BAGIAN 13

4.4K 570 79
                                    

Rapat telah usai. Jenderal Jungkook pergi terlebih dahulu meninggalkan ruangan. Kini tujuan Jenderal hanya satu. Kamarnya, dimana disana bukan hanya dia yang mendiaminya tetapi, juga Lalisa. Gadis yang telah secara sah menjadi istrinya dimata hukum dan agama.

Setelah sampai. Jenderal Jungkook tak menemukan presentasinya lalisa. Seharusnya gadis itu tengah di sini menunggunya.

Jenderal Jungkook melangkah menuju kamar mandi mewahnya. Menyusurinya hingga walk in closet tetapi lalisa sama sekali tak ada disana membuat jenderal jungkook geram setengah hati.

Dengan langkah lebar Jenderal Jungkook keluar untuk mencari dimana isteri nakal nya itu. Hanya satu tempat yang terlintas dalam pikiran Jenderal Jungkook. Yaitu rooftop Gedung ini.

Dan benar saja. Lalisa disana, duduk menyender dengan mata yang tertutup. Meresapi semilir angin yang menerbangkan rambut hitam panjangnya. Sesaat Jenderal Jungkook terpaku pada kecantikan istrinya itu. Tapi semenit kemudian dia tersadar dengan tujuannya kali ini.

"Apa yang kau lakukan disini sendirian?"

Pertanyaan dari arah belakang tak mengindahkan kegiatan Lalisa yang tengah menikmati semilir angin. Dia mengabaikan pertanyaan Jenderal besar Castalla itu. Menurutnya pertanyaan Jenderal Jungkook tak perlu di jawab.

Jenderal Jungkook tersenyum sinis. Hingga tangannya terkepal erat. Dia tak suka saat diabaikan. Dan paling anti yang namanya diabaikan. Tapi lihatlah. Gadis cantik ini malah mengabaikan nya seolah-olah pertanyaan tadi tidak pernah terucap dari mulut Jenderal Jungkook.

"Apa begini cara orang tuamu mendidikmu?" tanya Jenderal Jungkook sarkastik.

Jenderal Jungkook melangkah pelan mendekati sang isteri yang mulai membuka matanya. Tatapan tajam yang dilayangkan untuknya sama sekali tak membuat Jenderal Jungkook gentar barang sejenak pun.

"Tak usah membawa-bawa orang tua dalam pembicaraan kita."

Ucapan dingin nan menusuk itu malah membuat Jenderal Jungkook terkekeh sinis.

"Lalu? Aku harus membawa siapa? Bukankah yang mengajari sopan santun memang orang tua?" tanya Jenderal Jungkook sinis.

"Tutup mulutmu itu sialan." geram Lisa.

Jenderal Jungkook semakin terkekeh senang. Dengan gerakan cepat Jenderal Jungkook mencengkeram dagu istrinya erat. Seakan-akan tak ingin melepaskannya begitu saja.

"Pertama, jangan pernah mengabaikanku. Kedua, jangan pernah mengumpatiku ataupun mengumpat di depanku." desis Jenderal Jungkook tajam.

Mata sehitam jelaga malam itu mampu menembus sistem syaraf Lalisa. Tubuhnya membeku seolah-olah tak bisa digerakkan. Ucapan Jenderal Jungkook sangat mempengaruhi gerak tubuhnya seakan-akan apa yang keluar dari mulut Jenderal Jungkook adalah hal mutlak yang tak bisa dibantah.

"Aku tak suka saat mulut manis mu itu kau gunakan untuk mengumpat. Terutama mengumpat pada suamimu sendiri." lanjutnya.

"Bukan urusanmu!" ucap Lalisa. Enggan menatap langsung onyx Jenderal Jungkook.

Jenderal Jungkook semakin mengeratkan cengkramannya membuat Lalisa mau tak mau mendongak menatap Jenderal Jungkook.

"Kau adalah tanggung jawabku nona. Sejak kau menginjakkan kakimu di Castalla, kau adalah tanggung jawabku. Ditambah kau telah resmi menjadi istriku. Aku tak suka kau membantah ucapanku jadi lebih baik turuti semua perintahku atau kau akan menyesal telah terlahir dari rahim perempuan Pallas." desis Jenderal Jungkook. Tangan satunya mendarat dibelakang kepala Lalisa. Mengelusnya pelan seolah-olah Lalisa adalah benda yang mudah pecah.

CASTALLA : The Beginning | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang