Chapter 21

1 0 0
                                    

Happy Reading

.

.

.

'lilin yang bersinar akan mati jika angin yang meniup atau seseorang yang berusaha meniupnya hingga mati'

@BulgogiBeefPan

"wah... ini katanya tempat yang terkenal" salah satu staff melirik nama toko daging "kita makan ini saja gimana?" katanya.

"baiklah, kita makan disini saja" sutradara menentukan

"hei" sapa Ji menepuk pundak Jesieca "kau murung sekali"

"hehe" jawab Jesieca dengan kekehan "biasa saja"

"dimana pacar sembunyianmu, tidak terlihat" katanya melirik sekeliling tidak menemukan tae membuat Jesieca sedikit khawatir.

"mungkin dia ketoilet" jawab Jesieca duduk ditempatnya.

"em, aku duduk didepanmu saja ya" Ji memutuskan untuk duduk didepan Jesieca "pasti pacar sembunyianmu duduk disebelahmu bukan, maka aku duduk didepan agar bisa menatap dirimu terus" godanya.

"hentikan godaanmu Ji" suara serak mencoba mengancam lelaki yang berusaha mengoda sang pacar "kenapa kau duduk disini? Bukannya bersama teammu saja" Tae menarik kurus disebelah Jesieca.

"em? Bagaimana dengan dirimu sendiri?" tanyanya meledek.

"aku? Aku pacarnya Jesieca!" teriak Tae tidak sabar.

"TAE!" Jesieca meneriaki pacarnya itu "apa-apaan sih kamu! Teriak seperti itu tidak sopan!"

"ha? Kamu menceramahiku?" tae menjadi bingung sekaligus kecewa.

"aish, bukan seperti itu tae" Jesieca mencoba menjelaskan "bisakah kau bersikap sopan kepada orang lain?"

"apa karna dia? Kau membelanya?" raut wajah tae berubah dari sedikit kecewa menjadi sedikit kecewa "aku tidak tau kalau kau sebenarnya bermain dibelakangku" tae kembali keposisinya dan meminum bir yang disajikan oleh pelayan.

"kau menuduhku?" Jesieca juga tidak percaya dengan apa yang dibicarakan pacarnya itu, ia segera bangkit dari kursinya mengambil minuman yang ada dihadapannya segera ia menuangkan kearah tae, dari ujung rambut hingga mengalir keseluruh tubuh "kau kira aku melakukan itu? Apa kau gila? Aku ini pacarmu! Kau sendiri yang bilang akan tetap mempercayaiku!" suaranya yang keluar sangat serak dicampur dari kekesalan yang tidak tertahankan dan akhirnya hal yang tertahan sejak lama akhirnya turun begitu saja melesat dipipi Jesieca.

"je.. jesieca..." tae mulai khawatir karna gadisnya mendadak menangis seperti itu.

"sutradara, aku ijin permisi pulang lebih dulu" Jesieca kembali mengambil jaket dan tas yang bertengger dikursi tempat ia duduk bergegas ia melangkah keluar dari tempat itu dengan terisak.

"Jes!" teriak tae ingin menyusul Jesieca.

"tae! Berhenti!" sutradara menghentikan tae "duduk kembali dan nikmati makananmu"

"paman!" tae memberontak.

"aku disini bukan pamanmu! Aku disini sebagai sutradara!" sutradara bangkit dari tempat duduknya menatap sinis tae "kau ikutlah denganku"

.

.

"sudah ku katakan! Jangan dekati gadis sepertinya! Memangnya kau tidak dengar rumor mengatakan ia meninggalkan orang tua nya hanya demi karir?! bagaimana kalau itu terjadi denganmu tae!" bentak Sutradara menjelaskan.

WIN OR LOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang