Bagian 10 : Marry x Elysen

67 52 97
                                    

Jangan lupa vote dan coment

Penjara Bascal•••Brak! Tubuh Darfin menghantam sel penjara ketika anak buah Zilzana melemparnya masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penjara Bascal
•••
Brak! Tubuh Darfin menghantam sel penjara ketika anak buah Zilzana melemparnya masuk.

Seketika Darfin merintih dan tersadar. "Apa-apaain ini, di mana aku?" tanyanya.

Ia melihat kondisi tubuhnya yang memprihatinkan. Luka-luka di tangan dan kakinya begitu banyak. Ia mencoba mengingat apa yang telah terjadi pada
dirinya. Hingga dia ingat, kalau ia terkena ledakan keras saat sedang bertarung dan dibawa ke tempatnya sekarang.

"Cih!" ucapnya.

Dirinya meruntuki diri sendiri, ia mencoba mencari cara agar bisa keluar dari jeruji besi. Hanya saja, di tempat itu tidak memiliki celah sama sekali. "Kenapa penjara ini tak ada celah?" katanya kesal.

Hingga disaat dirinya dirundung gusar, Darfin dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita yang duduk bersandar di sampingnya.

Darfin berfikir kalau wanita itu sudah lama berada di penjara yang sama dengannya. Kulitnya putih, rambunya panjang nan lurus, mengingatkan Darfin dengan seseorang, Elysen.

Ketika tatapannya terarah ke arah wanita itu, yang ditatap seketika menoleh. Darfin tersentak kaget karena wanita itu sangat mirip dengan Elysen. Hanya saja, luka memenuhi sekujur wajahnya.

"Kenapa kau di sini, Nak?" ucap wanita itu.

Darfin hanya diam, ia merangkak mendekat ke arah wanita tersebut.

"Aku juga tidak tahu mengapa aku di bawa kesini, Nyonya," jawabnya.

Wanita itu tersenyum ramah. Ia berusaha memperbaiki posisi duduknya. "Kenapa dari tadi kau melihatku seperti itu?" tanyanya lagi.

Darfin tersentak dan kalut, ternyata ia ketahuan sedari tadi sedang memandangi wanita yang kira-kira usia kepala empat itu. "A-anu, kau mengingatkanku pada temanku, wajah kalian sangat mirip," jawab Darfin.

Mendengar ucapan dari Darfin, wanita itu menyibak helai rambut yang menutupi mata kirinya. Sontak Darfin kaget, karena mata wanita itu seketika bersinar.

Darfin merasa cahaya yang di lontarkan wanita yang duduk di depannya masuk ke celah mata kirinya.

Dan benar saja, sebuah memori yang bukan berasal dari ingatannya terputar di dalam kepalanya.

***
Gerbang Robreat Row
•••
Aku sudah siap melanjutkan perjalanan. Begitupun Dai yang sudah melepaskan ikatan kuda kami.

"Bagaimana dengan kuda milik Darfin, Dai?" tanyaku dengan nada lesu.

Dai menoleh, ia berjalan mendekat ke arahku. "Jangan khawatir Ely, kita akan menyelamatkan Darfin," ucap Dai sambil mengelus puncak kepalaku.

Aku hanya mengangguk, bergegas menaiki kudaku.

Elysen & The Old StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang