Sudah satu jam lamanya, Seokjin masih enggan menatap wajah Hoseok yang sedikit pucat pasca melakukan operasi transpaltasi hati untuk Taehyung. Seokjin hanya sedikit kesal, mengapa harus Hoseok yang menggantikannya untuk melakukan transpaltasi hati? Sungguh, ia tak habis pikir.
"Seokjin-ah, kau benar-benar ingin aku mati karena terlalu lama kau diami?" suaranya terdengar parau.
Seokjin masih enggan menatap Hoseok yang sudah jengah karena terus dikacangi, ia tau Seokjin marah, tapi jika Seokjin yang mendonorkan hatinya untuk Taehyung, apakah Hoseok akan membiarkan Seokjin mati? Meninggalkannya dengan sejuta rasa sakit yang tak pernah bisa ada obatnya.
"Jin--
"Kenapa kau melakukan itu Hyung?"
Hoseok benar-benar jengah, ia menatap Seokjin dengan tatapan datarnya.
"Lantas jika kau mati seusai melakukan operasi itu, kau akan merasa senang?" tanyanya sinis. "JAWAB KIM!" sentak Hoseok membuat Seokjin tersentak.
Seokjin menatap wajah Hoseok, ia menatap Hoseok dengan linangan air mata yang menumpuk dipelupuk matanya.
"Kau tak mengerti, bagaimana rasanya tetap hidup ketika kematiannya selalu dinanti" lirih, sangat lirih.
Seokjin meninggalkan ruangan Hoseok dengan kepedihan yang masih setia memeluk batin yang tak lagi utuh.
Sesak. Sebelum pergi meninggalkannya, Seokjin menatap Hoseok penuh luka, luka yang tak akan pernah bisa Hoseok jamah dari kehidupan adiknya, mata sendu itu seolah menusuk jantungnya dengan sangat keras, ia benci, ia membenci dirinya yang tak bisa berbuat apa-apa.
Sedangkan diluar sana, Seokjin kembali membiarkan tubuhnya terguyur hujan, membiarkan tetes demi tetes air itu menjamah tubuhnya yang terbalut jaket tipis. Persetan jika setelah ini ia akan terserang demam atau bahkan lebih parah dari itu.
Ia hanya manusia biasa, ia juga boleh lelah bukan?
Ia juga boleh menyerah akan kehidupannya bukan?
Ia tak bisa terus memaksakan hatinya agar terlihat baik-baik saja.
Ia lelah berpura-pura.
Sampai langkah kakinya menuntun tubuhnya kerumah bercat putih milik sahabatnya. Pulang kerumah bukan pilihan yang bagus untuk saat ini.
"Yoon, buka pintunya! Aku beri waktu 10 detik, jika tidak keluar pintumu akan aku dobrak!"
Yoongi yang sedang bergulat dengan game di ponselnya, mendegus kesal ketika mendengar teriakan cempreng itu. Dengan malas, ia mematikan ponselnya dan menonjok wajah yang ada dibalik pintu rumahnya.
Cengiran Seokjin yang pertama kali ia lihat ketika membuka pintu.
Yoongi berdecak malas, ketika melihat keadaan Seokjin yang seperti gembel itu menatap Yoongi dengan tatapan bodohnya. baju yang basah kuyup, bibir yang pucat, serta mata yang sayu. Tak butuh lama bagi Min Yoongi untuk menyadari.
Seokjin sedang tidak baik-baik saja.
"Cepat masuk, jangan seperti gembel yang meminta sumbangan!" sarkatis Yoongi membuat Seokjin mencebik.
Setelah membawa Seokjin ke kamarnya, Yoongi menatap Seokjin dengan tatapan sinisnya.
"Kau hujan-hujanan?" tanyanya.
"Menurutmu?"
Yoongi mendengus kasar, ia melempar handuk tepat pada wajah Seokjin.
"Ganti" singkatnya.
Seokjin tak menjawab, dengan wajah dongkolnya, ia memasuki kamar mandi dan membawa baju Yoongi untuk baju gantinya.
Setelah selesai, Seokjin dengan tidak tahu malunya menjatukan tubuhnya diatas kaaur king size milik Yoongi. Tubuhnya ia sembunyikan dibalik selimut, meski sudah mengganti bajunya, tubuhnya malah semakin menggigil.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Okay - Kim Seokjin (END)✅
Fanfiction[END] Follow sebelum membaca Seokjin mencoba berteman dengan takdir yang selalu mempermainkannya. Walaupun harus merasakan sakit berkali-kali, ia selalu meyakini, bahwa suatu saat nanti ia akan mendapatkan kebahagiaan yang dulu ia cari. "Aku baik-ba...