Last Chapter

1 0 0
                                    

*Annyeong aku mau bilang makasih buat kalian yang baca,komen dan vote FF  ini sampai last chapter ini ya hehehehe. Semoga kalian suka sama ff ini hehehe borahae!!

Happy Reading

.

.

.

2 tahun kemudian....

'Jesieca seorang artis terkenal sukses dengan cafe coffenya' berita yang disiarkan dibeberapa web.

'terletak disekitar daerah gangnam, dengan 2 cabang, tempatnya yang nyaman suasana dengan cahaya warm dengan alunan lagu klasik yang menjadikan tempat ini romantis.

"huh.. berita negativenya kok tidak ada ya?" komentar gadis rambut terurai panjang.

"maksudmu kau ingin aku terus menerus ada berita miring?" bantahnya.

"heol, bukankah kau yang cepat sekali terpengaruh?" gadis tersebut smirk.

"kau jangan menjadi menyebalkan Eun Sil"

"apa aku menyebalkan Jesieca?, oh! Salah Ny pemilik kedai Cafe Coffe ini" ledek Eun Sil duduk dengan secangkir kopi.

"heh, bagaimana kabar eonniemu?"

"baik, sangat baik untuk ukuran dia baru bangun beberapa tahun yang lalu"

"em, suatu keajaiban ia menjadi bangun" komentarnya "seharusnya kau lakukan saja dari dulu"

"kalaupun aku melakukannya dari dulu belum tentu ia bangun bodoh"

"berarti Namjoon Oppa dan Eonnie melaksanakan pertunangannya? Kapan?"

"mungkin 3 bulan lagi, aku malas melakukan fitting baju dengan tubuhku yang seperti sekarang" Eun Sil memegang bellynya yang menumpuk.

"apa yang kau lakukan hingga menjadi seperti ini selama tidak ada aku" Jesieca tertawa.

"berisik!"

"kawan-kawan" dua orang lelaki datang memasuki ruangan yang merupakan tempat manager "bagaimana kabar kalian?" Will mengambil kursi dekat dengan Eun Sil "Sil, menjadi manager sekaligus supirnya merepotkan" keluhnya bercanda.

"apa maksudmu?" Jesieca menatap Will dengan sinis.

"sudah-sudah, chagi-ah aku bawa beberapa cake" Tae memberikan cake.

"ho.. hanya Jesieca yang diberikan"

"tentu! Dia chagi ku" peluk Jesieca dengan manja kepada sang pacar.

"tapi.. ini pertama kalinya kita mengumpul selama beberapa tahun terakhir" Will mengenang.

"ya..." Eun Sil hanya menjawab seadanya sedangkan yang lain hanya memperhatikan.

"tapi Eun Sil, bagaimana kamu bisa menghitung ini semua?"

"entahlah, aku hanya menganggap ini sebuah keberuntungan" jawab Eun Sil "atau memang aku sangat pintar?" lanjutnya dengan nada sombong.

"anak setan! kau membuat aku menjadi depresi tau!"

"tapi akhirnya tidak bukan?" Eun Sil menyeruput kopi yang ada didepannya "tapi untuk ini wil bekerja sangat baik dan berani"

"kalau aku tidak melakukannya dengan bagus bagaimana bisa kau menjalankan ide menyebalkanmu ini" ia mengerutkan dahinya "malah sekarang aku menjadi managernya lagi merepotkan"

"manager dari mana!" Jesieca protes "kau itu hanya perantara antara aku dan Eun Sil!"

"sikapmu protektif sekali" komentar Wil dengan pandangan menjijikan.

WIN OR LOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang