48. Julia, the Rachel's good girl

3K 205 4
                                    

Aku melirik Rachel yang masih menuntunku. Wajahnya terlihat biasa saja. Tidak ada raut khawatir atau terganggu sedikit pun.

Wait !

Apa ini ?! Rachel tidak menutup wajahnya. Astaga! Kenapa dia bisa ceroboh seperti ini? Biasanya dia tidak akan keluar tanpa masker hitam yang selalu menutupi sebagian wajahnya. Then what's this?! Atau, apakah dia sengaja melakukan hal ini? Tapi kenapa?

Klap !

Rachel menuntunku untuk duduk di ranjangnya. Harus kuakui bahwa dia sangat halus dan telaten dalam memperlakukanku. Ah, kecuali di saat dia ingin 'bermain'. Dia bahkan tidak mengenal kata soft or gently.

Rachel memandangku dan menyelipkan poniku ke sisi telinga kiriku.

"How's that?"

Aku memandangnya. Apa lagi maksud pertanyaannya itu?

Rachel masih memandangku. Menunggu jawabanku, aku rasa.

"Aku sangat lemas. Bahkan mataku sulit untuk tetap terbuka. Apakah ini efek samping dari orgasme?"

Rachel mengangkat kedua alisnya dengan ekspresi wajah yang menyiratkan 'what you trynna say?'.

"I feel sleepy." Jawabku singkat.

Rachel tertawa dan mengecup pahaku yang terbuka dengan sekilas.

"Aku tidak mengerti kenapa kau bisa sepolos ini, Julia. And then, why're you always being this cute?" ujarnya setelah berhenti tertawa.

Aku menggeleng. Bahkan aku sendiri tidak mengerti akan diriku yang sekarang.

"But, Rachel..."

"Hmmmm?"

"Apa yang terjadi? Kenapa kau tidak menutup wajahmu?"

Rachel kembali memandangku.

Dia menghela napas dan bangkit dari posisi berjongkoknya, lalu duduk di sampingku.

"Well, sepertinya publik sudah mengetahui tentang kita."

"What??!!"

"Kau keberatan?" Rachel memandangku dengan matanya yang 'datar'. Baiklah, dia tidak sedang memaksaku.

Aku masih memandangnya. Aku bingung. Dan aku tidak tahu harus menjawab apa.

"Alright. Julia, kau mandilah dulu. Aku akan ke bawah dan membereskan semuanya. Take your time."

Rachel sepertinya memutuskan untuk mengalah karena tidak mendapat jawaban apapun dariku. Dia bangkit dan keluar kamar setelah sebelumnya mencium keningku.

"Apakah kau akan pulang malam ini?"

Rachel yang sudah berada di ambang pintu berbalik dan memandangku.

"Are you kidding me? Kemana aku akan pulang jika tidak ke kamar ini?"

Dia tertawa dan memandangku dengan sedikit heran.

"I mean, don't be late. Aku tidak ingin kau tinggalkan sendirian terlalu lama." Jawabku berusaha memperjelas maksudku.

Aku juga bingung dengan apa yang kukatakan. Sepertinya kesadaranku juga sedikit kacau setelah perjalanan pulang yang kurasakan begitu panjang.

Rachel tersenyum dan menggigit bibirnya.

"Don't worry, baby girl."

Rachel mengedipkan sebelah matanya dan menghilang di balik pintu kamar yang kembali tertutup setelah dia keluar.

My Sweet LotusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang