Chapter 4

2.3K 279 13
                                    

Ichiro termenung di kantornya. Dia tidak bisa konsentrasi karena kejadian di kamar mandi tadi. Dia hanya termenung menatap layar laptop di depannya.

"Nii-chan?" Ichiro mengedipkan mata beberapa kali dan menyadari ada gadis cantik berdiri di depannya sambil melipat tangannya di bawah dada.

"Eh?? Sejak kapan kamu disini??" Tanya Ichiro kaget.

"Sejak tadi, Nii-chan kenapa? Bermenung begitu?" Naoki dalam wujud wanita duduk di depan meja Ichiro.

"Aku sedang memikirkan apa yang harus aku lakukan untukmu."

"Tidak ada... aku harus bisa melakukannya sendiri. Ini salahku Nii-chan," jawab Naoki menghela nafas.

"Kenapa kamu sampai mem-bully orang seperti itu?" Tanya Ichiro dengan nada sedikit marah.

"Aku tau. Aku salah. Padahal aku ingin mengajaknya berteman tapi malah jadi mem-bully dia. Dan aku tidak tau kalau hidupnya sangat susah, malah membuatku semakin merasa bersalah..." Naoki menatap Ichiro yang juga menatapnya sedih.

"Maaf Nii-chan, pasti Nii-chan kesepian. Tapi aku harus di dekat Kimura sampai bisa membuat dia jatuh hati padaku."

"Menyebalkan... kamu tau aku tidak bisa jauh darimu..." kata Ichiro pelan.

Naoki mendekat dan mengusap pelan pipi Ichiro. "Maaf ya Nii-chan, aku akan berusaha secepatnya kembali. Aku ke sini mau mengatakan pada Nii-chan. Aku akan bekerja part time di cafe. Menjadi koki di sana."

"Kenapa?? Uang dariku tidak cukup??" Tanya Ichiro kaget.

"Tidak, tentu saja lebih dari cukup. Tapi aku ingin membantu Kimura. Dia sangat susah. Dia menghidupi keluarganya hanya dengan gaji sebagai komikus. Makan pun hanya sekali sehari. Jadi aku kerja part time untuk membantu dia. Aku tidak ingin meminta padamu. Aku harus mendapatkan uangnya sendiri."

Ichiro terpana menatap Naoki yang kecil sekali di depannya. Padahal tubuh Naoki aslinya hampir sama besar dengannya. Ichiro hanya 2cm lebih tinggi darinya.

"Astaga... kepalaku jadi sakit..." Ichiro memijit dahinya dan menghela nafas. "Boleh aku meminta sesuatu?"

"Apa itu Nii-chan?"

"Sering kirimi aku pesan. Karena bertemu atau mendengar suaramu aku seperti dengan orang lain. Hanya dari tulisanmu aku bisa merasakan itu kamu."

"Baiklah. Aku akan sering mengirimi Nii-chan pesan." Naoki tersenyum dan mengecup dahi Ichiro.

"Aaa.. aku ingin Naoki-ku yang seperti itu, bukan kamu," kata Ichiro mengacak rambut Naoki yang wajahnya merona karena tertawa.

###

"Kachou-sama, ini laporan terbaru untuk keuangan bulan ini," kata sekretaris Ichiro sambil menyerahkan sebuah dokumen.

"Ya... akan kuperiksa." Ichiro menerimanya dengan setengah sadar.

"Kachou-sama, apa anda baik-baik saja?"

Ichiro menoleh pada sekretarisnya itu. "Aku baik-baik saja Amuro-san. Silahkan kembali."

"Baik. Saya permisi." Amuro membungkuk dan pergi dari sana.

"Kenapa dia tidak muncul ya?" Tanya Ichiro dalam hati dan membuka laporan keuangan itu dengan pikiran melayang pada Gien.

Ichiro kemudian menyadari kalau ada selisih yang sangat besar di laporan itu. Dia tidak ingat pernah memesan barang semahal itu.

"Siapa yang membuatnya? Apa dia pikir aku tidak membaca laporan keuangan ini. Pandai sekali membuat seakan-akan aku yang memesan barang-barang ini. Padahal barangnya tidak ada." Ichiro memanggil sekretarisnya lewat telepon.

I'm In Love With The Devil (Yaoi) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang