Chapter 18

6 0 0
                                    

Happy Reading

.

.

.

"JUNG SUN!!" teriak seseorang mengarah kearah pintu mendekati Jung Sun "memang ya aku meninggalkanmu dan perusahaan ini gampang sekalui hancurnya olehmu" amuknya.

"eh? Hyung?" Jung beranjak dari tempatnya "i..ini bukan seperti yang kau kira" jelasnya sudah berkeringat dingin.

"apa bukan seperti yang aku kira? Kau memecat manager senior?" katanya makin keras.

Klik

"Jung.. aku mau bicara sebentar..." seorang lagi "Wook Hyung ..."

"Tae, bisa bantu jelaskan situasi ini?" menatap Tae Tajam.

Jung Wook adalah Hyung Jung Sun ia dulunya bekerja diagensi setelah Jung Sun lulus ia pindah kembali ke aussie dan berumah tangga disana dengan sang istri. Setelah ia mendengar bahwa perusahaan sedikit goyah ia kembali untuk memeriksanya. Tae menjelaskan apa yang terjadi dan bingung ingin melakukan apa untuk masalah seperti ini.

"em, memangnya bisa ya pindah tangan secepat itu?" tanya Jung Wook karna semua berjalan tidak masuk akal "kalian terlihat seperti pengusaha ababil, bisa bisanya masa lalu dibawa kemasa sekarang" keluhnya bingung dengan kasus ini.

"semua sudah keputusan Eunsil hyung, aku tidak tau apa yang mengancamnya hingga berani pindah begitu saja dan membayar pinaltinya" jelas Jung Sun.

"lalu siapa yang ganti jadi managernya Jesieca?" tanyanya mengerutkan dahi.

"i.. itu" Jung Sun dan Tae saling bertatapan takut akan jawabannya dipenuhi kesalahan "supirnya Hyung"

"ha? Supir? Kalian tidak salah?" Jung Wook terkejut dengan jawaban mereka "kalian ingin membuatku jantungan ha?" Jung Wook mulai berteriak tak tertahankan "kalian berdua sebenarnya ngapain sih?!"

.

.

"haii Jesieca" panggil lelaki yang dapat dikategorikan mantan itu menghampirinya "kau sendirian saja disini? Mana managermu?"

"siapa kau?" Jesieca menatapnya sekilas.

"aish, segitu bencinya kau kepadaku, areum-ah" keluhnya.

"kau tau aku membenci kau! Kenapa masih mendekat?!"

"galak sekali, begini begini aku partner kerjamu loh" jelasnya mengikuti Jesieca.

"lalu? Apa peduliku? Bisa jangan terlalu dekat? selangkah lagi kau mendekat bisa kupastikan kau tidak bisa berjalan selama sebulan!" peringatnya.

"huh... padahal aku ingin memberitahu informasi mengenai managermu itu" lelaki itu berhenti "kalau begitu aku pergi dulu, kau sepertinya kau tidak tertarik dengan penjelasanku" ia baru saja ingin pergi dari sana tetapi Jesieca menahannya.

"beritahu aku" Katanya "beritahu aku apa yang dilakukan Eunsil"

.

"Jes, maaf menunggu lama" Wil menghampiri Jesieca diruang tunggu "parkiran disini mendadak menjadi penuh"

"Wil, apa yang kau sembunyikan dariku tentang Eunsil ?" katanya tidak basa basi.

"eh? Ada apa denganmu? Tidak biasanya?" Wil merasa aneh dengan sahabatnya ini menjadi lebih suram "dia hanya bilang padaku untuk menjagamu sementara ia menyelesaikan urusannya"

"benarkah?" tanyanya penuh intens.

"benar, mana mungkin aku menyembunyikannya" jelas Wil "aku saja takut dengan kalian"

.

@dirumah sakit

"namjoon oppa..." tertatihnya mengambil nafas "aku butuh pertolonganmu"

"Eunsil?" kaget namjoon melihat Eunsil penuh dengan keringat "kau.. tidak apa apa?"

"Oppa, waktuku hanya sedikit membahasnya, aku mohon dengarkan baik-baik" Jelas Eunsil

Eunsil menjelaskan apa yang ingin ia sampaikan kepada namjoon, setelah itu Eunsil meninggalkan rumah sakit.

.

"sudah?" tanya Jimmi melihat Eunsil memasuki mobil milikinya "kenapa kau bekeringat seperti ini? Bau sekali" keluhnya.

"kau hanya memberikan aku waktu 10 menit Jim!" Eunsil tak kalah mengeluh, bagaimana bisa ia memberikan waktu hanya 10 menit untuk menemui Eonnie Eunsil.

"itu sudah cukup, aku sudah menghitungnya" Jimmi mengeluarkan sapu tangannya dan diberikannya ke Eunsil "pakailah, keringatmu bau" mengalihkan.

"apa maksudmu menghitung?"tanya Eunsil tidak menerima Sapu tangan milik Jimmi "kau mengunjungi eonnieku?" tanyanya tidak percaya "apa kau psikopat?"

"jaga mulutmu" Jimmi menatap Eunsil intens seperti ingin melahap seseorang dalam satu gigitan"atau akan ku jahit mulutmu" memberikan sapu tangannya kepada Eunsil "sudahku bilang pakailah, keringatmu bau" lanjutnya membuat Eunsil bungkam untuk melawannya lagi.

.

"chagi-ah kau terlihat tidak sehat" Tae menghampiri Jesieca ditempat ruang tunggunya "ingin ditunda saja?"

"tidak perlu, aku ingin cepat selesai" jawabnya tanpa melihat Tae.

"sungguh?"

"em"

"baiklah, kalau ada apa-apa kau bisa memanggilku" mengecup kening Jesieca sebelum ia beranjak pergi "annyeong chagi-ah"

.

Beberapa saat setelah Tae meninggalkan Jesieca sendiri diruang tunggunya, Ji datang menghampiri Jesieca.

"ho.. ternyata kau tidak melihatku lagi karna dia, sang pemiliki agensi" Ji mendekati Jesieca "seleramu tinggi juga ya"

"bisakah kau diam?" jesieca menatap Ji dengan sanggar.

"kau jahat sekali terhadap mantanmu Jes" Ledeknya ia mendekat dan mendongkakkan dagu Jesieca "kuharap kau menjadi kucing yang penurut"

"lepaskan" menghempaskan tangan Ji yang bertengger didagunya "yang kubutuhkan informasi!"

"hei hei, kau ini kenapa cepat sekali berubahnya. Lebih santailah aku akan memberitahumu setiap informasi yang kudapat tapi untuk saat ini bisakah kita pindah?" senyumnya dibalas dengan tatapan mengerikan dari sang lawan bicara.

.

"Jesieca, kau kenapa akhir akhir ini terlihat suram" tanya Wil mengemudi ketempat syuting.

"tidak ada, harus berapa lama lagi syuting berakhir?" Jesieca melahap buah yang tersedia dimobil "potonganmu tidak bagus Wil"

"mungkin 2 minggu lagi" Wil mengira ngira "aku tau, aku bukan wanita tau" jawab wil bercanda dibalas dengan kekehan "tapi Jes... aku tau ini cukup privasi bagimu, tapi kau akhir akhir ini sering bertemu dengan Ji dan kau selalu berakhir tidak semangat aku takut ia mempengaruhimu" jelasnya mengkhawatirkan.

"aku tau, aku tidak mungkin percaya 100% pada sampah macam dia"

*****************************************

Wowww jesieca judes amat ya seremmm
-CanAgassi

WIN OR LOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang