BAGIAN 9

219 55 0
                                    

Jawaban Bang Rengga cukup menunjukkan bahwa dia tahu banyak. Dia melipat bibirnya lalu mengigitnya, kelepasan berbicara seperti ini yang membuat dua cewek di depannya tidak akan berhenti menyemprotkan ini itu.

"Sampai sekarang Bian nggak bisa dihubungi, Bang." Dora kali ini memohon, yang rupanya cukup ampuh mengubah raut Bang Rengga menjadi pasrah.

"Berarti Danish benar." Thea masih berusaha menekan Bang Rengga karena meskipun rautnya berkata menyerah, mulutnya masih tidak mau membuka. "Lan Cester melakukan plagiat. Novel The Houses itu dikarang oleh orang yang dikenal Bang Rengga, dan orang itu udah meninggal. Lan Cester khawatir sesuatu terungkap, sesuatu yang lain bukan tentang The Houses, lalu dia meminta Danish dan yang lain ketemuan." Thea menutup sementara analisisnya dengan menyuapkan potongan cheese cake di sendoknya. "Aku nggak percaya hantu. Jadi itu dugaanku."

"Kenapa aku bilang Lan Cester mengkhawatirkan yang lain bukan novel The Houses?" Thea melanjutkan, menantang Bang Rengga bahwa kini dirinya tahu sesuatu yang sedang disembunyikan seniornya itu. "Karena Lan Cester lebih mengkhawatirkan Danish yang sudah tahu tentang The Bookish Club. Sama seperti Bondi yang melarang keras Kinan menyebarkan info tentang The Bookish Club, sama seperti Bang Rengga yang sampai sekarang masih menutup mulut, padahal di luar sana adik kelas Bang Rengga entah bagaimana keadaannya. Tiar saja sampai memohon-mohon agar Bang Rengga mau bertemu kami, agar mau membantu kami."

Dora menatap Thea takjub. Mereka bahkan belum mendapatkan kalimat dari Bang Rengga, tapi Thea berhasil merangkai cerita yang terdengar masuk akal. Thea menyadari Dora sedang menatapnya, meminta penjelasan dari dugaannya itu.

"Itu gampang, Ra. Ini tentang buku. Perpustakaan, The Bookish Club, Novel The Houses." Thea menyesap teh. Rangkaian dugaan itu sudah terjalin di benaknya dari semalam. Pertama kalinya, Thea tidak bisa tidur karena memikirkan masalah orang lain. "Dimulai dari sering pergi perpustakaan, entah gimana ceritanya mereka mendirikan The Bookish Club—yang menurut gue, ekskul itu udah lama ada dari dulu lalu mereka mau mendirikannya kembali—dan saat itu mereka menemukan novel The Houses yang gue duga karangan salah satu anggota The Bookish Club yang dulu. Mereka mencari novel itu di goodreads agar bisa diulas, tapi yang ditemukan adalah novel The Houses dengan pengarang yang berbeda. Mereka coba membeli novel The Houses yang lain itu, rupanya isinya persis banget dengan novel yang mereka punya dari The Bookish Club, tapi dengan pengarang yang berbeda. " Thea mengeluarkan ponselnya, kemudian disodorkan ke hadapan Bang Rengga. "Itu profil Lan Cester yang udah nulis lima buku, termasuk The Houses. Profil yang cuman bisa didapatkan dari akun goodreadsnya. Dia nggak terekspos besar kayaknya, cuman beberapa orang yang ngereview bukunya di goodreads. Semua bukunya terbit secara self publishing. Awalnya gue nggak percaya yang dibilang Danish, Ra." Thea menoleh ke Dora. "Penulis seperti Lan Cester kayaknya nggak mungkin melakukan plagiat karena dia terus bikin karya meskipun dugaan gue nggak banyak yang minat sama bukunya. Tapi setelah Bang Rengga bilang penulis The Houses udah lama meninggal, maka bisa jadi dugaan Danish benar. Mungkin si Lan Cester mulai putus asa dan nerbitin novel The Houses yang lebih oke." Thea kembali menyesap teh, lama-lama gemas melihat Bang Rengga makin mengatupkan mulutnya. Tampangnya malah menantangnya untuk bercerita lebih banyak lagi.

"Di kolom komentar goodreads, Lan Cester nggak protes atau nyanggah karyanya itu plagiat. Dia justru nanyain sekolah Danish dan ngajak mereka ketemuan. Bukan meluruskan tentang plagiat itu, tapi menanyakan dari mana mereka menemukan buku itu dan apa yang mereka lakukan di sekolah. Mereka menjawab tentang The Bookish Club. Maka itulah yang dikhawatirkan Lan Cester. Setelah bertemu Lan Cester, mereka jadi aneh, maka dugaan gue adalah Lan Cester menceritakan sesuatu tentang The Bookish Club, yang ngubah sikap kelima cowok itu." Thea memajukan kepalanya, menjawab tantangan Bang Rengga. "Ada sesuatu di perpustakaan, ada sesuatu di balik The Bookis Club, ada sesuatu tentang novel itu."'

THE BOOKISH CLUB [COMPLETE ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang