Chapter 1: Bukit Luanzang

10.9K 955 201
                                    

Chapter 1

Bukit Luanzang

*****

Seorang pria berjalan perlahan menuju sebuah pintu, diikuti seorang murid. Dua orang pria berseragam serba putih dan memakai ikat kepala khas sekte itu menundukkan kepala mereka, memberi hormat sambil serempak berkata, "ZeWu-Jun."

Pria yang dipanggil ZeWu-Jun itu mengangguk, membalas sapaan. Salah satu dari mereka segera membuka pintu tersebut untuk membiarkan pemimpi sekte mereka masuk.

ZeWu-Jun--Lan XiChen, menghela napas sambil menggenggam nampan yang terdapat makanan erat-erat sebelum melangkah lebih jauh ke ruangan di bawah tanah itu. Langkah kakinya bergema di seluruh penjuru ruangan. Setiap melangkah, ia bisa melihat jeruji besi di kiri dan kanan, namun jeruji-jeruji besi itu kosong. Tidak ada siapapun yang berada di dalam penjara pengap dan gelap ini, kecuali satu orang.

Di ujung ruangan ini, di balik jeruji paling akhir, ada seorang pria yang sedang tertunduk menghadap dinding. Pantulan cahaya yang samar-samar masuk mengenai sebagian tubuhnya sehingga punggung yang terdapat luka cambukan itu terlihat cukup jelas dari sini. Luka itu memenuhi punggungnya, melintang kemana-mana berbentuk horizontal, vertikal, menyilang. Jumlahnya mungkin ada sekitar 20 sampai 30. Sangat banyak. Luka itu masih baru dan darah sesekali menetes. Lan XiChen meringis dalam hati. Ia masih ingat bagaimana reaksi adiknya itu ketika menerima hukuman cambuk kedisiplinan tadi pagi.

Tidak ada.

Tidak bereaksi apapun.

Lan WangJi hanya diam, mempertahankan wajah tanpa ekspresi saat menahan sakit yang menghujam tubuhnya berpuluh kali itu.

Sebenarnya Lan XiChen, apalagi paman mereka, Lan QiRen, tidak tega menghukum pria itu. Namun, mengingat apa yang dilakukannya beberapa waktu lalu adalah sungguh perbuatan keji. Ia melawan sektenya sendiri hanya demi melindungi seseorang. Seseorang yang telah berbuat jahat dan salah. Seseorang yang sudah memilih jalur iblis dalam kultivasinya.

Selama dihukum, Lan WangJi tidak peduli seperti apa hukuman itu dan sesakit apa rasanya. Yang di pikirannya dari dulu bahkan sampai sekarang adalah laki-laki itu.

Laki-laki yang sudah membuatnya jengkel. Laki-laki yang sudah membuatnya sesekali tersenyum. Laki-laki yang sudah membuat jantungnya berdebar.

Laki-laki yang sudah dicintainya.

Bahkan rasa sakit di punggungnya tidak ada apa-apanya dibanding rasa sakit di hati saat memikirkan Wei WuXian.

Sekarang dia ada dimana? Apa yang sedang dilakukannya?

"Enyahlah!"

Kata itu terus terngiang-ngiang di telinga Lan WangJi. Awalnya ia pikir, memang lebih baik menyingkir dari Wei WuXian karena laki-laki itu menginginkan ia enyah dari hadapannya. Tapi Lan WangJi merasa perbuatannya salah. Seharusnya ia tidak lakukan itu. Seharusnya ia lebih keras kepala. Seharusnya ia tidak menyingkir dari Wei WuXian. Seharusnya sekarang ia masih menjaganya di Bukit Luanzang!

Lan WangJi benar-benar menyesal, membenci dirinya sendiri yang seperti ini. Jika saja dia lebih berani. Jika saja dia lebih egois. Jika saja dia jujur pada perasaannya sendiri...

"WangJi."

Suara lembut Lan XiChen membuat Lan WangJi tersadar dari lamunan. Lan XiChen yang diam-diam menjulurkan kepala bisa melihat bahwa Lan WangJi sempat menyeka mata sebelum menoleh ke belakang. Mungkin ia menangis. Lan XiChen yakin itu.

"Aku membawakanmu makanan dan obat," kata Lan XiChen sambil membuka kunci penjara sambil berucap pada laki-laki muda yang bersamanya tadi. "Tolong letakan saja obat serta baskom itu di sini dan kau boleh pergi."

The Dark CloudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang