Jungkook Achilles dan Lalisa Aglaea telah resmi menjadi sepasang suami istri. Pernikahan kedua insan tersebut telah selesai dilaksanakan. Keduanya kini tengah duduk berhadapan didalam kamar sang jenderal. Sudah duapuluh menit berlalu sejak mereka duduk bersama tapi sama sekali tak ada yang memulai pembicaraan. Keduanya diam, seakan jika mereka berdua membuka mulut maka racunlah yang akan keluar.
Lalisa menghela nafasnya bosan. Pasalnya dia sangat kesal dengan Jenderal besar castalla itu. "Jika kau tak membuka mulutmu sekarang juga. Silahkan keluar dari kamar ku." sinisnya sembari menunjuk pintu kamar dengan dagunya. Kepalanya terangkat layaknya orang paling berkuasa.
Alis Jenderal Jungkook menyatu. Dahinya mengernyit tidak suka. Sedetik kemudian bibirnya membentuk senyuman. Ah tidak, lebih tepatnya sebuah seringai yang menyebalkan saat dipandang mata.
"Apa yang kau harapkan?" tanya jenderal jungkook. "Apa kau menginginkan aku menyentuhmu sekarang juga? Apa kau sungguh tak sabar kita melakukan ritual sepasang suami istri?" lanjutnya dengan seringai yang masih terpasang dalam wajah tampannya itu.
Telinga Lalisa memerah. Begitupula dengan pipinya. Giginya bergelamatuk menahan kesal yang begitu kentara. Tapi bagi Jenderal Jungkook itu suatu hal yang menurutnya lucu? Ah lupakan.
"Berani kau menyentuhku aku tak akan segan menendangmu keluar dari ruangan ini." Ingat Lalisa penuh ancaman.
Jenderal Jungkook terkekeh. "Aku suamimu nona, " ucapnya santai. "Aku berhak atas dirimu. Jiwa maupun ragamu. Itu semua milikku." lanjutnya dengan sinis disertai tampang sombong yang begitu kentara.
Lalisa mengepalkan tangannya erat. Jangan sampai dia lepas kendali dengan meninju wajah tampan di hadapannya ini. Sungguh Jenderal Castalla ini benar-benar menyebalkan. Ingin sekali Lalisa membogem mentah sang jenderal sekarang juga. Biar sekalipun Lalisa menjadi janda.
Alis Jungkook tertaut saat melihat Lalisa mengepalkan tangannya sendiri. Mendadak dia tak suka saat Lalisa menyakiti dirinya sendiri. "Hentikan kepalan tanganmu itu nona, kau bisa menyakiti dirimu sendiri." ucapnya datar.
Lisa tertawa sinis. "Apa urusannya dengan mu? Terserah diriku jika aku melukai diriku sendiri."
Jenderal Jungkook mengeram. Gadis ini benar-benar sulit dikendalikan, pikirnya.
Dengan langkah lebar Jenderal Jungkook mendekati Lalisa yang ada disebrang meja. Setelah tepat dihadapannya Jenderal Jungkook menunduk guna mensejajarkan tinggi badannya dengan sang istri yang hanya sebatas dadanya saja.
Onyx bertemu dengan hazel. Seakan terhipnotis. Mereka menyelami keindahan permata itu satu sama lain. Hanya hembusan nafas yang berbicara ketika mereka saling bertatapan intens seakan tak ada hari esok.
"Sudah aku katakan bukan jika dirimu adalah milikku." ucap Jenderal Jungkook pelan namun sarat akan penekanan didalamnya.
Mendadak jantung Lalisa terpacu karena tatapan tajam dari mata elang disana. Bola matanya bergerak gelisah seakan mencari bantuan dari mana pun. Bibirnya mendadak kelu tak bisa mengatakan hal untuk membuat sang Jenderal jera.
"Dirimu adalah milikku. Apa yang menjadi milikku kau tak berhak untuk menyakitinya." lanjut Jenderal Jungkook.
Tatapannya datar tapi jika ditelisik lebih dalam. Tatapan mata itu memandang hazel Lalisa dengan memuja. Tangan Jenderal Jungkook bergerak menyentuh pipi gembil Lalisa. Mengelusnya pelan membuat tubuh Lalisa bergidik dibuatnya.
"Ini milikku," ucapnya. Tangan Jenderal Jungkook berganti menggenggam kedua tangan lisa. "Ini juga milikku. " Jungkook melepaskan pelan tangan Lalisa. Kemudian merambat ke bibir tebal sang isteri. "Dan ini, "ucapnya dengan sapuan halus di bibir istrinya. "Juga milikku." lanjutnya posesif.
KAMU SEDANG MEMBACA
CASTALLA : The Beginning | Revisi
Fanfiction#1 action series Jenderal Castalla adalah sosok pemimpin yang bijaksana dalam mengatur pemerintahan yang di jalankannya. Akan tetapi, musibah besar menghantui Castalla membuat Jenderal mau tak mau menikahi seseorang yang merupakan keturunan dari kot...