Bagian 17 : Penjelasan

40 11 52
                                    

Jangan lupa Vote dan Comen❤️❤️

Jangan lupa Vote dan Comen❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~
"Lin!"

Brak...

Seketika tubuhku dan lainnya menghantam lantai rumah Master Megafor. Sontak semua yang ada di ruangan itu merintih kesakitan.

"Hei, Ely, kau membuat punggungku sakit!" teriak Master Megafor yang kini sedang memegangi punggungnya.

"Ah, maafkan aku, Master," sahutku sambil menggaruk belakang telingaku.

Hanya saja, pikiranku teralih dengan wanita yang beberapa saat lalu kami selamatkan.

Aku melirik ke arah dimana ia tergeletak di antara Degen dan Darfin. Baru hendak menghampirinya, langkahku sudah didahului oleh Master Megafor.

Wanita tua itu kini menepuk-nepuk pelan pipi wanita yang kupanggil ibu itu. Beberapa saat kemudian, wanita yang ada di hadapan Master Megafor membuka kedua matanya.

"Marry, kau baik-baik saja?" tanya Master dengan nada yang lembut.

Aku, Dai, dan Darfin saling tatap ketika menyaksikan pemandangan itu. "Ely, aku bagai melihat seorang kakak dan adiknya yang sudah lama tak bertemu!" bisik Darfin tepat di sebelah telingaku.

"Diamlah, Darf!" sergah Dai sambil membulatkan matanya menimpali Darfin. Aku hanya terkekeh pelan menyaksikan keduanya. Sedangkan Darfin, ia menatap Dai tak suka.

"Kau, Master Megafor?" sahut ibu dengan nada heran. Hanya saja, sampai saat ini aku belum sempat melihat penuh wajahnya. Poninya yang panjang masih setia menutup separuh wajahnya.

Dan aku sangat mengerti arti pertanyaan ibu. Ia pasti sedikit tidak mengenali Master karena penampilannya yang sangat berubah.

Aku mengambil tongkat sihirku yang tadi kusimpan di dalam jubah. Beberapa waktu yang lalu, aku sempat membaca mantra tentang mematahkan khasiat ramuan pada seseorang.

"Kau mau apa, Ely?" tanya Dai sambil menyikut lenganku.

Aku melirik ke arahnya, "diam dan lihatlah, Dai," jawabku sambil tersenyum.

Aku mulai mengayunkan tongkat sihirku. Melafalkan beberapa bait msntra dan mengarahkan tongkatku ke arah Master Megafor.

Dan sontak ruangan itu dipenuhi dengan cahaya biru safir yang menyilaukan mata.

Beberapa saat setelahnya, kami yang berada di ruangan itu saling tatap. Darfin tak hentinya membuka mulutnya lantaran tak percaya dengan apa yan ia lihat. "Ma-master?" ucapnya gelagapan.

Master Megafor yang semulanya hanya seorang nenek tua yang bungkuk, kini berubah menjadi sosok wanita dengan perawakan kuat dan sedikit berotot.

Aku hanya tersenyum simpul ketika Master Megafor melirik ke arahku. "Kau sangat berbakat, Ely," ucapnya.

Elysen & The Old StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang