Chapter 12

1.5K 197 20
                                    

"Karena aku menginap di apartemenmu semalam, aku tidak tau apa yang terjadi pada Nii-chan. Kalau Nii-chan sakit, aku akan merawatnya," kata Naoki saat sampai di rumah.

"Naoki, kalau misalnya Ichiro-san tidak mau cerita apa-apa, kamu jangan memaksa ya? Kamu mungkin tidak tau beban apa yang dihadapi Ichiro-san. Ichiro-san tidak bisa bercerita padamu karena berbagai macam alasan," kata Eiji yang mengetahui kalau Naoki yang mudah emosi pasti akan memarahi Ichiro kalau Ichiro tidak mau cerita.

"Iya, baiklah." Naoki turun dari mobil dan melihat seorang lelaki bertubuh tinggi berambut hitam dengan penampilan rapi serta wajah yang seperti aktor berdiri memegang map dokumen di depan pintu rumah.

"Anda siapa?" Tanya Naoki dan menelengkan kepalanya. "Ah, bodyguard-nya Nii-chan ya?" Kata Naoki saat ingatannya kembali.

"Iya, kamu adiknya Kachou-sama kan? Aku mau memberikan laporan dari polisi. Aku baru saja datang dan ingin menitipkan pada pelayan, tapi karena ada kamu, biar cepat sampai aku berikan pada kamu saja ya?" Kata Ryuma sambil tersenyum dan menyerahkan map dokumen itu pada Naoki.

"Laporan dari polisi? Apa yang terjadi pada Nii-chan? Kenapa ada laporan dari polisi?" Tanya Naoki kaget.

"Eh? Berarti kamu tidak tau ya? Kakakmu ditembak dan diculik. Jadi ini laporan kasusnya. Kachou-sama nanti diminta ke kantor polisi untuk memberikan keterangan. Di sana juga ada surat untuk meminta Kachou-sama ke kantor polisi."

Map dokumen itu jatuh dari tangan Naoki yang tertegun menatap Ryuma. Tangannya sampai gemetaran dan dia langsung membuka pintu memasuki rumah.

"Naoki! Astaga." Eiji mengejar Naoki ke dalam rumah meninggalkan Ryuma yang kebingungan.

"Sepertinya aku membuat masalah," kata Ryuma menggaruk kepalanya dan mengambil map dokumen yang terjatuh tadi.

"Brak!!" Naoki membuka pintu kamar Ichiro dengan heboh sampai gagang pintu menghantam dinding di belakangnya.

"Nii-chan!! Apa maksudmu menyembunyikan semuanya dariku!! Kamu ditembak??? Dan aku tidak tau apa-apa dan tertawa seperti orang bodoh di depanmu! Apa kamu benar-benar tidak menganggapku!!??" Teriak Naoki emosi membuat Ichiro yang sedang tidur kaget.

Ichiro bangun dengan pelan karena bahunya yang masih sakit dan menatap Naoki. "Naoki..."

"Naoki! Kamu jangan langsung marah begitu. Aku sudah ingatkan tadi kan?" Kata Eiji yang sudah sampai di sana dan memegang tangan Naoki menahannya.

Naoki menatap Ichiro yang pucat dan duduk sambil menatap Naoki sendu.

"Maafkan aku..." air mata Ichiro langsung mengalir membuat Naoki dan Eiji kaget. Dan semakin kaget ketika kimono yang dipakai Ichiro melorot di bagian bahunya dan menunjukkan bekas lebam besar di sana.

"Nii-chan... ada apa? Kenapa kamu tidak mau cerita apapun padaku? Kenapa kamu menanggungnya sendirian? Kamu tidak tau bagaimana rasanya jantungku saat mendengar kamu ditembak dan diculik? Kamu menghadapi bahaya sendirian dan aku bersenang-senang tanpa mengetahui itu semua," kata Naoki dengan mata berkaca-kaca dan mendekati Ichiro.

Ichiro tidak bisa menjawab dan hanya menunduk sambil menangis. Pikirannya kacau sampai tidak tau harus bagaimana.

"Kenapa kamu tidak mau membaginya denganku, Nii-chan? Kenapa semuanya kamu sembunyikan? Aku hanya tau Nii-chan bermasalah dengan karyawan kantor Nii-chan. Lalu aku tidak tau apa-apa lagi. Aku pikir tidak ada masalah yang terjadi. Ternyata aku salah. Nii-chan..." Naoki menangkup pipi Ichiro dengan kedua jemarinya membawa Ichiro menatapnya.

"Aku adikmu kan? Apa aku tidak pantas tau apa saja masalahmu?" Tanya Naoki sendu. Tidak sanggup melihat air mata Ichiro.

"Nii-chan... jawab aku..." air mata Naoki juga mengalir sambil menyatukan dahinya dengan dahi Ichiro.

I'm In Love With The Devil (Yaoi) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang