1

16.3K 704 57
                                    

"Kamu mau kemana ?" Tanya jeno saat dia baru saja keluar dari kamar dengan keadaan setengah mengantuk.

Jeno dan Yuan sudah berpacaran selama 2 tahun belakangan ini dan sudah 6 bulan mereka memilih tinggal bersama di apartement yang jeno beli.

Bukan jeno dan yuan tidak memiliki rumah.
Hanya saja, kedua orangtua mereka saat ini tinggal terpisah dengan mereka. Karena kedua keluarga itu juga setuju akan membuat jeno dan yuan bertunangan saat mereka berdua sudah lulus kuliah nanti, oleh karena itu mereka berdua diizinkan untuk tinggal bersama.

"Aku mau kampus lah. Mau kemana lagi ?" Jawab yuan sambil sibuk memperhatikan penampilannya di cermin besar di ruang tengah apartement mereka.

"Ganti kemeja kamu. Mau kampus atau mau pamer dada ?"

"Apasih jen. Ini kemejanya emang kayak gini. Kancing atasnya desainnya emang gini kebuka dua."

"Yaudah ganti kemejanya aku bilang. Kamu pake baju lain. Biar nanti aku buang kemeja itu." Desak jeno dengan nada dinginnya

"Kamu kenapa sih jen ? Tolong dong jangan kayak gini."

"Kamu yang kenapa ?!! Kamu nunduk dikit aja, itu belahan kamu udah jelas banget. Aku yang jauh aja bisa liat kemeja kamu yang nerawang itu. Kamu gapercaya ? Bra kamu warna merah kan ?!"

Yuan hanya bisa diam melihat sikap posesif dan berlebihan jeno yang semakin hari semakin parah ini.

"Udah ya jen aku udah telat banget. Kita ributnya nanti aja ya tunggu aku pulang."

Saat yuan hendak membuka pintu apartement mereka. Secara kasar jeno menarik pergelangan tangan yuan hingga gadis itu meringis menahan sakit.

"Sakit jeno. Astaga. Pelan-pelan dong nariknya."

"Jangan berani keluar dari pintu ini kalo kemeja itu ga lepas dari badan kamu.!!!"

"Aku mau kekampus jeno. Lepasiiinn dulu!!"

Jeno menarik keras lengan yuan menuju kekamar. Tak membiarkan gadis itu melangkah meninggalkan apartment dengan kemeja yang melekat dibadannya.

"Ganti!"

"Ih yaudah iya ini aku mau ganti."

"Yaudah ganti buruan!."

"Ya kamu keluar. Ngapain masih disini."

"Kamu ganti aja, aku gabakal liat juga. Apa untungnya buat aku liat kek gituan."

"Cih, sok banget. Yang semalam pas tidur tapi tangannya nyampe ke dada aku siapa coba. Setan mesum kalik ya!." Balas yuan sinis sambil membuka lemari mencari baju yang layak (menurut jeno) untuk dia pakai.

"Kamu bener-bener ga mau pergi kuliah hari ini ya ? Aku denger ya kamu ngomong apa.!"

"Yabagus kalo kamu denger."

Jeno beranjak dari pinggir kasur tempat dia duduk sebelumnya. Menutup pintu kamar dengan keras dan menguncinya.
Tamatlah yuan kali ini. Lee jeno tidak akan membiarkannya pergi kuliah tentu saja. Memancing kemarahan lee jeno diwaktu yang tidak tepat.

"Jeno...ka...kamu ngapain ? Kok pintunya di kunci. Ini aku udah selesai ganti baju."

"Kamu mancing aku daritadi kan ? Jangan salahin aku kalo setelah ini kamu bakalan nyesel sama omongan kamu barusan."

"Lee jeno apaan sih. Awas ahh aku udah telat banget. Hari ini aku ada kuis yang ga bisa di skip. Minggir deh. Aneh-aneh aja makin hari."

"Kamu juga belum pernah ngerasainnya kan ?."

[✔] UNEXPECTE | LEE JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang