"Hebat juga nih si Wati," gumam Dora sambil menunduk, memainkan jemarinya di layar ponselnya yang menampilkan ratusan chat di grup LINE angkatan mereka. Luapan kalimat Wati begitu persuasif, mengundang jari-jari para murid melemparkan tanya ini itu, ada juga yang berargumen menyerang Wati dan dengan gaya santai dibalas Wati, tetap diimbuhi kalimat ajakan. Wati masih memegang kendali.
Sebelumnya, Dora memulai dengan pertanyaan mengenai perdebatan Thea dan Kak Ramos. Dirinya langsung girang mendapat resposn begitu cepat dari murid kelas sebelah. Wati belum muncul saat itu, tapi Dora yakin cewek itu sedang jual mahal dulu. Tak ingin serta merta langsung nimbrung, perlu dibujuk, di-mention dulu biar tampangnya tidak murahan ingin dikenal. Akhirnya saat jam pelajaran akan dimulai, tukang gosip itu muncul membawa lagi cerita yang tadi disiarkan pada Ramos.
Tak hanya Dora yang sibuk dengan jarinya di bawah meja. Pak Rudi yang sedang menulis rumus-rumus fisika, membelakangi para murid, maka terciptalah kesempatan besar untuk para murid mengulik informasi dari chat grup. Ketukan spidol di papan tulis spontan mengangkat beberapa kepala, lalu pura-pura menekuni kumpulan rumus dan angka di papan tulis. Pak Ramos yang mulai mencium aroma tidak beres, memberi soal baru yang jauh lebih memusingkan dari soal sebelumnya. Matanya menyapu para murid, berpindah cepat dari satu murid ke murid lain, menebarkan ancaman bila lagi-lagi ketahuan menunduk. Dengan ancaman soal-soal fisika mengerikan, punggung penghuni kelas langsung menegak, semua pasang mata menatap lurus, berusaha memeras otak, mengernyitkan kening untuk menyiratkan mereka sedang benar-benar fokus.
Biarlah murid di sini mulai ketakutan, semoga di kelas lain terutama Wati masih sibuk membahas klub rahasia yang sedang mengancam kelangsungan hidup murid populer. Harusnya keresahan dan keantusian di grup cukup untuk mulai menggiring opini, lalu langkah nyatanya membawa mereka ke drama selanjutnya. Semoga setelah pelajaran memusingkan kepala ini, drama sudah tercipta.
***
Bagai singa kelaparan, dalam sepersekian detik layar ponselnya langsung tertuju ke chat grup yang sudah ramai. Ratusan chat terpampang di sana, tapi tentu butuh waku lama untuk membaca satu per satu di jam mepet yang sebentar lagi diisi oleh guru selanjutnya. Dora langsung menuju chat terakhir dan seketika membuat dia tercengang. Kenapa para murid jadi barbar gini? Mereka bagai netizen ganas yang hobi berkomentar di kolom Instagram artis bersensasi. Wati juga tak kalah heboh, malah mengundang bencana. Dia hendak membalas, tapi deheman Bu Siska yang rupanya sudah masuk dan siap mengajar, memaksanya menyimpan ponsel.
***
Keriuhan di luar memaksa para murid melongokkan kepala melalui jendela kelas. Lirikan pedas, sindiran deheman, ancaman dengan pertanyaan atau soal, bahkan gebrakan keras di meja tidak terlalu ampuh memutus perhatian mereka. Akhirnya beberapa guru memutuskan hengkang duluan, sangat berhasrat menyemprot kerumunan murid di dekat lorong kepala sekolah yang membangun keramaian hingga mengganggu konsentrasi para murid.
Thea segera beranjak dari duduknya setelah mendapat pesan dari Wati, kemudian tak lama muncul gerombolan pesan bernada keresahan dari Dora. Bukan berarti resah itu tertular juga, dia sudah menduga kericuhan itu akan pecah menggetarkan seluruh penjuru sekolah. Ponselnya bergetar, Dora memanggilnya via WhatsApp.
"The, ada apa ini?" sembur Dora langsung yang kemudian kembali diulang mengira suaranya tak cukup menjangkau Thea karena baik di seberang panggilannya dan di belakangnya gabungan suara para murid mengambil alih.
"Kemarin gue udah bilang, pasti ada rencana dadakan. Dan ya ini, rencana dadakannya," jawabnya sambil mencoba meloloskan diri dari kerumunan di tangga menuju lantai dua.
"Iya, tapi ini..." Dora memijit keningnya. Dalam pikirannya hanya akan tercipta drama di chat grup itu, saling sindir di media sosial ataupun paling parah kericuhan di kantin. Namun, ini jelas gila! Mereka langsung menyerbu ruangan Kepala Sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BOOKISH CLUB [COMPLETE ✔]
Mistério / SuspenseLima murid hilang. Terakhir kali terlihat masuk ke perpustakaan. Terakhir kali aktivitas mereka rupanya mendirikan kembali The Bookish Club. Terakhir kali, dua tahun lalu ketua The Bookish Club bunuh diri.