"Kau lupa sedang berbicara dengan siapa, Julia." Rebecca menimpali sambil menyesap minumannya.
Astaga! Alice benar-benar menjebakku! Teman macam apa ini ?!
"Lalu bagaimana kau akan menjelaskan tanda memerah di lehermu waktu itu?" sambung Rebecca kemudian yang membuatku semakin tidak bisa mengelak lagi.
"Ah, itu... Aku..." sungguh aku kehabisan kata-kata dan tidak tahu lagi harus menjawab apa, atau mencari alasan apa. I'm stuck !
"Aku biasanya tidak akan memaksa seseorang menceritakan privasinya. But, Julia. You're my bestie, b**ch!! You have to know 'bout it." Alice bicara dengan semangat dan nada yang tinggi.
Well, dia kembali berteriak padaku.
"You've been promised me that you will not yelling at me." Jawabku dengan menekuk wajahku.
"Oh, I'm sorry. It's my fault, okay? Maybe you can tell us a lil bit of your life with her, please.....??" Alice kembali mengoceh padaku sambil menangkup kedua telapak tangannya.
And her puppy eyes. Well, I hate it. Karena aku tidak mampu untuk menolaknya jika sudah seperti ini.
Alright, meskipun nada bicaranya sudah menurun dan sikapnya seperti orang yang sedang memohon, tetap saja dia masih memaksa dan menyerangku dengan pertanyaannya.
Baiklah, sepertinya aku harus sedikit membocorkan soal kehidupanku dengan Rachel beberapa waktu belakangan ini. Setidaknya aku sudah bicara dengan jujur, meskipun aku tidak menceritakan detailnya.
Okay, aku masih memiliki rasa malu yang sangat tinggi untuk membeberkan kehidupan 'pribadi' yang kumiliki kepada orang lain. Even I have the secret... I mean, lot of secrets that I keep just for myself. Even my parents don't know about it. Hanya aku dan Tuhan saja yang mengetahui segalanya. Aku rasa ini adalah pilihan terbaik dalam menjaga nama baik dan juga ketenangan hidupmu. I guess.
.
.
.
.
.
."Astaga!! Julia!! Aku tidak menyangka kisahmu akan sedramatis ini!!" ujar Alice setelah mendengar semua penuturanku.
Aku melihat Rebecca menghela napas dan bersandar di sandaran kursi sambil menyesap minumannya dengan es yang sudah mencair.
Tak jauh berbeda dengan Rebecca, Alice juga menyesap es kopinya sambil menopang dagu dengan tatapan yang tak henti-hentinya memonitorku.
Situasi apa ini? Apakah mereka membenciku sekarang? Setelah mengetahui bahwa idola mereka berbagi kamar, tidak, berbagai ranjang denganku?
"Are you guys okay?" tanyaku hati-hati. Sungguh, aku benar-benar khawatir akan situasi yang menurutku canggung ini.
"Are you fucking kidding me?! Of course I'm not, Julia!!" Alice dengan sikapnya yang selalu bersemangat menjawabku dengan nada tinggi. Yeah, again.
"Well, I know it's weird. Tapi aku tidak menyangka semuanya akan jadi seperti ini. Kalian membenciku?" tanyaku dengan masih sangat hati-hati.
Well, dapat kau bayangkan bagaimana perasaanmu ketika kau dipergoki sudah berbagi ranjang dengan seorang idol oleh fans yang dimilikinya. Bahkan kau mengatakannya langsung dengan mulutmu.
"Hey, girl!! That's crazy if I gone mad at you because of this!! Aku bahkan iri padamu, Julia!! Sungguh ini adalah sebuah berita yang menggemparkan!!" ujar Alice kemudian setelah mendengar pertanyaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Lotus
Любовные романы°°° ••• COMPLETED ••• °°° "Your daughter belongs with me, Sir." ======================================= Apa jadinya jika seorang gadis straight jatuh hati dan menjadi seorang lesbian karena sikap manis, nakal, dan misterius teman sekamarnya yang ter...