Senyaplah sejenak.
Kau tak dapat merasakan tenang dalam dirimu.
Acuhkan riuh-riuh itu untuk sejenak.
Kemarilah, minumlah secangkir teh atau kopi bersamaku.
Kau terlalu lelah berlari, bukan?
Kau terlalu lelah memikirkan segalanya, bukan?
Kau lelah menghimpun sepi itu sendiri, bukan?
Seolah isi kepalamu tak pernah senyap dari riuh.
Kau tak harus membawa segalanya sendirian.
Kau bisa membaginya.
Malam-malam panjang kau habiskan memikirkan masa depan.
Dan kesuraman hari ini.
Murung, sepi dalam hati, kecamuk dalam kepala, namun kau coba tetap kuat.
Bibirmu, sorot matamu tak mengatakan apapun.
Kau berpikir tak ada yang perlu diperjelas.
Bagimu, itu semua sudah jelas dalam dirimu. Yang mati-matian kau tahan dan kau himpun.
Sesuatu yang kacau hanya dalam sejenak padahal kau telah membangunnya sejak berlama-lama yang lalu.
Senyap, senyapkan kepalamu.
Hatimu tak harus terus-menerus mengerang, berteriak.
Tenangkan ragamu, kendalikan dirimu.
Kau harus ingat bahwa memang ada hal-hal yang diluar kendalimu.
Tidak apa-apa. Itu tidak apa-apa.Kamis, 12 Maret 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenggal Rasa [Complete]✓
PoesíaKumpulan Sajak. Kamu ingin mengatakan sesuatu tapi lidahmu kelu? Apa terkadang kau mengakhirinya bahkan sebelum memulainya? Maka kamu bisa membaca ini. Karena ini adalah .. Kata tentang rasa yang kadang memang tak bisa diucapkan dengan suara. Mungk...