"Nii-chan... apakah kamu mau membantuku?" Tanya Naoki menelepon Ichiro yang berada di kantornya.
"Ada apa Naoki?" Tanya Ichiro.
"Apa kamu mau bicara dengan Eiji? Bujuk dia agar mau bertemu denganku. Aku mohon, Nii-chan..." pinta Naoki dengan suara teredam.
"Tentu saja, Naoki. Kamu akan ikut denganku?
"Iya, aku akan ke kantormu."
"Tidak usah, aku jemput saja ya? Tunggu ya?"
"Iya, Nii-chan."
Ichiro mematikan telepon dan buru-buru keluar dari ruangannya.
"Apa kamu bisa membantu mereka?" Tanya Gien saat Ichiro dalam perjalanan ke rumahnya.
"Aku akan mencobanya. Semoga Eiji-kun mau mendengarku," jawab Ichiro.
Gien memperhatikan Ichiro yang sangat serius. Bahkan tidak meliriknya. Kalau soal Naoki, Ichiro mungkin bahkan mau mempertaruhkan semuanya. Gien bahkan tidak berani untuk menyentuh tangannya.
###
Ichiro memarkir mobil di depan gerbang kampus dan berniat turun untuk mencari Eiji ke dalam. Namun beruntung sekali karena tepat ketika dia keluar mobil, Eiji melewati gerbang dan sempat termenung menatap Ichiro sebelum berlari dari sana.
"Eiji-kun! Tunggu! Aku ingin bicara denganmu." Ichiro mengejar Eiji yang berlari dari sana dan berhasil meraih tangannya.
"Lepaskan aku," kata Eiji dingin.
"Eiji-kun, aku tau kamu marah sekali sekarang. Tapi, apa kamu mau bicara dengan Naoki?"
Eiji menatap Ichiro tajam. "Jangan sebut namanya di depanku. Aku tidak sudi bicara dengannya. Pengecut sekali, bahkan menyuruh kakaknya yang datang untuk meminta aku bicara dengannya."
Pintu mobil terbuka. Naoki keluar dari sana dan menatap Eiji dengan mata merah.
"Apa kamu mau bicara denganku kalau aku menunjukkan wajahku?" Tanya Naoki dengan suara parau.
Eiji membeku menatap Naoki. Kembali teringat saat dia bersama Chisa dan menyadari kalau selama ini dia bersama Naoki dan dibohongi dengan mudahnya.
Eiji tiba-tiba memukul Naoki tepat di pipinya membuat Naoki mundur dan menabrak mobil belakangnya.
"Eiji-kun!" Seru Ichiro tak terima Eiji memukul Naoki.
Namun Naoki mengangkat tangannya dan tersenyum pada Eiji. "Silahkan, kalau itu bisa melepaskan semua amarahmu. Pukul saja aku."
Eiji kembali memukul Naoki di wajahnya dan perutnya. Ichiro gemetaran saat melihat bibir dan hidung Naoki mengeluarkan darah. Naoki sampai terhuyung tapi Eiji tetap memukulinya.
"Tidak... tidak..." Ichiro mengepalkan kedua tangannya menahan hati melihat Naoki dipukuli di depannya.
"Apa yang sudah kamu lakukan padaku!!" Teriak Eiji dengan berurai air mata.
Naoki berlutut karena pusing dan mencoba menatap Eiji di antara air mata yang menggenang.
"Aku sangat mencintai Chisa! Apa salahku sampai aku harus mengalami ini! Apa salahku Hasegawa!!" Kali ini Eiji menendang Naoki sampai Naoki terhempas ke badan mobil di belakang dengan keras.
"Sudah! Cukup! Aku tidak tahan lagi!" Ichiro memeluk Naoki yang mulai setengah sadar. Ichiro menatap Naoki dengan air mata mengaliri pipinya. Hati dan jantungnya seperti disayat-sayat melihat Naoki yang lebam dan berdarah.
"Naoki, ayo kita pulang. Eiji-kun, maafkan kami. Mungkin dengan maaf tidak akan cukup... aku tidak tau harus bagaimana. Tapi aku tidak bisa melihat Naoki seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Love With The Devil (Yaoi) [Completed]
RomanceIchiro pusing memikirkan adiknya yang berubah menjadi perempuan karena kelakuan seorang Iblis yang dengan mudahnya muncul di depan dia yang tidak siap. dan Iblis itu mulai sering menampakkan dirinya dan menganggu Ichiro. Ichiro yang semula bingung d...