Chapter 16

0 0 0
                                    

Happy Reading 

.

.

.

"em, atau kau yang kalah dalam permainan saingan ini" kalimat ini membuat Eunsil terkejut tidak bisa memberikan komentar "karna kau sudah memasuki persaingan mereka dan lihatlah dirimu sudah mempunyai rencana untuk menyelamatkan dirimu sendiri"

.

.

@apartement

Hari sudah malam sudah cukup melelahkan untuk Eunsil karna setiap kali ada orang yang mengawasinya untuk keluar dari pengawasannya saja sulit esok sudah hari syuting untuk film perdana Yoo Yerin.

"aku sudah selesai kau mandilah" Jimmi menegur Eunsil yang diam saja disofa seperti orang yang tidak memiliki masa depan.

"i.." Eunsil menoleh kearah suara itu berasal ia pun membalikan kembali wajahnya. Panas kata yang pas untuk keadaan saat ini karna baru pertama kali ia melihat lelaki bertelanjang dada

"hei, kau kenapa?" Jimmi menoleh arah belakang mengecek apa terjadi sesuatu di belakangnya ia mencoba menghampiri Eunsil yang tidak menjawabnya sedikitpun dan hanya berdiam disana tanpa melakukan pergerakan "kau kenapa sih?" sentuhnya.

"AAARH!!" Teriak Eunsil membuat Jimmi mundur beberapa langkah "k..kau pakai lah baju dulu baru berbicara denganku!" katanya dengan menutup matanya.

"kau ini kenapa sih? Seperti orang kesurupan!"

"perlukah aku berkata jujur?! memangnya kau tidak peka ?!!!" Eunsil masih menutupi matanya menggunakan tangannya.

"apa sih?" katanya mengenggam tangan Eunsil melepaskan tangannya dari wajahnya, Jimmi terkejut dengan wajah Eunsil yang memerah.

.

Disisi Jesieca

"APA YANG KAU LAKUKAN ???!! SEPERTI INI TAE?!" teriak Jesieca setelah melihat Tae selesai mandi dengan telanjang dada dan bagian tubuh bawahnya hanya dililit handuk saja, terkejut karena penampilan kekasihnya secepat mungkin Jesieca menutup matanya "pakailah bajumu dulu"

"kenapa kau berteriak? Jangan berteriak Jes" Tae mendekat kearah Jesieca yang sedang bersantai disofa "apa kau malu?" godanya "kau yakin tidak ingin melihat tubuh ini lebih lama lagi?" mengambil tangan yang menutupi wajahnya "wajahmu merah sekali chagi-ah hahahhaaha"

BRUGG ...

"aku sudah memperingatkanmu" Jesieca dan Eunsil tidak sengaja menendang Tae dan Jimmi akhirnya mereka meringkuk kesakitan, diwaktu yang bersamaan tapi beda tempat. 

.

.

Hari esoknya Jimmi dan Tae tidak sengaja bertemu saat dilokasi syuting mereka memegang perutnya masing masing menahan kesakitan.

"Jim kau kenapa?" tanya Tae terlebih dahulu.

"aku memelihara Macan tutul diapartemen, kalau kau?"

"kemarin aku masuk kandang singa"

Mereka berdua pun tertawa mengenai kejadian yang menimpa mereka, mereka tetap sama seperti dulu akrab .

"Jim... aku tau apa yang kau lakukan dengan perusahaan Jung" Tae menatap Jimmi lebih intens dari biasanya "aku mohon sebagai sahabatmu, sudah cukup dendam masa sekolah kalian" Tae memohon

"heh" desus Jimmi tersenyum "apa kau kira aku nyaman dengan penderitaan yang kualami? Dia tau aku menderita Tae, kenapa harus dilanjutkan?" tanyanya dengan senyuman kekecewaan

WIN OR LOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang