Hening. Satu kata sederhana yang sedang menyelimuti restoran Bintang lima Pallas. Itulah yang terjadi sekarang. Kedua Jenderal besar itu pun hanya terdiam. Menikmati makan siang nya dengan tenang. Sampai-sampai suara seseorang mengintrupsi memecahkan suasana yang ada.
"Maaf mengganggu jenderal. Nona Lalisa telah sampai. " Panglima Pallas itu tertunduk guna menghormati sang junjungannya.
Jenderal Agust menghela nafas lega. Tapi sedetik kemudian dia mengubah raut wajahnya kembali datar. "Bawa dia kesini. " tiga kata yang harus benar-benar dituruti oleh panglima Pallas tersebut berhasil meluncur dari sang jenderal.
"Baik jenderal. " ucapnya patuh.
Panglima Pallas itu pun pamit dan segera melaksanakan titah dari atasan.
Onyx Jenderal Jungkook sama sekali tak lepas dari Jenderal Pallas dan Panglima Pallas itu. Dia terdiam sambil mendengarkan.
"Jangan gugup begitu jenderal. " ucap jenderal agust.
Jenderal jungkook mendengus.
"Terlalu dini kau menyebutku gugup. " balasnya angkuh.
"Terserah kau. " jenderal agust mengangkat bahunya acuh.
"Aku tak mau berbasa-basi. Setelah ini aku akan kembali ke castalla. "
"Kau tak ingin tinggal disini dua sampai tiga hari lagi untuk mengenal calon istrimu? "
"Tak perlu. Bagiku pernikahan ini hanya formalitas hubungan kota kita. "
Jenderal Agust mendengus. "Baiklah. Terserah dirimu. " tiba-tiba jenderal agust mengubah raut wajahnya yang semula acuh menjadi serius. "Ku katakan ini hanya sekali jenderal. "
Alis jenderal jungkook terangkat. "Apa? "
Jenderal Agust menghembuskan nafasnya pelan. "Jangan pernah menyakiti adik iparku. Kau tau? Istriku sangat menyayangi nya. Jika kau sampai kau membuatnya terluka. Aku tak akan segan-segan menyerbu Castalla saat itu juga. " ucapnya datar.
"Yakin sekali kau bisa mengalahkanku. " sinis jenderal jungkook. "Apa kau lupa kejadian lima tahun silam? Apa perlu ku ingatkan lagi. " lanjutnya.
Rahang jenderal agust mengeras. Sialan! Jenderal castalla ini benar-benar membuatnya muak. Tapi dia harus menahannya. Rencana yang telah tersusun matang tak boleh berantakan karena emosinya.
"Sombong sekali dirimu. Jika Pallas tak memberi bantuan Castalla aku yakin seratus persen bahwa tiga bulan dari sekarang Castalla hanya tinggal kota tak berpenghuni. " balas jenderal agust.
Tangan Jenderal Jungkook mengepal. Berani-berani Jenderal Pallas ini membuat nya marah. "Kau---, " belum sempat menyelesaikan ucapannya. Jenderal Jungkook harus melebarkan matanya saat onyxnya bersiborok dengan mata bambi itu lagi.
"KAU?! " Lalisa memandang Jenderal Jungkook kaget. Telunjuknya mengarah tepat pada wajah yang kini sudah kembali datar menatapnya.
Jenderal Agust mengkerut kan dahinya tak mengerti. "Kalian saling kenal? " tanyanya.
"Tidak. " sahut lisa cepat. Bisa berbahaya jika dirinya mengatakan sejujurnya pada kakak iparnya itu.
Berbanding balik dengan jawaban lalisa. Jawaban Jenderal Jungkook sukses membuat mata lalisa melotot ke arahnya.
"Ya. Kami sudah bertemu beberapa kali. " jawab Jenderal Jungkook jujur.
Jenderal Agust mengalihkan pandangannya ke lisa. "Bisa kau jelaskan apa maksudnya itu lalisa? "
Pertanyaan Jenderal Agust terasa mengerikan di gendang telinganya itu. Lalisa meneguk ludahnya gugup. "A--aku tak sengaja menabraknya kemarin. "
"Lalu? " mata jenderal agust masih menyelidik ke lalisa. Sepertinya masih ada yang disembunyikan adik iparnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CASTALLA : The Beginning | Revisi
Fanfiction#1 action series Jenderal Castalla adalah sosok pemimpin yang bijaksana dalam mengatur pemerintahan yang di jalankannya. Akan tetapi, musibah besar menghantui Castalla membuat Jenderal mau tak mau menikahi seseorang yang merupakan keturunan dari kot...