7

5.5K 451 80
                                    

Pesta malam itu usai.

Semua teman-teman jeno dan juga yeeun sudah pulang.

Menyisakan ruang tengah dan meja makan yang cukup berantakan.

Ini terlihat seperti pesta makan daripada pesta ulang tahun.

Yeeun sedang sibuk mempacking semua barang-barang jeno yang akan dia butuhkan di maldives untuk liburan nanti.

Jeno hanya melihat yuan dalam diam diambang pintu kamar.

"Yuan aku ga akan pergi. Kalo kamu sedih kayak gini, lebih baik aku ga usah pergi. Aku bisa telpon yeeun buat batalin liburannya."

"Jen, aku udah bilang berapa kali. Aku gapapa. Jangan buat yeeun kecewa. Dia udah seneng kamu terima ajakan dia. Kalo kamu batalin tiba-tiba pasti dia kecewa banget."

"Terus kamu gimana ? Kamu sanggup liat aku liburan berdua sama yeeun ?."

Yuan hanya diam. Dan jeno kembali mendesaknya

"Jawab yuan!."

"Aku gapapa. Lagian aku mau nginep dirumah mama kan. Daripada kamu ga keurus sendirian disini. Mending liburan aja."

"Ini koper kamu udah siap. Kamu mending tidur deh. Aku juga mau packing barang-barang aku."

"Packing buat apa ? Dirumah mama kan semua barang-barang kamu masih lengkap."

"Kamu tidur ya istirahat. Kamu pasti capek. Besok perjalanan kamu panjang. Nanti nyampe sana kamu bisa kecapean kalo kurang istirahat."

Benar-benar tidak bisa ditebak oleh jeno. Yuan benar-benar perhatian padanya tapi mengapa hati jeno rasanya sakit dengan semua dukungan dan perhatian yuan padanya. Kenapa seakan yuan mendukungnya untuk kembali pada yeeun.

----------------
Siang itu jeno baru saja meninggalkan apart bersama yeeun. Mereka akan menuju ke bandara untuk jadwal penerbangan mereka selanjutnya.

Yuan masih duduk terdiam di sofa ruang tengah sambil menatap lamat kotak kado yang harusnya jeno terima malam itu. Tapi urung dia lakukan.

Cairan bening jatuh dengan bebas dari dalam matanya. Seulas senyum yuan paksakan dibibirnya saat tangannya bergerak membuka penutup kotak itu.

Saat sudah terbuka, tangis yuan yang sedari kemarin ditahannya pecah sudah. Suara tangis yuan siang itu jika terdengar oleh orang lain maka yang akan dirasakan orang yang mendengar itu adalah perih di ulu hati.

Yuan hanya bisa diam dan menahan semuanya. Dia bahkan tidak bisa meminta jeno untuk menolak yeeun.

Kata-kata terakhir yeeun saat jeno mabuk malam itu, sebelum meninggalkan apartnya kembali terngiang dipikirannya,

"Gue janji bakal bahagiain jeno. Tolong lepas jeno pelan-pelan. Janji jeno buat nikahin gue belum hilang. Gue masih liat cincin pemberian gue masih jeno pake sampe sekarang. Cincin yang jadi hiasan kalung jeno saat ini."

Ya memang benar. Jeno sampai saat ini memakai kalung dengan hiasan cincin yang awalnya yuan kira hanya jeno menyukainya, oleh karena itu jeno memakainya. Yuan tidak percaya bahwa cincin itu memiliki makna dalam buat jeno.

Didalam kotak itu terdapat sebuah surat dan,

Yuan menatap kado pemberiannya dengan airmata yang sedari tadi terus menerus tak mau berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yuan menatap kado pemberiannya dengan airmata yang sedari tadi terus menerus tak mau berhenti.

"Maafin mama, sayang." Yuan mengelus pelan perutnya.

Saat sedang melamun, suara bel diapart siang itu setelah kepergian jeno tiba-tiba berbunyi.

Yuan bergegas memperbaiki penampilannya dan berlari ke pintu untuk melihat siapa yang berkunjung.

Apa jeno kembali lagi ? Bolehkan yuan berharap sedikit ?

Saat melihat ke intercom, ternyata jaemin lah yang berkunjung. Yuan pun membukakan pintu dan kemudian jaemin masuk.

"Ada apa jaem ?."

"Jam tangan gue ketinggalan deh disini. Lo ada liat ga waktu beres-beres ?."

"Oh itu jam tangan lo ? Ada dikamar bentar ya gue ambilin."

Yuan masuk kedalam kamar mengambil jam tangan jaemin di meja riasnya lalu keluar dan memberikan jam itu kepada pemiliknya.

"Makasih ya. Gue takut banget ini hilang. Hadiah nyokep gue."

"Iya sama-sama."

"Sepi banget. Jeno masih tidur ?."

"Jeno pergi."

"Pergi ? Terus lo ga ikut ?."

"Jeno pergi sama yeeun."

"Kemana mereka ? Lo ga diajak ?."

"Ke maldives. Liburan. Seminggu."

"Apa ?!!! Lo serius ?."

"Ngapain bohong ? Mau minum dulu ga ?."

"Boleh deh. Capek gue jauh-jauh kesini."

"Bentar ya."

Saat yuan bergegas menuju dapur untuk menyiapkan minuman, jaemin mendudukkan dirinya di sofa dimana sebelumnya yuan duduk menangis disana beberapa waktu lalu.

Mata jaemin memincing saat menemukan sebuah kotak yang terbuka yang didalamnya berisi surat dan tespeck.

Jaemin mengambilnya dan memperhatikan benda itu dengan baik.

Saat yuan kembali ke ruang tengah, jaemin menyambarnya dengan pertanyaan telak,

"Lo hamil ?."

Melihat jaemin sedang memegang tespeck nya, yuan segera meletakkan minuman buatannya ke atas meja dan merebut benda itu dari tangan jaemin.

Namun saat tangannya berhasil sedikit lagi meraih benda itu, jaemin sudah lebih dulu menjauhkan benda itu dari jangkauan yuan.

"Jaemin sini kembaliin. Apasih lo ga sopan banget."

"Gua tanya, lo hamil yuan ?!." Nada suara jaemin mulai naik dengan tatapan tajam mmiliknya

"Kembaliin jaemin!!." Yuan tetep kekeh meminta barangnya segera dikembalikan.

Yuan menyerah mendapatkannya, jaemin terlihat enggan untuk mengalah pada yuan.

Yuan menjatuhkan badannya terduduk dilantai, lalu mulai menangis dengan keras.

"Siapa yuan ? Jeno ? Jeno hamilin lo ?!."

"Jawab gue yuan!!!!." Dengan suara kerasnya jaemin membentak yuan saat itu.

Yuan menengadahkan kepalanya untuk melihat jaemin yang berdiri menatapnya tajam saat itu.

"Tolong jangan kasih tahu jeno. Gue mohon."

"Terus lo maunya gimana sekarang ? Kenapa juga jeno ga boleh tahu ?."

"Biarin jeno sama yeeun. Jangan ganggu jeno."

"Lo ga boleh kayak gini yuan. Ini tuh salah. Yeeun ga punya hak apapun lagi sama jeno. Kenapa harus lo yang ngalah disini ?."

"Gapapa jaemin. Gue gapapa." Yuan masih menangis

"Apa sih yang gapapa ? Gue ga ngerti sama jalan pikiran lo. Apa yang gapapa sekarang ? Coba jelasin ke gue."

"Jaemin...gue boleh minta 1 permintaan sama lo ?."

"Apa ?." Jaemin mengalah kali ini. Mata tajamnya seketika berubah menatap yuan dengan sendu.
Jaemin jongkok menyesuaikan tingginya dengan yuan.

"Bawa gue pergi jauh dari jeno. Gue mohon."

Jaemin menundukkan kepalanya dalam setelah itu menatap mata mata coklat wanita didepannya ini.

Jaemin mengangguk "siapin semua barang-barang lo. Kita pergi."

"Makasih jaemin.."

..

..

..

.

💚💙

Maaf ya kalo ada typo...

[✔] UNEXPECTE | LEE JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang