"Katakan padaku! Bagaimana caranya ke pintu gerbang duniamu? Tolong katakan padaku!" Pinta Ichiro mencengkeram kerah baju Feil yang kebingungan.
"Percuma saja. Gien tidak bisa melewati gerbang itu. Apalagi kamu. Kamu harus melupakan Gien. Karena menyelamatkanmu dan jatuh cinta padamu, dia dihukum tidak boleh ke dunia manusia lagi. Tidak ada jalan keluar untuk kalian," kata Feil dengan prihatin.
"Tidak, aku yakin. Aku yakin pasti ada cara agar bisa bertemu dia lagi."
"Aku suka dengan jiwa optimismemu. Tapi kali ini kamu salah. Ichiro. Berhentilah berharap pada Gien."
"Tidaak!!! Aku tidak mau!" Ichiro menangis sambil berteriak dan berlutut memegang kepalanya. "Tolong beritahu aku bagaimana caranya agar bisa bertemu Gien lagi! Aku mohon! Aku mohon!"
Feil mencoba menenangkan Ichiro dengan memegang kedua pundaknya. "Ichiro, maafkan aku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Begitu juga Gien. Kamu harus merelakannya. Surat itu adalah keputusan Gien untuk kalian berdua."
"Tidak... aku tidak mau berakhir seperti ini. Bagaimana agar aku bisa kesana? Apa aku harus mati dulu? Kalau memang tidak bisa bertemu, lebih baik aku mati saja." Ichiro menunduk dengan nafas cepat karena emosinya yang meluap-luap.
"Hei, tolong berpikir lah dengan jernih. Kamu masih memiliki adik yang membutuhkanmu," kata Feil menatap Ichiro yang menunduk. Feil bisa melihat air mata berjatuhan dan membasahi lantai.
"Tolong katakan padaku. Dimana gerbang Gien memasuki dunianya. Aku mohon..." Ichiro menatap Feil. Feil bisa melihat keputusasaan di mata itu.
"Gien... apa yang sudah kamu lakukan... aku yakin kamu tidak akan sanggup melihat Ichiro sekarang ini..." batin Feil dan menghela nafas.
"Kalau aku beritahu, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Feil.
"Aku akan ke sana," jawab Ichiro.
"Kenapa kamu tidak mengerti saat aku bilang percuma saja?"
"Aku tidak peduli. Katakan padaku."
"Semoga aku tidak mendapatkan hukuman karena ini..." batin Feil dan menarik nafas.
"Gunung XX."
"Apa?"
"Bagaimana? Kamu akan kesana?"
"Aku akan ke sana."
"Apa?" Feil menatap Ichiro tak percaya.
Ichiro bergegas meninggalkan ruangannya. Feil berlari mengejar Ichiro yang tidak melihat kiri kanan dan terus berjalan.
"Ichiro! Kamu jangan bercanda!"
"Aku tidak bercanda." Ichiro menelepon pelayannya. "Tolong siapkan tas dan segala perlengkapan mendaki untuk beberapa hari. Saat aku tiba di rumah, semuanya sudah selesai."
"Kamu tidak akan bisa menemukannya dalam beberapa hari. Hanya kami iblis yang bisa menemukannya."
"Berarti kamu bisa menunjukkannya padaku kan?" Ichiro berhenti dan menatap Feil.
Feil terdiam dan menggaruk kepalanya. "Baiklah, aku akan menemanimu. Tapi misalkan kamu tidak bisa menemuinya. Kamu mau kembali kan?"
"Hmm..." Ichiro tidak mengangguk ataupun menggeleng. Feil benar-benar dibuat bingung karenanya.
(Begini, misalnya bingung dengan sistim dunia Gien dan hubungannya dengan bunga itu. Gien pernah bilang ada sidang dan gerbang ke dunia manusia bermasalah. Gerbang yang akan mereka tuju di gunung itu memiliki dua pintu. Satu untuk tempat mengurus iblis-iblis yang bekerja di dunia manusia dan letaknya masih di bumi tapi beda dimensi. Sedangkan dunia iblis yang dimasuki Gien adalah di pintu kedua. Bila masuk ke sana, apa saja yang iblis bawa dari taman dewa akan menjadi abu. Walau ditinggal di dunia manusia seperti bunga itu. Karena kekuatannya tidak sampai ke dunia manusia. Makanya Gien tidak bisa melihat Ichiro lagi dengan matanya. Semoga paham yaa😅)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm In Love With The Devil (Yaoi) [Completed]
RomanceIchiro pusing memikirkan adiknya yang berubah menjadi perempuan karena kelakuan seorang Iblis yang dengan mudahnya muncul di depan dia yang tidak siap. dan Iblis itu mulai sering menampakkan dirinya dan menganggu Ichiro. Ichiro yang semula bingung d...