Chapter 4

7 0 0
                                    

*Annyeong hehehehe aku kembali hehehehehe

Happy Reading

.

.

.

Malam romantis tidak tergantung sepenuhnya oleh suasana germelap bulan, malam romantis adalah malam yang diciptakan oleh kedua belah pihak dengan perasaan yang mendalam.

Tetapi beberapa insiden malam romantis bisa dilakukan dengan skenario terburuk sekalipun.

@Rumah kesayangan Sil dan Jesieca

"Sil, Will sudah pulang belum ya?" tanya Jesieca tergesa-gesa

"ada apa? Kau sakit?" tanya Sil kembali

"ayolah..."

"kau mau apa ?" Sil yang tadinya sedang menonton film dengan serunya terpaksa beranjak dari tontonannya akibat keras kepala Jesieca yang tidak mendengarkan "kau ingin bertemu Tae?" Jesieca hanya diam tanpa menjawab pertanyaan satupun, ia pun lekas pergi meninggalkan Sil sendiri didalam rumah yang hangat.

.

.

"Jung... kau mau mengantikan aku tidak?" bicara pria berpakaian serba hitam dengan lantur

"Hyung, kau sudah terlalu mabuk" Jung menjauhkan wine yang terletak tepat didepannya

"aku sungguh jung..." mengambil kembali wine yang telah direbut oleh Jung

"sudahlah kita kembali saja kerumah eoh?" Jung mulai berdiri dan memapah Hyungnya

"Jung... aku tidak bisa kalau seperti ini"

"ayolah Hyung, gunakan otakmu untuk berpikir bagaimana caranya bukan bermabukan seperti ini" Jung mulai sedikit sebal dengan sikap Hyungnya ini, karna yang paling ia tahu adalah Tae memiliki mood yang sangat mudah berganti disetiap sesinya, tetapi tetap bisa berpikir dalam mencari celahnya

"Uuuhekkk"

"Aish Hyung... ini bajuku baru saja dibeli" keluh Jung

.

.

Tok Tok Tok

"Tae! Kau dirumah?"

Tok Tok Tok

"Tae!!! ayolah ini aku Jesieca, buka kan pintu Tae..." Klik, suara bunyi pintu yang akhirnya dibuka tetapi yang membuka pintu bukanlah seseorang yang diharapkan oleh Jesieca "a... aa, maaf apa ada Tae dirumah?" tanyanya kepada seorang wanita yang sudah dapat dibilang berumur dengan rambut lebar dikepalanya ibaratkan mahkota kerajaan yang tidak boleh sampai jatuh kepada penerus yang salah

"kau siapa?" tanya wanita itu melihat jijik Jesieca

"Jesieca..."

"kau? Anak yang dibilang durhaka meninggalkan orang tua nya demi karir?" nyinyir orang tua itu.

"Maa.. maaf maksud anda?" tanyanya memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.

"Kau itu sudah banyak digosipkan tau tentang anak yang durhaka meninggalkan orang tuanya yang kesusahan"

"aku? Orang tua ku baik-baik saja di Daejeon"

"alasan kamu!" bentak wanita tua itu kepada Jesieca "aku tidak sudi anakku bersanding dengan mu yang ada anakku menjadi seperti dirimu yang meninggalkan orang tua demi pekerjaan" menutup pintunya.

WIN OR LOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang