BAGIAN 10

3.6K 541 32
                                    

Jenderal Jungkook terdiam. Matanya masih fokus membaca untai demi untai kata yang tersemat dalam surat peninggalan seokjin. Tangannya mengepal saat mengerti dimana arah pembicaraan surat itu. Hatinya terasa mendidih membayangkan jika apa yang tertulis dalam surat itu benar-benar membuat Seokjin hancur.

Jungkook mengira jika Seokjin telah membuat surat ini sebelum ikut berperang melawan Pallas, lima tahun yang lalu. Yang mana masih menyisahkan luka yang mendalam bagi seluruh penduduk Castalla. Penyerangan tiba-tiba Pallas ke Castalla memang berdampak besar bagi perekonomian Castalla maupun kondisi alam Castalla. Sejak berakhirnya perang. Jenderal Jungkook berusaha semaksimal mungkin untuk membalikkan keadaan. Dan yah, Castalla kembali menjadi kota yang makmur dengan kemiliteran yang ketat.

Jenderal Jungkook tak pernah menyangka jika Komandan Seokjin waktu itu harus gugur karena melawan Jenderal Agust, yang dulunya menjabat sebagai seorang Letnan di Pallas.

Jenderal Jungkook tahu ada yang tidak beres dengan kematian Komandan Seokjin. Komandan Seokjin adalah salah satu Benteng terkuat yang dimiliki Castalla. Jadi ada yang janggal saat Jenderal Agust bisa mengalahkannya dalam hitungan menit.

Jenderal jungkook sadar jika dia harus menyelidiki ini lebih lanjut. Terlebih sekarang Jaehyun sudah menjabat sebagai komandan menggantikan sepupunya dulu. Jenderal Jungkook menunjuk Jaehyun menjadi komandan bukan tanpa alasan. Selain pandai dalam menguasai senjata. Komandan jaehyun juga mempunyai tekad kuat seperti Komandan seokjin. Jenderal jungkook tahu bahwa mereka berdua sangat dekat seperti adik kakak sendiri. Jadi, dengan berbekal keyakinan dalam hatinya jenderal jungkook lebih memilih Jaehyun sebagai komandan baru Castalla saat itu daripada taeyong kakak Jaehyun yang sekarang menjabat sebagai kapten di Castalla.

Jenderal jungkook menghembuskan nafasnya pelan. "Aku tak pernah menyangka jika kau semenderita ini komandan." jeda beberapa saat. "Kau tahu aku selalu akan menuruti kemauanmu. Keluarga ku banyak berjasa padamu komandan. Akan aku lakukan yang menjadi tujuanmu. Tujuan mu adalah tujuan ku juga. " lanjutnya dengan gumaman.

Jenderal jungkook berjalan menuju sisi ranjang. Mendudukan dirinya pelan dan memilih menyandarkan punggungnya dengan kasur empuk itu. Menutup matanya dengan tangan jenderal jungkook menghela nafas kasar.

"Sial! Kenapa aku memikirkan gadis menyebalkan itu." gerutunya tak suka.

"Ingat tujuanmu Jungkook! Jangan mudah masuk perangkap dari iblis semacam Agust." ingatnya pada diri sendiri.

oOo

Lisa melamun dalam perjalanan menuju Castalla. Dia dan Jennie benar-benar berangkat ke Castalla malam hari. Dia tak habis pikir dengan cara pikir kakak iparnya yang selalu berbuat seenaknya untuknya. Lisa selalu bertanya tanya pada dirinya sendiri. Sejak kapan jenderal agust berubah menjadi orang yang arrogant? Setahunya jenderal agust adalah tipikal orang yang tenang dan tak suka ikut campur masalah apapun. Tapi kenapa kakak iparnya itu seenak jidatnya menjadikan dia umpan untuk Castalla? Ah rasanya kepala Lisa ingin meledak. Pallas dan Castalla sama saja. Kedua kota tersebut sangat membuatnya muak. Apalagi para pemimpin yang suka berbuat seenaknya. Seperti Jenderal Agust dan Jenderal Jungkook.

"Lice, apa kau mengantuk? " tanya Jennie ragu.

Jennie cemas saat melihat wajah pucat adiknya. Bahkan Jennie tahu Lisa tak ingin menyentuh makanan sesendok pun. Jujur saja, Jennie takut jika Lalisa kembali sakit. Jennie tak mau lalisa bernasib sama seperti kakaknya Jisoo. Sudah cukup Jennie banyak kehilangan orang yang dia sayang. Dia tak mau lagi merasakan yang namanya kehilangan lagi. Cukup.

Lisa menggeleng sebagai jawaban. Semenjak kematian Jisoo beberapa jam yang lalu. Lalisa tak bisa makan, minum, maupun beristirahat barang sejenak saja. Pikirannya selalu melayang bagaimana nasibnya selanjutnya. Akankah dia bisa menepati janjinya pada Jisoo untuk hidup baik? Ah Lalisa tak tahu dia harus apa. Biarkan takdir berjalan semestinya. Dia tak perlu berusaha untuk merubahnya.

CASTALLA : The Beginning | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang