"Kamu...kamu...siapanya Kak Tiar?" Pertanyaan itu langsung melayang, menyentak Thea hingga tanpa sadar dia mundur selangkah.
Thea tak ingin menggubrisnya. Malas. Biarlah Tiar yang menjelaskan. Dia tak mau terlibat dalam urusan percintaan mereka. Thea menarik-narik lengan Dora, memintanya segera hengkang dari hadapan cewek yang sudah buta karena cinta itu.
Mata cewek itu melayang ke badge name-nya Thea. Sedetik kemudian dia tertunduk, memainkan jemarinya lalu kembali menatap Thea. "Ya, Kak Tiar pasti lebih suka cewek pintar." Simpulnya begitu saat melihat sosok di depannya.
Dia pernah mendengar dan membacanya sekilas di majalah sekolah tentang Odithea Wastari, tapi tidak pernah berhadapan langsung sehingga butuh waktu lama untuk mengenali Thea saat melihatnya lewat ambang pintu tadi. Odithea Wastari juga jarang berkeliaran di sekolah, tempat yang paling mungkin ditemukan adalah di perpustakaan, dan Citra jarang ke tempat itu. Meskipun pernah dalam hitungan jari ke perpustakaan, dia tidak perlu tahu siapa si penjaga perpustakaan yang bertugas.
Cewek itu terpuruk. Dia menganggukkan kepala lesuh, bermaksud untuk pamit.
"Citra, tunggu!" Dora mencegahnya saat cewek itu hendak berbalik. "Kamu yakin nggak ada yang aneh? Coba ingat lagi, hal kecil juga nggak masalah." Dora tampak kelimpungan saat raut Citra merah padam menahan emosi. "Oke, maksudnya hal beda dari Cakra akhir-akhir ini. Yang nggak biasanya"
Citra sedang terpuruk. Tak ada celah di benaknya untuk memikirkan kakaknya yang memang aneh. "Kak Cakra itu emang aneh. Dia aneh banget. Hidupnya aneh," tandas Citra sebagai finalitas atas ucapannya dan Dora tidak bisa lagi mengulangi pertanyaan itu.
"Dia adiknya Cakra? Masa nggak khawatir Kakaknya yang nggak pulang?" Thea memandangi Citra yang bergabung dengan kerumunan murid lalu menghilang ke belokan kiri sana. Bahunya kian merosost sejalan dengan langkah yang semakin jauh.
Menyedihkan, pikir Thea. Dia harus memberitahu Tiar bahwa dia berhasil meluruhkan semangat cewek itu. Eh...dia mengernyit heran. Kenapa tiba-tiba sok peduli dengan cewek bernama Citra itu? Biarlah. Biar itu menjadi urusan Tiar. Dia tak punya andil mengurusi keterpurukan Citra.
Dora membuka notes kecilnya yang telah terisi coretan-coretan yang hanya dimengerti dirinya. "Mereka emang nggak deket. Orang tua mereka cerai saat mereka masih kecil. Citra bareng Papanya. Cakra milih bareng neneknya yang tiga bulan lalu meninggal. Nggak tahu apa yang terjadi sampe Citra nggak deket, bahkan lihat sekarang, dia nggak peduli sama sekali kakaknya belum balik-balik." Itulah yang didapatkan dari hasil mencegat Citra agar tidak menerkam Thea.
"Selain itu?" Harap Thea yang didengarnya bukan hanya persoalan keluarga Cakra.
Dora mengangkat kedua bahunya. "Cuman bilang terakhir lihat kakaknya emang tiga hari lalu di perpustakaan. Dia langsung keluar perpustakaan pas kakaknya masuk ke dalam, malas katanya ketemu Cakra."
Fokus Thea tertuju ke hal lain. Waist bag Dora yang setengah terbuka dan notes kecil di tangan Dora. "Mesti ya lo bawa dua benda itu?"
"Mesti! Otak gue nggak secanggih otak lo yang bisa inget lama, makanya gue butuh notes. Gue juga sering lupa nyimpen benda kecil kayak notes gini, nah ini nih fungsi waist bag."
Thea melangkah pelan duluan, harusnya dia tak perlu menanyakan itu. Dora mengikuti sambil mengalirkan ceritanya, "Katanya Cakra emang aneh. Uang jajannya habis buat beli buku. Banyak tumpukan buku di kamarnya—tepatnya di rumah neneknya. Di akhir minggu pasti ngirim paket yang isinya buku ke Citra, kado ulangan tahun Citra selalu buku. Dari kecil dia sering marah-marah nggak jelas kalau Citra ngelipat bukunya." Dora mendengus. Heran. "Kakaknya fanatik buku. Dia ngoleksi segala jenis buku. Tapi nggak tahu dibaca apa nggak. Dia juga sering maksa Citra menyukai buku, dengan cara yang bikin Citra risi, nah sejak itu Citra makin jaga jarak. Dia bahkan..." Dora berdecak sambil menggelengkan kepala. "Bilang kakaknya itu orang nyaris gila. Nambahin kata nyaris, tapi kedengarannya kayak dia bilang 'kakakku adalah orang gila'".
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BOOKISH CLUB [COMPLETE ✔]
Mystery / ThrillerLima murid hilang. Terakhir kali terlihat masuk ke perpustakaan. Terakhir kali aktivitas mereka rupanya mendirikan kembali The Bookish Club. Terakhir kali, dua tahun lalu ketua The Bookish Club bunuh diri.