T W O

3.6K 250 0
                                    

"As always, nggak ngecewain rasanya! Makin saaaaaaayang deh sama kak Wendy, love you, kak!" puji Katie setelah menghabiskan nasi goreng seafood yang dimasak Wendy tadi

Wendy terkekeh pelan begitu mendengar pujian dari Katie, yang notebane-nya sudah ia anggap sebagai saudara perempuan kandungnya.

Lain halnya dengan Jisa, terlihat dari mimik wajahnya yang sedikit memucat setelah menghabiskan sarapannya beberapa menit yang lalu.

Sella yang berada disampingnya merasakan aura yang dipancarkan oleh Jisa sungguh berbeda dari biasanya.

Sella mengusap pelan punggung Jisa, sembari berkata "Gapapa kok udah, si Lisa pingsan kayak biasa kok"

Jisa mengganguk lesu, dan menenggelamkan wajahnya dilipatan tangannya yang ia taruh diatas meja makan itu.

"Masalahnya, itu ada bekas merah dipipinya kayak habis ditampar... Apa iya da penyelusup kesini? Kan enggak..." ucap Jisa yang akhirnya menyuapkan sesendok nasi gorengnya ke mulutnya.

"Tapikan enggak mungkin... Lagian kita semua tidur, kalo iya yang nyelusup kesini cuman mau nampar Lisa ampe mimisan gitu, kayak nggak ada kerjaan banget nggak sih?" jawab Wendy dari depan Jisa.

Semua mengangguk setuju, lalu kembali sibuk dengan fikiran masing-masing.

Suara notifikasi dari handphone milik Sella memecahkan keheningan sejenak, Sella membaca pesan itu dan setelah itu berkata "Gua ajak Wonu aja kali ya kemari? Masalahnya kita belum bener-bener puas sama hasilnya..." jawab Sella yang dari tadi berkomunikasi dengan adik laki-lakinya lewat WhatsApp.

"Iyasih ya..." lanjut Irene yang sedari tadi diam. "Mungkin adek lo bisa bantu kita dikit-dikit. Atau ajak temen-temennya dia juga?"

Sella tersenyum, "Nanti kita cari lagi deh ya pelakunya yang nabok Lisa. Sekarang gue mau balik deluan dulu ya, manggil Wonu"

Sella beranjak dari tempatnya, dan segera meninggalkan dining room dirumah Jennie tersebut. Sekarang hanya tersisa tujuh gadis yang sedari tadi diam, hanya terdengar suara yang ditimbulkan antara piring dan sendok.

Irene terus memandangi Rose yang melihat sarapannya dengan mata yang kosong, dan tak kunjung memakan makannya yang mungkin sekarang sudah mendingin.

Ada rasa penasaran yang irene rasakan, tetapi ia merasa tak perlu menanyakan nya.

Mungkin bicara face-to-face adalah cara yang baik, pikir Irene.

Jam menunjukan pukul 6.11 pagi ini, dan atsmosfer dirumah Jennie pagi ini tak secerah biasanya.

"Ah iya, gua ada kelas nanti siang. Bareng sama kak Wendy sama Jovanka. Kalian mau langsung balik ato gimana?" tanya Jennie seusai membersihkan piring kotor tadi.

"Kalo gitu, ngumpulnya dirumahnya Rose aja gimana? Kan enak tuh luasan buat lesehan kita semua" timpal Jovanka.

"Okedew, gua langsung balik aja ya? Deluan ya" ucap Rose yang terlihat terburu-buru.

Jovanka yang melihat kearah Rose yang sudah menyampirkan totebag miliknya dibahunya dan sudah mengambil kunci mobilnya pun menyahut, "Gue ikut"

Jovanka yang melihat kearah Rose yang sudah menyampirkan totebag miliknya dibahunya dan sudah mengambil kunci mobilnya pun menyahut, "Gue ikut"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔️] PURGE OVERNIGHT || blackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang