15. Surprise

6.6K 416 71
                                    

Warning !!!! Content 18+

"Uh, I-I'm sorry. Lantainya licin." ujarku dengan gugup. Aku berusaha untuk melepaskan dekapannya. Tapi tidak seperti tadi saat di lokasi shooting ketika Rachel langsung melepaskan pelukannya dariku. Kali ini dekapannya terasa semakin kuat di tubuhku.

"Uh... Rachel, I have to take a bath." ujarku lagi masih berusaha melepaskan tangannya yang kekar itu dari tubuhku.

"Julia... You're so cute..." Rachel tiba-tiba mengatakan hal ini dengan wajah serius dan napasnya yang berat.

"Rachel... Leave me alone... Leave..." aku berusaha memberontak ketika wajahnya mulai mendekat ke wajahku.

"Julia... I'm sorry... Aku tidak bisa menahan ini lebih lama..." suara Rachel setengah berbisik dan kini wajahnya berada di leher kananku.

Aku dapat merasakan hembusan napasnya di kulitku. Membuat sekujur tubuhku merinding.

Sedetik kemudian aku dapat merasakan bibirnya menyentuh kulit leherku. Aku tersentak dan berusaha memindahkan kepalanya. Tapi pelukannya semakin kuat dan aku dapat merasakan bibirnya mulai terbuka dan lidahnya menyapu kulit leherku.

Seketika aku lemas dan tanpa kusadari aku mendesah dan menjambak rambutnya.

Astaga! Apa yang sudah aku lakukan?!

Rachel mengangkat wajahnya, memandangku sejenak dan mendesak tubuhku ke dinding transparan kamar mandi yang dibasahi oleh shower yang sudah menyala sejak awal aku tergelincir tadi.

"Julia... I know that you want to know that feel... I know that you want it more... Let me do it for you..." Rachel berbisik tepat di depan wajahku. Matanya terpejam dan sedetik kemudian memandangku dengan tajam.

"Rachel.... Don't.... Ahh.. I..." ujarku terbata karena tangannya kini meraba perutku. Aku mengerti arah pembicaraannya dan apa yang akan dilakukannya.

Aku tidak siap untuk itu. Dan sungguh, aku takut melakukannya.

"Just quiet... And let me do it for you. Kau akan menyukainya..." Rachel berusaha membujukku. Suaranya semakin berat tertahan dan napasnya memburu.

Aku tidak bisa berkutik dan hanya bisa memejamkan mataku. Sejujurnya, sentuhan tangannya di perutku yang kini menjalar di pahaku membuatku sedikit banyak menikmatinya, Aku bahkan penasaran akan apa yang terjadi selanjutnya.

"Julia... I want you...." Rachel terus menciumi leherku, sementara tangannya yang kekar itu mulai meraba punggung dan bokongku.

Astaga! Rasanya benar-benar aneh. Aku merasakan sensasi yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Serasa seluruh tubuhku dapat merasakan aliran darahku yang berdesir dengan cepat. Jantungku berdegup. Sensasi apa ini? Aku bingung, tapi aku mulai menikmatinya.

"Mmmhhh.... Rachel.... Henti...kan..." ujarku masih berusaha mengehentikannya dengan sisa-sisa kesadaranku.

Seolah tidak peduli, Rachel terus menggerayangi tubuhku. Kali ini dia bahkan berani menyentuh payudaraku. Mencium dan meremasnya dengan kedua tangannya. Aku tidak sanggup lagi untuk melawannya. Aku benar-benar terhanyut dalam rayuan sikapnya. Aku sadar bahwa yang melakukan ini padaku adalah seorang perempuan, tapi entah kenapa aku menikmatinya dan jiwaku seolah menginginkan lebih.

"Mmhhh... mmmpphhh.... mmmmpphhhh..." aku terkejut karena tiba-tiba Rachel menciumku dengan ganas, sementara tangan kirinya masih meremas pantatku dan tangan kanannya memegang belakang kepalaku.

My Sweet LotusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang