Chapter 14

2 0 0
                                    

Happy Reading 

.

.

.

"Eun sil, pulang" mobil putih yang berhenti tepat didepan wanita berpakaian serba hitam itu "masuk sekarang"

'Astaga... sepertinya ini akan sulit' batin Eunsil sembari masuk kedalam mobil milik putih milik Jimmi

"kau... apa yang kau bicarakan dengan temanmu itu?" tanyanya mendadak

"keadaan sahabatku"

"siapa sahabatmu?"

"hantu"

"bisakah kau lebih serius menanggapi pertanyaanku?" Jimmi mengatakan dengan sangat tegas

"aku sudah menjawabnya dengan benar" jawab Eunsil tidak kalah kekehnya

'astaga mahluk ini lebih menyebalkan dibanding Jesieca'

"jika temanmu hantu" Jimmi meminggirkan mobil putih kesayangannya dengan tiba tiba

"hei! Kau ingin mati ya!" Teriak Eunsil saat Jimmi menghentikan mobilnya dengan mendadak

"kau mau aku membantumu menjadi hantu?" Jimmi mendekat secara cepat menatap Eunsil penuh intimidasi yang kuat .

.

.

"BRENGSEK! Seenaknya saja memutuskan" Jesieca melahap buah dimeja makannya "apa dia tidak bisa merundingkannya denganku dulu? Argh! Seharusnya aku sudah mengira saat perasaanku merasa curiga terhadapnya"

"se... sebenarnya dia sudah merundingakannya denganku" ucap Will penuh ketakutan "tetapi, ini demi keselamatan dirimu juga Jesieca"

"memangnya kenapa? Kenapa kau tidak memberitahuku" tanyanya dengan mata melotot seperti ingin keluar dari tempatnya

Klik, Blam

"apa yang dikatakan Will itu memang benar Jesieca" lelaki yang tiba tiba saja masuk kedalam kamar hotel milik Jesieca "jika Eunsil tidak melakukannya, kau yang akan menjadi sasaran empuknya" jelasnya terlihat senduh.

.

"apa maksudmu?" Jesieca terkejut dengan pernyataan dari mulut lelaki yang ia sayangi

"iya, Eunsil keluar dari agensi Jung untuk melindungimu agar tetap diagensi Jung karna jika kau yang pindah keagensi itu, Jung akan mengalami penurunan saham dan Jimmi akan membuatmu seperti robot tentu saja aku tidak mau gadisku bekerja seperti robot" jelasnya

"tapi kalau dilihat dia pria yang lembut, hanya mulutnya saja yang seperti itu dan ku kira memang hanya seperti itu kepada Eunsil" jelas Jesieca menahan malunya saat Tae mengkhawatirkan dirinya

"Jesieca, kau ingat sesudah ia bertemu dengan park dan menuju kerumah sakit?" tanya Will dijawab anggukan oleh Jesieca "ia mencari tahu tentang Park dari beberapa informasi dikantor, Jimmi memang terlihat lembut diluar akan tetapi ia bisa saja menumbangkan orang tanpa mengotori tangannya sendiri ada beberapa dari informan ia bisa membuat orang yang menantangnya mengalami kristis ekonomi hingga menyebabkan orang tersebut depresi dan bunuh diri"

"kalau memang ia tahu soal itu kenapa masih saja berurusan dengan orang itu?" tanya Jesieca merasa bingung

"karna ia tahu kelemahan Eunsil saat ini" Tae memberitahunya membuat Jesieca merasa terkejut sekaligus bodoh "ia tahu, kalau Eunsil memiliki Eonnie yang berada dirumah sakit ?!" Jelasnya

"ba... bagaimana ia bisa tahu?" Jesieca seperti ingin pingsan mendengar seberapa bahayanya orang itu

"aku tidak mengerti, yang kutahu hanya itu... kita harus cari pelakunya untuk saat ini" Tae membanting tangannya diatas meja "kalau saja aku bisa menyakinkan Jung lagi lebih awal... aku yakin kau dan sahabatmu itu baik-baik saja sekarang" ia mengacak acak rambutnya

"Tae - ah..." mengenggam kedua tangan Tae "aku yakin... Eunsil bisa memprediksikan ini lebih awal. Bagaimanapun sekarang kita lakukan apa yang kita bisa kurasa pegerakan kita juga akan diperhatikan jika terlalu mencolok menemui Eunsil, kita hanya perlu hati hati." Jesieca tersenyum senduh tetapi terlihat menguatkan dan tidak menyalahkan apapun tenang, benar-benar nyaman untuk dipandang

"ayolah kalian berdua haruskah seperti ini didepanku?" keluh Wil menatap mereka berdua menjijikan "akhirnya aku tau perasaan Eunsil saat melihat kalian berdua seperti ini, walaupun ia tidak mengatakannya secara langsung padaku tapi bisakah kalian lakukan so sweet an ini saat kalian berdua saja?"

"Wil! Kau inginku bunuh ya!!" teriaknya memukul mukul badan Wil

"ish!" menjauh dari Jesieca "tapi Tae... aku belum menghubungimu untuk datang bagaimana bisa kau kesini?"

"ah.. itu... Yoonjoo Hyung yang menyuruhku memberitahu kalian masalah ini" seketika Tae terdiam "ta... tapi bagaimana Yoonjoo" semuanya terdiam

Sebelum itu...

Sebelum ia bertemu dengan William...

"tumben sekali kau mengajakku bertemu diluar? Kalau penting bukankah bertemu dikantor lebih aman ?"

"untuk urusan ini tidak aman bertemu dikantormu Yoonjoo Oppa" Eunsil tersenyum seperti biasanya "kali ini aku membutuhkanmu Oppa" diikuti Yoonjoo duduk berhadapan dengannya

*****************************************

Urusan apa ya kira-kira sampai ngumpet-ngumpet gitu .
-CanAgassi

WIN OR LOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang