Aku berangkat menuju pantai,berniat untuk menemui Dai. Namun, langkahku terhenti ketika baru ingat kalau kapalku sudah rusak.
"Ah! Aku baru ingat!" ucapku seraya menepuk jidat. Aku meraba tas jeramiku, dan hasilnya, kutemukan 5 koin emas. "Ah kurasa ini cukup untuk menyewa kapal."
Aku kembali melanjutkan langkah menuju sebuah pelabuhan yang ada di seberang desa.
Aku berjalan mendekat kepada seorang laki-laki usia kepala tiga yang sedang duduk menikmati minumannya.
"Paman, saya ingin menyewa kapal," ucapku sambil tersenyum ramah.
Laki-laki itu tersenyum balik, "Ah Ely! Mau kemana kamu menyewa kapal?" tanya laki-laki itu, dia adalah Stev. Teman ayah.
"Ely mau jalan-jalan saja,Paman."
"Ah baiklah, ini dia silahkan naik Ely,"
Bergegas aku naik keatas kapal dan membentangkan layar. Setelah memberikan uang, aku mulai berlabuh menuju laut lepas.
🍃🍃🍃
Aku tiba di sebuah batu besar, tempat biasa bertemu dengan Dai. Aku mengeluarkan terompetku dan meniupnya kecang. Beberapa saat kemudian, Dai muncul dari dalam air.
Rambutnya acak-acakan, aku terkekeh melihatnya, "Lucu juga kalau rambutnya Dai turun," ucapku dalam hati.
"Kenapa kau memanggil Ely? Kau tidak trauma berlayar sendiri?" tanya Dai yang tengah mendudukkan dirinya di sampingku.
"Ah kurasa tidak Dai, aku kemari ada hal yang ingin kutanyakan," Dai mengerutkan keningnya, pasalnya ia baru saja membaca pikiranku yang tengah memikirkan keramaian ibukota Ewqobia.
"Ah, kikira kau datang karena rindu padaku," jawab Dai dengan senyum menjengkelkannya.
Aku yang mendengar penuturannya, tiba-tiba merasakan panas pada pipiku, "apa-apaan kau Dai, mana mungkin!"
Dai tertawa kecil, ia menyentil jidaku kuat "Aw!" pekikku dengan tangan yang telah menggosok jidat..
"Cepat tanyakanlah," Dai kembali serius.
"Aku ingin menempah tongkat sihirku Dai," aku membuka pembicaraan. Dan seperti biasa, Dai memasang senyum miringnya.
"Terus apa masalahnya?"
Aku menghela nafas panjang, "Aku akan ke Robreat Row, melaporkan tindakan Zil yang telah menyerangku di daerah kekuasaan ayahmu tanpa tujuan jelas."
Hal itu tentu membuat Dai tersentak, "kau tidak bisa masuk ke Robreat-"
"Justru itu Dai," aku memotong perkataannya, "apakah kau tahu cara bagaimana identitasku tak terlacak?"
Dai mengrenyitkan dahiya, "Kau serius dengan ucapanmu Ely?"
Aku menatap Dai dengan seksama, kemuadian mengangguk "aku tidak bercanda Degen!" jawabku sambil melipat kedua tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elysen & The Old Story
FantasyEWQOBIA SERIES 1 : Elysen, baru mengetahui identitasnya sebagai penyihir kala ia diserang oleh Zilzana di perairan kekuasaan Shiren. Kekuaasan Harryqouba, penguasa negeri tempat Elysen berada, membuat hukum yang harus membuat Elysen beserta dua rek...