Chapter 2

3.2K 331 15
                                    

"Hari ini juga tidak ada Naoki ya?" Tanya Ichiro dalam hati saat bangun tidur. Dengan malas menuruni ranjang dan berjalan ke kamar mandi.

"Ichiro-sama, ini jadwal untuk hari ini," kata pelayan Ichiro saat Ichiro keluar dari kamarnya.

"Apa Naoki tadi malam ada ke sini?" Tanya Ichiro sambil membaca jadwalnya.

"Tidak, maaf, memangnya wanita kemarin siapa, Ichiro-sama?"

Ichiro melirik pelayan itu dan menghela nafas. "Kalau kamu mau percaya boleh, tidak percaya juga boleh. Wanita kemarin itu Naoki, dia dikutuk iblis. Jadi sekarang untuk mematahkan kutukan itu dia harus membuat orang yang menyebabkan kutukan itu jatuh cinta padanya."

Pelayan itu termenung. "Naoki-sama pasti kesusahan sekali sekarang."

"Aku tauu..." Ichiro berwajah sendu dan duduk di depan meja makan.

"Dia tidak akan menikmati sarapan seenak ini lagi untuk sementara..."

###

"Kachou-sama, ada tamu yang ingin bertemu denganmu," kata sekretaris Ichiro yang muncul dari balik pintu ruangan Ichiro. Wajah sekretaris itu merona.

"Siapa?" tanya Ichiro dan menyesap teh.

"Namanya Gien."

Ichiro menyemburkan teh yang belum melewati tenggorokannya dan mengusap mulut.

"Anda tidak apa-apa Kachou-sama?" Tanya sekretaris itu khawatir mendekati Ichiro.

"Tidak apa, suruh dia masuk," kata Ichiro sambil mengusap mulutnya lagi dengan tisu.

"Baik."

Dan semenit kemudian, muncul lelaki yang terlalu tinggi dengan rambut silver sebahu dengan wajah yang terlalu tampan dari balik pintu ruangan Ichiro. Pakaiannya sangat rapi berbalut jas hitam panjang yang membuat bahu bidangnya terlihat jelas. Mata kuning keemasannya berubah menjadi biru sehingga dia terlihat tidak segelap sebelumnya. Sangat tampan dan indah. Ditambah dia tersenyum ramah tanpa taring menghiasi giginya. Lebih terlihat manusia.

"Hai, aku datang dengan sopan kan?" Tanya Gien menyengir mendekati Ichiro yang terpana memandangnya.

Ichiro tidak pernah terpukau melihat orang yang sama jenis dengan dengan dia sebelumnya. Namun dia hampir tidak bisa berkata-kata saat melihat Gien. Sampai rasanya wajahnya merah dan sedikit gugup berhadapan dengan Gien. Dia bisa merasakan tangannya berkeringat dan dingin.

"A-ada perlu apa?" Tanya Ichiro tanpa sadar bicara formal.

"Mau bertemu denganmu," jawab Gien dan duduk di kursi di depan meja Ichiro. Tidak muat.

"Kursinya kecil sekali. " Gien berdiri lagi. Ichiro tertawa pelan.

"Kamunya yang terlalu besar."

"Benar juga." Gien duduk di sofa dan menyilangkan kakinya.

"Kamu mau bicara soal apa?" Tanya Ichiro.

"Kamu sibuk?" Gien balik bertanya.

"Aku selalu sibuk, kamu lihat dokumen di atas mejaku?"

"Sebenarnya apa yang kamu bawahi?" Tanya Gien mendekati Ichiro yang mengikuti langkah Gien dengan matanya.

"Perusahaan game dan komputer."

"Kamu punya brand sendiri maksudnya?"

Ichiro tersenyum menyadari Gien yang mengerti tentang kehidupan manusia bahkan seluk beluk pekerjaan mereka. "Iya."

"Boleh aku tanya lebih detail?"

"Ya?"

"Orang tuamu dimana?"

I'm In Love With The Devil (Yaoi) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang