!WARNING!
Warning doang.
Ehe.
----------Chapter 6.5
*****
Keduanya saling berdiri di samping, memandang para tamu yang duduk di kursi yang sudah disediakan--meski tidak semuanya kebagian. Lalu pendeta pun datang dan mulai membacakan sumpah sakral untuk kedua insan yang sedang berbahagia ini.
"Silakan diminum arak ini sebagai bagian dari upacara," kata pendeta setelah membacakan doa.
Murasaki membawakan nampan yang terdapat dua cangkir arak. Lan WangJi dan Wei WuXian mengambilnya. Kedua laki-laki itu berhadapan, siap meminum arak tersebut. Wei WuXian masih mengulum senyuman.
Plok! Plok! Plok!
Cangkir yang sudah di ujung bibir terhenti. Alis Wei WuXian berkerut mendengar suara tepukan tangan itu. Begitu keras. Begitu janggal. Begitu... dingin.
"Hahaha! Heh... Status kalian sebagai buronan, tapi masih bisa menikah? Konyol sekali."
Suara itu...
Suara itu!
Wei WuXian dan Lan WangJi membelalak, terkesiap dan tidak bergerak di tempat.
Bagaimana bisa...
"Jiang Cheng?..."
Suara Wei WuXian gemetar hebat. Cangkir arak yang berada di tangannya terlepas begitu saja ketika melihat sosok seorang pria berjalan di antara kerumunan para tamu, melangkah mendekat. Wei WuXian semakin bergetar ketika Jiang Cheng tidak datang sendiri. Di belakangnya, di atas sana, banyak orang-orang yang terbang menggunakan pedang, tamu tak diundang.
Seolah langit bisa merasakan ketakutan Wei WuXian, awan pun mulai berkumpul menjadi kelabu, menghembuskan angin musim gugur yang dingin.
Para penduduk desa yang tidak tahu apa yang sedang terjadi dan pertama kalinya melihat ini hanya bisa bingung, mulai ribut.
"WEI WUXIAN!" teriak Jiang Cheng membuat keributan itu reda seketika.
"Jiang Cheng... Mau... Mau apa kau?" Wei WuXian refleks menggenggam tangan Lan WangJi yang balas menggenggamnya dengan erat.
Jiang Cheng tertawa. Sangat, sangat keras. "Hadir di pernikahanmu. Tentu saja! Aku tidak mau melewatkan momen penting ini."
"Aku tidak menyangka kedua orang yang menjijikkan ini menikah," terdengar suara yang lain.
Wei WuXian menggeram. Ekspresinya mengeras ketika melihat seorang pria berseragam kuning menyusul.
Jin Zixun, sepupu Jin ZiXuan.
"Kalian semua kenapa membiarkan buronan ini hidup dengan damai di sini?!" suara Jin Zixun tidak kalah kerasnya. Ia menatap para penduduk desa yang mulai ketakutan. "Berkerja samalah dengan kami. Bantu kami tangkap mereka dan kalian akan mendapatkan imbalan yang besar."
Wei WuXian bergumam, "Hentikan..."
Tuan Yayoi membalas tatapan Jin Zixun, "Untuk apa kami menyerahkan mereka? Walaupun kami tahu bahwa mereka adalah buronan, mereka tidak terlihat seperti yang rumor katakan. Mereka sudah banyak membantu kami."
Kepalan tangan Wei WuXian mengeras. Sejak kapan?... Sejak kapan penduduk desa tahu bahwa dirinya dan Lan WangJi adalah buronan?
"Dan kalian juga pastinya mendengar rumor bahwa barang siapapun yang menyembunyikan mereka dan berusaha melindungi, akan dihukum mati?--"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Cloud
Fanfiction[TIDAK DIREVISI. HARAP MAKLUM BILA ADA SALAH KATA DAN TYPO] "Berita buruk! Wei WuXian menghilang!" Kurang dari satu hari berlalu sejak pengepungan di Bukit Luanzang, beritanya tersebar luas bahkan lebih cepat dari perperangannya itu sendiri. Sementa...