun nyatanya, Hani sama sekali belum mampu untuk sekedar memasang senyum palsunya dihadapan Namjoon. Air matanya selalu menumpuk dipelupuk jika Hani menatap iris mata hitam itu.
Kenyataan pahit macam apa ini?
Pintu kamar terbuka, membiarkan sosok Namjoon terlihat oleh netranya. Hani menyembunyikan wajahnya, menahan isakan yang akan lolos dari bibir kecilnya.
"Yeob--
"Tidurlah Joon. Selamat malam"
Hani menarik selimut hingga sebatas kepala. Namjoon lagi-lagi dibuat bingung oleh sikap Hani. Ia membaringkan tubuhnya disebelah sang Istri, menatap gundukan selimut yang memunggunginya itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
Malam ini, untuk pertama kalinya bagi Namjoon.
Tanpa pelukan hangat Hani.
Tanpa celotehan lucu dari Hani.
Tanpa ucapan cinta dari bibir manis Hani.
Pikirannya mulai menerka nerka. Apa yang telah membuat Hani-nya seperti ini?
•••
"Pagi Hyungdeul. Pagi Taelion" ucapnya menarik kursi meja makan dengan senyum merekahnya.
Hoseok, Jimin, dan Taehyung membalas sapaan itu dengan senyum yang sama cerahnya. Namun, sedetik kemudian ketiga saudara itu memandang tajam Seokjin membuat Seokjin terkejut tatkala gerakan tiba-tiba yang dilakukan saudaranya.
"M-mwo?" tanya Seokjin menatap ketiganya dengan wajah konyolnya.
"Kau pergi ke sekolah?" tanya Jimin.
"Ya, memangnya kenapa?"
"Kemarin kau hampir saja collapse, jangan memaksakan dirimu!" ucap Jimin sketpis.
Seokjin tersenyum lebar, mengabaikan ketiga saudaranya yang memprotes keputusannya yang ingin berangkat ke sekolah. Tangannya bergerak untuk memasukan sepotong roti, namun gerakan itu terhenti saat melihat Namjoon dan Hani yang datang menghampiri.
Seokjin kembali meletakan rotinya, membungkuk sopan, lalu berpamitan pada keduanya. Ia tak mau merusak suasana pagi harinya Namjoon hanya karena kehadirannya di meja makan.
"Aku duluan. Kutunggu di mobil ya!" ucapnya riang tanpa beban.
"Kau belum sarapan Hyung!" teriak Taehyung yang tak digubris sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Okay - Kim Seokjin (END)✅
Fanfiction[END] Follow sebelum membaca Seokjin mencoba berteman dengan takdir yang selalu mempermainkannya. Walaupun harus merasakan sakit berkali-kali, ia selalu meyakini, bahwa suatu saat nanti ia akan mendapatkan kebahagiaan yang dulu ia cari. "Aku baik-ba...