Perihal dulu, apa yang sering kau bicarakan?
Aku ingat betapa kuatnya kau kala itu, menghadapi kenyataan.
Air mata itu mungkin adalah saksi bisunya.
Aku tak bisa membayangkan sekelabu apa hari-harimu kala itu.
Perihal luka, selalu kau tutupi dengan tawa.
Seolah kau ingin sejenak hilang ingatan dari apa yang terjadi sebenarnya.
Lalu setelah kehilangan, dunia yang baru datang.
Aku ingat sekali pernah melafalkan nama panjang itu dibawah naungan mendung.
Dunia baruku.
Rumah baruku.
Dunia barumu.
Rumah barumu.
Berlarian seolah tak sabar menunggu hari esok.
Menanti masa depan yang entah bagaimana.
Lalu kini, semuanya berserakan.
Kepingan-kepingan dari apa yang telah pecah, dan kenangan-kenangan.
Serpih yang memudar.
Tak pernah bisa benar-benar mengucap selamat tinggal.
Selalu bersikukuh, ini yang harus dipertahankan.
Padahal perihal kehilangan, siapa yang tahu?
Padahal pada akhirnya kita harus merelakan yang sudah berlalu.Senin, 23 Maret 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenggal Rasa [Complete]✓
PoesíaKumpulan Sajak. Kamu ingin mengatakan sesuatu tapi lidahmu kelu? Apa terkadang kau mengakhirinya bahkan sebelum memulainya? Maka kamu bisa membaca ini. Karena ini adalah .. Kata tentang rasa yang kadang memang tak bisa diucapkan dengan suara. Mungk...