45. Wild Side (2)

4.3K 258 10
                                    

"Pastikan kau sudah melepasnya setelah aku kembali." Ujarku seraya membuka pintu mobil.

Aku keluar dan membuka bagasi belakang. Mengambil sebuah mini box dari dalam ranselku lalu kembali ke dalam mobil dengan segera.

"Kau sudah melepasnya?" tanyaku sambil menyandarkan tangan kananku pada sandaran jok yang didudukinya.

Julia menggigit bibirnya dan menunjukkan tangan kirinya yang menggenggam sesuatu. Aku melirik kepalan tangannya yang kecil itu dengan mengangkat alis lalu kembali memandang wajahnya.

Julia masih tidak berkata apapun dan dengan seketika membuka kepalan tangannya, menunjukkan sebuah celana dalam renda berwarna hitam.

"Good girl." Ucapku sambil tersenyum.

Aku lalu membuka box yang tadi kuletakkan di dashboard mobil. Mengambil sebuah jiggle ball sambil melirik Julia dengan sudut mataku.

"Here. Open your leg!" perintahku pada Julia.

Tak seperti sebelumnya, kali ini Julia menuruti perkataanku dengan patuh.

Aku menyibak dress berwarna caramel yang dipakai oleh Julia. Ah, pemandangan di depanku ini benar-benar menggoda.

Aku menyentuh permukaan vagina Julia. Dia sedikit tersentak dan tiba-tiba memegang bahuku.

Aku memandang wajahnya dan tersenyum padanya. Lalu dengan perlahan aku memasukkan jiggle ball  itu ke dalam vaginanya.

"Duduklah dengan tenang!" ujarku setelah memasukkan seluruh jiggle ball ke dalam vaginanya.

Julia merapatkan kembali kakinya dan membenarkan dress-nya yang tadi tersibak. Wajahnya tampak gelisah.

"Jangan keluarkan benda itu tanpa seijinku!" perintahku sambil menyalakan mobil.

Julia memandangku dengan wajah gelisahnya, dan kembali, dia menggigit bibirnya.

Aku mulai mengemudikan mobil meninggalkan kabin yang telah menciptakan pengalaman baru bagi Julia, juga kenyamanan yang begitu hangat di dalam hidupku.

.

.

.

"Rachel, apakah kau yakin ini adalah jalannya?" Julia tampak bingung ketika melihat jalan yang kami lalui.

"Of course, why?"

Julia membuka kaca mobil dan menoleh ke luar. Pandanganya menyisir sisi jalan dan berulang kali menoleh ke arah depan dan belakang jalan yang kami lalui.

Aku tersenyum geli melihat tingkahnya.

Julia kembali memandangku.

"Tapi jalannya berbeda dengan yang kita lalui saat datang ke sini."

Julia sepertinya panik. Astaga!

"Julia, apakah kau berpikir aku akan menculikmu?"

Julia menekuk wajahnya.

"Aku tidak suka tersesat di tengah hutan." Jawabnya dengan mengerucutkan bibir.

Aku hanya bisa menggeleng melihat sikapnya ini. Sungguh gadis yang imut.

"Aww!!! Shhhh!! Rachel, bisakah kau mengemudi dengan perlahan?" ujar Julia dengan wajah yang sangat gelisah. Sementara tangannya menggenggam ujung dress-nya dengan erat.

My Sweet LotusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang