Chapter 3

4 0 0
                                    

*Annyeong mianhae aku baru up huhuhu maapkeun ya chingudeul sudah 3 minggu terakhir ini kayak unmood gitu loh.... entah kenapa... mianhae 

Happy Reading guyss....

.

.

.

Sementara itu .....

Malam yang tampak terang akibat paparan bulan dan beberapa lampu yang membantu menyinari membuat suasana menjadi lebih romantis.

@Restoran White Cooki

"Tae kapan kau siapkan ini semua?" Gadis cantik bergaun kuning pastel itu menatap sekitar dengan takjub

"tentu ku siapkan sudah sejak lama" mempereun silahkan gadisnya untuk duduk

"wow, jujur saja aku tidak tau kau bisa seperti ini. Sungguh"

"Jesieca, apapun demimu" sembari memanggil pelayan "Kau mau pesan apa? Kau bisa pesan makanan sesukamu"

"aku tidak terlalu tau restoran ini, kau saja yang pilih" Jesieca membiarkan lelaki berambut hitam pekat itu memilih menunya

"benarkah? Apa kau tidak masalah?" tanyanya menyakinkan

"Tentu" jawab Jesieca penuh percaya

Tak lama kemudian pesanan mereka berdua pun datang hidangan yang dipilih oleh Tae kebanyakan berkarbohidrat sedangkan Jesieca ingin menurunkan berat badannya untuk penampilannya di TV

"kenapa Chagi-ya?" tanya Tae yang melihat gadisnya tersebut bingung ingin memakan yang mana "kau tidak suka?" tanyanya lagi "makanya sudahku bilang lebih baik kau juga ikut memesan milikmu sendiri"

"emmm" menggelengkan kepalanya "tidak masalah Oppa aku bisa memakannya sedikit" jelasnya

"sedikit?" Tae yang mendengar kalimat itu terlihat kecewa "sudahlah kita pesan lagi saja makanan kau ingin yang mana?" Tae memberikan buku menu yang masih terletak di samping mejanya tersebut dengan sedikit kasar

"tidak perlu Oppa, kita makan yang sudah dipesan saja" Jesieca baru saja mengangkat garpu dan pisau lelaki rambut pekat itu menyela

"Jes, kita sudah berpacaran cukup lama apa kau tidak mengerti ?" Tae melemparkan pertanyaan yang membuat Jessica terkejut karna ini baru pertama kalinya ia bertingkah seperti ini "aku sangat tidak suka kalau sudah menyuruhku memilih dan ditolak mentah-mentah seperti ini"

"apa maksudmu?" Jesieca mulai tidak mengerti dengan sikap orang yang sedang duduk dengannya ini "aku ? menolak mentah-mentah ?" Jesieca memperjelaskan lagi

"ya, memangnya aku tidak bisa melihat raut wajahmu yang terlihat tidak suka dengan makanan ini?" Lelaki ini sudah memandang Jesieca malas

"sudah ku suruh kau pilih, bisakah kau pilih? Jangan membuatku terlihat bodoh dihadapanmu" nada nya sedikit naik

"kau membentakku?"

"ya tuhan, apa aku membentakmu? Apakah itu dipermasalahkan sekarang?" Tae tidak habis pikir dengan apa yang dipikirkan oleh gadisnya ini

"Tae kurasa kau perlu mendinginkan kepalamu dulu"

"mendinginkan kepalaku? Justru kau yang seharusnya mendinginkan kepalamu, tidak bisakah berpikir untuk mengambil alih yang seperti ini? Lelaki tidak pandai memilih apa yang disukai wanitanya" nadanya yang sudah meninggi 1 oktaf lagi dari yang sebelumnya

"Tae, kau tau semua jadwalku minggu depan aku ada syuting untuk iklan kau seharusnya tau kalau aku mengurangi makanan berkarbohidrat" Jesieca membuka lembaran buku menu

"kau lihat? Ini" Jesieca menunjuk buku menu yang bergambarkan salad dan beberapa daging putih untuk dietnya

"kau tau, aku berdiet hanya memakan sayur dengan potongan dada ayam" Jesieca berdiri dari tempatnya

"kau itu juga artis, kau tau apa yang harus dijaga benar bukan?" Jesieca membereskan barangnya membawa semuanya kedalam satu tas merah "bukankah kita sudah berpacaran cukup lama? Kau tau aku paling benci dibentak?" Jesieca pun pergi sambil menahan tangisnya dari tempat itu meninggalkan prianya didalam sana meratapi kepergian gadis yang dicintainya itu

.

.

.

Take 15

"Suplemen makan ini sangat bermanfaat untuk tubuh dan kebugaran kita" bicara gadis yang berpakaian tema serba hijau tersebut

"CUT!" sang sutradara mendatangi gadis itu "ada apa denganmu hah? Ini bukan main-main Jes! Bisakah kau lakukan dengan benar? Ini sudah take ke 15 , 1 scene saja belum selesai kau kira kita tidak mengejar tengat waktu?" sutradara itu menegur ke 3 kalinya karna akting Jesieca sangatlah tidak seperti biasanya 'BAGUS'

"lakukan lagi dengan benar, kalau memang kau tidak bisa lebih baik kau pulang tidur saja!"

"ne, jeosonghamnida gamdeong-nim"

.

.

.

"Jes, ada apa?" tanya Eun sil memperhatikan sahabat sekaligus partner kerjanya ini tidak bersemangat

"kau sakit? Tidak biasanya" memberikan buah yang sudah terpotong dengan rapi

"ada dicuci lagi?" melihat sahabatnya menawarkan buah kesukaannya

"kau tidak menjawab?" Eun sil memperhatikan Jesieca teliti "masalah cinta?" tanyanya mendadak

"TIDAK" mendadak mengeluarkan suara khas Jesieca

"ada" Eun sil menebak dengan sangat tepat sasaran "Jes, aku ini sudah berteman lama denganmu" menjelaskan sembari melihat tablet "aku juga pernah sepertimu, galau karna cinta"

"hmm" jawab Jesieca singkat padat dan tidak jelas itulah yang dipikir Eun sil

"kenapa? Kau bisa cerita kepada mama Eun sil" menunjukkan keimutan yang dianggap menjijikan bagi Jesieca

"Jijik tau?"

"tidak seru"

Tidak lama mereka berdua saling diam tidak mengeluarkan sepatah kata apa pun sesampai 20 menit berlalu

"Eun sil, apa aku terlalu tidak pengertian" Suara yang dinanti-nantikan oleh Eun sil setelah 20 menit yang lalu

"iya" jawab Eun sil Singkat padat dan mengejutkan bagi Jesieca "lalu apa masalahnya?"

Jesieca pun menceritakan masalahnya dengan sang pacar saat kencannya di restoran

"hmm aku tidak bisa membantu" Eun sil memberikan jawaban yang sangat tidak dinginkan oleh sahabatnya itu "karna ya memang begini masalah pasangan" Lanjutnya tidak ingin dimarahi

"begitukah? Apa menurutmu dia tidak egois?" tanya Eun sil

"tidak sih..." jawabnya pelan "Jes begini aku kalau bicara soal memberi saran percintaan agak ragu karna aku mengurus diriku ini saja saat pacaran ga benar, tapi setiap masalah itu bisa kau selesaikan dengan cara kalian sendiri pikirkan perasaan pasangan, jika kau ada diposisinya mereka bagaimana? Kau akan marah seperti dirinya atau lebih baik dalam menanggapinya ataupun lebih buruk dibanding dirinya"

Suasana pun menjadi hening tidak ada suara diantara mereka tentu yang dibutuhkan Jesieca saat ini adalah ketenangan untuk menjernihkan pikirannya. Setelah perjalanan cukup panjang akhirnya mereka sampai dirumah kesayangan mereka berdua

"Will, kau hari ini sibuk?" tanya Eun sil sewaktu dirinya keluar dari mobilnya

"tidak ada sih" Jawab sang supir, mereka bertiga adalah teman

"aku minta tolong ya" Eun sil mulai membisikkan permohonannya

"okelah demi uang kenapa tidak" William menyetujui permohonan Siel

"mata duitan"

----------------------------------------------------------

-CanAgassi

WIN OR LOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang