Prolog

18.7K 788 25
                                    

Julia's POV

Terik sekali. Aku merasa begitu gerah, bahkan ketika telah berteduh di bawah pohon rindang di depan kampus baruku dengan cola dingin di tangan kananku. Aku menebar pandang di sekitar lingkungan baru ini.

"Hmmm... Menarik... Benar-benar sesuai ekspektasiku." kataku dalam hati sambil memejamkan mata dan menghirup aroma rumput sekitar tempatku istirahat.

Aku benar-benar puas dengan beasiswa yang sudah kucapai dengan susah payah; mati-matian memperjuangkan izin Mama dan Papa untuk kuliah di 'Negeri Kanguru' ini.
Aku melirik jam tanganku, sudah pukul 12. Aku harus segera kembali ke hotel. Aku baru dua hari berada di Sydney. Aku ke sini untuk menyelesaikan administrasi pendaftaran perkuliahan S2-ku di bidang Seni yang merupakan obsesiku sejak kuliah Bachelor di Indonesia dulu. Dan tentu saja aku datang seorang diri karena Papa dan Mama sibuk dengan pekerjaan mereka. Tapi itu tidak masalah bagiku, toh, aku sudah besar dan bahkan sudah bekerja. Aku pikir, kata dewasa lebih cocok untukku. LOL.

Aku menaiki subway menuju hotel tempatku tinggal untuk sementara. Pikiranku juga mengembara dan dipenuhi euforia dunia perkuliahan yang aku bayangkan benar-benar baru dan menyenangkan.

"Cepat sekali." Pikirku ketika telah sampai di stasiun. Aku lalu berjalan kaki dengan jarak yang tidak terlalu jauh menuju hotel tempatku menginap. Aku sempat berhenti sejenak di depan hotel. Aku melihat poster pada sebuah tiang di dekat pintu utama hotel.

'Straight not Straight'

Tulisan dengan  bold font dan warna jingga yang mendominasi poster itu membuat tampilannya sedikit mencolok. Terdapat foto seseorang dengan style yang cool sedang berdiri memegang bass gitar; dan ah- background poster itu berwarna pelangi transparan. Perpaduan yang unik, pikirku. Tapi wajah orang itu hanya terlihat sedikit, karena tertutupi oleh sebagian rambut depannya.

"Artis lokal kah?" pikirku sesaat.
Aku mengalihkan pandanganku. Sikap apatisku masih di sana; aku kemudian berlalu masuk ke dalam hotel.

Aku segera menuju kamar yang telah aku booking dan merebahkan diri di ranjang hotel. Mataku menerawang langit-langit yang digantungi lampu kristal. Aku membayangkan bertemu teman-teman baru di kampus, membayangkan betapa friendly-nya teman-teman kampusku nanti, orang-orang baru dari seluruh penjuru dunia, projek kuliah yang kudengar begitu menantangku, dan ah ya, cowok ganteng yang cute.

Aaawwwnn!!!! Aku tidak sabar lagi memulai kehidupan kampus baruku!!

My Sweet LotusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang