"Kita perlu bicara, Julia." ujar Mama dengan ekspresi dingin yang tidak berubah.
Glek!
Benar, Mama sepertinya sudah dapat menduga apa yang sedang terjadi di antara aku dan Rachel.
Aku menunduk dan mengangguk. Mama berjalan menuju ranjangku. Memperhatikannya sejenak. Di saat seperti ini, aku masih bersyukur karena ide Rachel sempat kutolak untuk menyatukan ranjang kami. Aku tidak dapat membayangkan apa yang akan dikatakan Mama jika mengetahui bahwa aku tidur dengan teman sekamar seperti Rachel.
"Apa kamu masih tidur dengan boneka ini?" ujar Mama setelah mengambil boneka Elmo yang tergeletak di ranjangku.
"Iya, Ma... Kan Julia tidurnya di sini..." ujarku dengan ragu-ragu.
Mama memandangku tajam.
"Memangnya Mama ada bilang kamu tidak tidur di sini?" jawab Mama tajam.
Astaga! Apa yang sudah kulakukan? Aku tidak sadar Mama baru saja memancingku untuk 'membuka jalan' menuju pembicaraan yang berawal dari kecurigaan Mama.
"Julia. Kamu nggak bisa bohong sama Mama." Ujar Mama setelah meletakkan kembali Elmo di ranjangku.
Fine, kurasa riwayatku akan segera tamat. Dan aku menyadari satu hal, keputusanku untuk menolak ide Rachel tetaplah tidak berguna di hadapan Mama. Kalian tahu? Kemampuan intuisi dan analisis watak yang kumiliki ini diwariskan oleh Mama.
Damn! I'm forget that I'm scrapping the master.
Aku masih menunduk dan menunggu Mama untuk 'membunuhku' dengan ucapan yang akan dilontarkannya. I knew exactly.
"Julia..."
Aku mengangkat wajahku dan memandang Mama dengan takut. Wajah Mama sangat dingin dan membuatku gugup. Baiklah, sekarang aku sedang diintimidasi oleh Mamaku sendiri.
Aku tidak mengerti, apakah aku yang mudah terintimidasi atau memang aku dikelilingi oleh orang-orang yang mengintimidasi. Aku rasa keduanya benar.
"Mama mau kamu jujur. Mama merasa ada sesuatu antara kamu dan temanmu itu. Mama harap bahwa Mama salah, tapi Mama mau dengar langsung dari kamu." Ujar Mama dengan nada datar dan terus menatapku.
"Kita cuma temen, Ma... Rachel sering temenin Julia, anter Julia kemana-mana karena dia dulu juga kuliah di sini..." jawabku mencoba meyakinkan Mama.
Mama masih menatapku.
"Kamu satu jurusan dengan dia?" tanya Mama lagi.
"Nggak, Ma... Tapi kita sering kerja bareng... Soalnya jurusannya berkaitan..." jawabku apa adanya.
Mama menghela napas.
"Mama mau kamu pindah kamar, atau dia yang pindah dari kamar ini." ujar Mama tegas.
Aku terkejut mendengar ucapan Mama yang tanpa basa-basi.
"Nggak bisa begitu, Ma... Julia nggak bisa tukar kamar semau Julia, soalnya Julia kan harus ikut sistem beasiswanya..." jawabku dengan panik dan hampir saja aku menangis.
Drrrrrttt!! Drrrrrttt!!!
Aku dan Mama melirik ke arah meja yang menyatu dengan cermin besarku. Handphone-ku bergetar. Ada panggilan masuk.
"Angkat!" ujar Mama dengan dingin.
Aku mengambil handphone-ku dan melihat siapa yang menelepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Lotus
Romance°°° ••• COMPLETED ••• °°° "Your daughter belongs with me, Sir." ======================================= Apa jadinya jika seorang gadis straight jatuh hati dan menjadi seorang lesbian karena sikap manis, nakal, dan misterius teman sekamarnya yang ter...