36. Rachel's Rules

4K 294 47
                                    

WARNING !!! 18++

Aku tersenyum. Aku tahu dia menginginkannya. Dan sekarang dia kesal karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya.

Aku tidak menjawab dan masih mempertahankan senyumanku.

"Apa yang terjadi padamu? Kenapa...." Julia berhenti dan tidak melanjutkan kalimatnya.

"Julia, apa yang ingin kau katakan?" jawabku tenang.

Julia tidak menjawab dan mengalihkan pandangannya. Sifatnya masih sama seperti saat pertama dulu. Baiklah Julia, kau tidak bisa lagi melakukan hal yang sama.

Aku menyentuh payudara kanannya dengan perlahan. Seperti sentuhan angin sepoi-sepoi yang menyapu helaian rambut, begitu tipis dan halus seolah tidak ada namun sangat terasa.

Julia mendesah halus dan matanya terpejam. Tangannya memegang tanganku yang berada di atas payudaranya. Aku mendiamkannya. Aku menghentikan sentuhanku dan tidak bergerak sama sekali. Julia kembali memandangku.

Aku masih bisa menahan diriku untuk tetap tersenyum.

Sepertinya Julia kesal, dia meremas tanganku. Hal ini terasa menggelikan bagiku. Aku masih diam. Julia memindahkan tanganku dengan kasar ke atas vaginanya yang masih tertutup celana dalam. Astaga! Julia sudah berani sekarang bermain frontal. Menarik. Tapi dia tidak akan mampu menaklukkanku. Aku yang akan menaklukkannya dan akan membuatnya semakin frontal.

Melihat reaksiku yang pasif, Julia kelihatan semakin kesal. Dia menekan tanganku pada vaginanya, bahkan mengarahkan jari tengahku pada belahan vaginanya yang masih tertutup itu. Aku mengerti apa maksudnya itu. Sangat sangat mengerti. Tapi Julia tidak mengetahui apa yang sedang kurencanakan.

Aku masih menatapnya dengan tersenyum.

"Apa yang kau lakukan, Julia?" tanyaku dengan tenang.

Wajah Julia memerah dan napasnya mulai berat. But still, harga dirinya masih terlalu tinggi.

"Rachel... Kau..." Julia sepertinya masih belum bisa mengatakannya. Baiklah, aku masih bisa bersabar.

"Katakanlah, Julia. Apa yang kau inginkan?" ujarku masih dengan sikap yang tenang. Sementara jariku sesekali menekan klitorisnya dari balik celana dalamnya.

Julia terdiam. Tapi napasnya mulai memburu, dadanya naik turun dengan payudara indahnya yang membusung.

Sepertinya aku harus sedikit menyiksanya.

Aku mengalihkan jariku pada sisi luar labia mayor vagina Julia. Menggeseknya pelan, sangat pelan. Julia semakin tidak tenang dan pahanya seperti akan menjepit tanganku.

Dengan cepat aku menahan pahanya dengan tanganku.

"Don't!!" ujarku tegas.

Julia terkejut dan menatapku dengan heran. Aku menghilangkan senyumku dan menatap Julia dengan serius.

"Kau tidak akan mendapat apa yang kau inginkan jika kau tidak memintanya." Ujarku dengan tegas.

Napas Julia masih memburu dan dia menggigit bibirnya. Sangat jelas kelihatan rasa ragu dan birahinya yang menyatu pada wajahnya yang polos.

"Rachel... I, I want it...." ujarnya dengan ragu-ragu.

"Want for what.?" tanyaku sambil terus menyiksa birahinya dengan mengelus paha dalamnya secara perlahan.

"Please....." Julia masih tidak mau mengatakannya.

Aku tersenyum.

"Katakan Julia. Apa yang kau inginkan?" ujarku dengan tetap membuatnya terangsang.

My Sweet LotusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang