Chapter 18: Turun Bukit

2.5K 333 20
                                    

Chapter 18

Turun Bukit

*****

Seorang pria Gusu baru saja keluar kediaman Lan WangJi, berpapasan dengan Wei WuXian yang baru kembali dari pasar. Sambil menatap murid sekte itu, Wei WuXian memberi salam padanya, tanpa sepatah kata pun setelah tahu bahwa pria itu tidak tertarik bicara padanya sama sekali atau berlama-lama di tempat mengerikan ini. Setelah pria berpakaian seperti berkabung itu menghilang di balik awan mendung, Wei WuXian masuk ke rumah.

"Lan Zhan, aku pulang." katanya sambil masuk.

"Wei Ying, kau pulang," ujar Lan WangJi yang masih berdiri di dekat pintu utama. Sepertinya dia dan murid Gusu itu tidak berbincang-bincang. "Selamat datang kembali."

Wei WuXian ingin sekali melompat ke pelukan suami tampannya ini, memeluknya dengan gemas dan menciumnya, tapi apa daya? Dia hanya bisa tersenyum. Sembari melirik kertas di tangan Lan WangJi, ia mendekat, "Ada murid Gusu Lan ke sini, ya? Apa yang dia lakukan?"

"Mengantarkan surat dari Xiongzhang," jawab Lan WangJi. "Xiongzhang dan anggota sekte kembali menyelidiki dari mana asal mayat itu. Beberapa desa di Gusu sudah diserang."

Wei WuXian terkejut, "Benarkah? Aku kira hanya di Yunmeng. Kudengar dari beberapa orang di kota tadi, mayat berjalan juga berkeliaran di sekitar Yunmeng. Lan Zhan, kita juga harus menyelidikinya. Jangan biarkan mereka memfitnah dirimu."

"Mn. Mulai besok, aku akan pergi selama beberapa hari."

"Apa maksudmu 'aku'?" Wei WuXian menautkan alis ke atas. "'Kita'. Kita pergi bersama. Aku tidak mau lagi kita berpisah."

Lan WangJi mengangkat sudut bibirnya sedikit, "Baiklah."

Wei WuXian tersenyum setelah suaminya setuju. Dengan pelukan singkat, Wei WuXian segera menuju dapur sambil membawa keranjang belanjaannya.

"Lan Zhan, aku ingin buat ayam panggang ekstra pedas lagi. Kemarin pedasnya kurang terasa."

"Iya," jawab Lan WangJi menyusul langkahnya.

***

Gadis di depan Wei WuXian berbinar ketika laki-laki itu menyerahkan seekor kelinci kecil hitam lembut yang mengenakan pita di telinga padanya.

"Tolong jaga Wortel Kecil dan Apel Kecil untuk kami," ujar Wei WuXian kemudian menyerahkan tali keledai pada gadis itu.

A-Lin tersenyum, "Serahkan padaku. Tapi, berapa lama kalian akan pergi?"

"Tidak pasti. Yang jelas, lebih dari satu minggu."

"Aku mengerti. Berhati-hatilah."

"Terima kasih, A-Lin. Maaf merepotkan."

"Bukan masalah besar. Dengan senang hati aku merawat mereka," A-Lin tersenyum cerah.

Setelah menitipkan dua hewan peliharaannya, Wei WuXian segera menghampiri Lan WangJi yang sudah menunggu di halaman rumah A-Lin. Sebenarnya Wei WuXian tidak mau merepotkan gadis itu, tapi jika Apel Kecil dan Wortel Kecil ditinggalkan begitu saja, siapa yang akan memberi mereka makan dan minum?

"Sudah?" tanya Lan WangJi singkat.

"Sudah," jawab Wei WuXian tersenyum.

Wei WuXian melambai pada A-Lin yang masih di depan rumah sebelum kedua laki-laki itu menghilang dari pandangan. Berjalan beberapa saat menjauhi keramaian kota, Wei WuXian mengeluarkan pedang dari balik jubah hitamnya.

The Dark CloudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang