*Annyeong!! hehehe aku tumben kan up malem-malem gini hehehehe ini kebetulan aja
Happy Reading
.
.
.
"Jesieca..." Eun Sil memandangi Jesieca penuh dengan raut muka takut "sepertinya kali ini kau harus berjuang lebih keras"
.
"SUMPAH DEMI APA INI!!!" Jesieca berteriak saat melihat skenario yang diberikan Eun Sil
"ini cerita apa? Kenapa aku harus bisa melakukan ini tanpa pemain penganti!" jiwa pemberontak yang keluar
"maka itu aku..." Eun Sil menjadi ciut jika salah mengambil langkah dan tidak dapat memperkirakan situasinya
"lalu, aku harus bagaimana?" Jesieca mulai merasa tenang "disini tidak ada pemain peran penganti untuk menghemat beberapa cost itu yang dikatakan Yoonjoo oppa"
"menghemat cost dari mana, ini sama saja membunuhku" Jesieca mengeluh
"atau kau ingin menganti peran dengan Yoo Yerin?" Tanya Eun Sil memancingnya untuk tetap bertahan dengan situasi ini
"ya.. ya tidak juga aku ingin memberikan ini..." Jesieca tampak menjadi ragu
"dulu ku dengar, Yoo Yerin sangat ingin bermain film dengan Tae loh" bisik Eun Sil ketelinga Jesieca "kau yakin untuk membiarkan mereka berdua melakukan adegan seperti ini?" jiwa iblis sedang merasuki Eun Sil
"kau serius tidak membohongiku bukan?" Jesieca memastikan dengan nada super serius dan ada sedikit kekagetan didalamnya
.
.
Hari Syuting akhirnya dimulai, hari yang sungguh panjang dan melelahkan untuk semua team kru.
"ok! Nanti ini scene terakhir untuk hari ini" sutradara memerintahkan
"Make up Make up! semua tolong lakukan touch up"
Setelah semuanya di recover dengan baik scene nya lanjut berjalan.
"stand by, stand by!" sutradara memerintahkan "take 3, ready... action!"
"Hyun-ah!" menampar Hyun-ah "apa maksudmu awalnya mendekatiku lalu pergi saja dengan wanita itu" perempuan berambut hitam legam itu menunjukan aksinya dengan baik. Begitulah Jesieca saat berakting, didalam dirinya memang sudah terlahir bakat seperti ini.
.
.
"bukankah mereka berdua bekerja sangat baik?" kalimat yang mengejutkan Eun Sil saat memandang sahabat sekaligus partnernya bekerja didepan sana.
"Jung oppa" jawabnya melirik sedikit untuk memastikan dengan siapa dirinya berbicara.
"Jesieca terlihat berbeda jika sedang didepan kamera, aku sangat mengaguminya tetapi juga sedikit cemburu dengannya"
"em? Apa?" Jung terkejut dengan apa yang keluar dari mulut kecil gadis itu bertanya untuk memastikan dirinya tidak salah dengar.
"iya, aku sangat mengaguminya tapi juga ada kecemburuan dengannya" Eun Sil menjelaskan kembali.
"siapa yang tidak cemburu jika melihat dirinya yang sudah perfect secara fisik, tetapi juga perfect dalam hal ini bukankah ini berkat?""tentu saja" Jung mengenggam tangan Eun Sil.
"kau jangan begitu, pekerjaan seperti dirimu dibelakang panggung juga sangat mengagumkan" Jung mengangkat tangan Eun Sil yang lebih kecil dibanding tangannya.
"aku mengagumimu Eun Sil" Eun Sil menjadi tersipu malu dan melepaskan tangannya dari genggaman Jung.
"te.. terima kasih" jawab Eun Sil dengan wajah yang memerah.
"Jung..." suara lelaki yang terdengar familiar "sedang apa kau?" menghampiri mereka berdua, sesaat Jimmi melihat Eun Sil ia menjadi jengkel.
"wanita pengoda? Jung, kau ... kenapa dengan wanita pengoda?" tanya nya penuh penindasan.
"Jim, bukankah itu sedikit keterlaluan memberikan julukan seperti itu?" Jung membela.
"heh, kau membela dia?" Jimmi mendesus.
"walaupun ia karyawanmu setidaknya ajarkan dia agar tidak mengoda semua pria, sehingga mengoda diriku juga sekarang mengoda dirimu" Jimmi mencoba membuat rusak suasana.
"Jim..."
"Mr Park, bisakah anda sedikit diam? Disini sedang ada syuting lebih baik anda persiapkan Yerin untuk besok dirinya syuting" tegur Eun Sil tidak tahan dengan penghinaan lelaki bermarga Park ini
"wow, galak sekali" Jimmi memberi tanggapan akan sikap Eun Sil "kalau kau galak seperti ini, sepertinya aku bisa menitipkan Yerin padamu"
"Jim, apa apaan kau ini" Jung memprotes
"ayolah Jung, Yerin tidak ada manager, hanya asisten" Jimmi menyangkal
"Sunbim itu hanya asisten disuruh-suruh saja, ia tidak bisa bekerja sebaik dirimu Cha Eun Sil ..." Jimmi mengeja namanya dengan sangat lambat tetapi tegas dan menatap Eun Sil dengan penuh kemenangan
"tapi jangan Eun Sil juga, dia sudah kesusahan untuk mengurus satu artis apalagi dua Jim, jangan menambah pekerjaannya" Jung berusaha membela
"bukankah kau habis memujinya?" Jimmi menunjukkan smirknya kepada Jung dan beralih kembali kepada Eun Sil
"apa hanya itu saja kemampuanmu sebagai senior manager diagensi temanku ini?"
.
.
"BRENGSEK KAU!" teriak Jesieca "aku tidak tau kau akan berkhianat! Aku membencimu!" Jesieca pergi meninggalkan tempat itu dengan menangis.
"OK! CUT! Good Job Jesieca! Kau memang berbakat" Sutradara memberikan pujian "baiklah sekarang sudah selesai, kalian bisa istirahat besok akan kita lanjutkan" perintah Sutradara kepada semua krunya.
Sil mendatangi Jesieca dan memberikan handuk kecil untuk mengelap keringat yang tersembunyi disisi belakang rambutnya, selesainya Sil menuntun Jesieca untuk kembali kedalam ruang tunggunya.
"Jes, kau mau minum apa? Orange jus or Lemon Tea?" tanya Eun Sil.
"Orange Jus" jawab Jesieca mengibaskan kipas kearah dirinya.
"ini" Eun Sil memberikan "kau bekerja sangat baik Jes" Eun Sil memuji.
"iya"
Jesieca sedikit terdiam saat itu tidak lama setelah itu ia membuka sebuah pembicaraan lagi
"kau, apa yang kau lakukan dengan Jimmi dan Jung? Bukannya kau bilang sudah tidak ingin berhubungan dengan Jimmi maupun perusahaannya?" tanyanya
"apa maksudmu?"
"kau jangan berbohong atau akan kupotong lidahmu" ancam Jesieca
"kau berani memotong lidahku? Saat itu juga aku akan memutilasi badanmu itu" jawab Eun Sil tidak kalah mengancam lebih kejam. Sedikit ada keheningan setelah itu "dia hanya melakukan sebuah tanda berbaikkan karna telah menyiramku dengan wine" Eun Sil menjelaskan "puas?"
"em, baiklah" Jesieca mengambil minum dari tangan Eun Sil "besok aku ada scene apa? Aku harus berlatih"
"ini" Eun Sil memberikan naskah yang sudah dirinya copy dari awal "kau bacalah dulu nanti kau improve sesuai dengan karakternya" saran Eun Sil
"tapi karakter ini sedikit aneh" Jesieca memberikan tanggapannya mengenai karakter didalam wanita yang ia perankan
"aneh kenapa?" tanya Eun Sil memastikan
"entahlah, walaupun hari ini aku sudah bekerja dengan baik tapi aku merasa ada yang sedikit salah, tapi aku tidak tahu apa itu. Hatiku terasa sedikit gelisah" Jesieca menatap Sil penuh dengan kebingungan "maafkan aku tidak mempercayaimu tadi Eun Sil"
'iya, maafkan aku juga Jesieca'
************************************************
Huhh.... kenapa pada minta maaf?
-CanAgassi
KAMU SEDANG MEMBACA
WIN OR LOSE
FanfictionIni cerita tentang kisah perjalan hidup 2 orang gadis yang sudah sukses tapi kehidupan mereka tidak semulus karir mereka masing-masing. Percintaan? Pertemanan? Keluarga? Tapi dengan kesabaran dan kekuatan persahabatan mereka layaknya saudara, kedu...