Part 5 : Tidak Tau

523 45 1
                                    

"Yuk pulang" ajak Tari saat melihat Feby menghampirinya.

"Lo nonton kan?" Tanya Feby curiga.

"Jelas" jawab Tari dengan semangat.

"Gimana seru kan?"

"Banget" apalagi gue bisa depet dua puluh ribu, tau gitu gue dagang minuman deh. Sambungnya dalam hati sambil terkekeh.

Feby menatap aneh sahabatnya itu, tersenyum senyum tanpa ada hal yang lucu. Feby mengulurkan pungung tangan nya ke dahi Tari, tidak panas.

"Lo kenapa sih Tar, gak sakit perasaan" tanya Feby, dengan kesal Tari menghentakan tangan yang masih menempel di dahinya.

"Gak kok, ayok pulang. Entar di marah lagi sama bang Billy" ajak Tari kembali, ia melangkah meninggalkan Feby sendiri.

"Tuh anak kenapa mendadak bahagian begitu" guman Feby segara menyusul Tari.

***
Baru hendak membuka pintu, Tari di kejutkan dengan suara dari arah belakang.

"Permisi dek, ini rumahnya Billy kan?" Tari mengerutkan dahinya melihat seorang wanita lebih tua darinya, bisa di perkirakan mungkin seusia abang nya.

Tari menelisik penampilan gadis itu, Tari dapat menyimpulkan cewek ini salah satu pacar abang nya. Atau lebih parahnya mantan Billy yang tidak terima di putuskan.

Tari bukan tanpa sebab menyimpulkan hal itu, soalnya sudah tidak dapat di hitung cewek yang mengaku ngaku pacar abang nya itu. Tari bahkan jengah akan itu.

"Pacar nya bang Billy? Atau mantan nya? bang Billy belum pulang" jawab Tari dengan ogahnya.

Cewek itu mendelik terkejut, "ogah banget gue pacaran ama Billy" gumamnya yang masih di dengar Tari.

"Nih gue kembaliin jaket abang lo, udah gue cuci sesuai kemauannya" tambahnya sambil memberikan jaket berwarna merah itu.

"Huu pacar? Amit amit" ucapnya lalu pergi dari sana.

Tari menatap tidak percaya dengan cewek itu, baru kali ini lo ada cewek yang gak mau pacaran dengan Billy. Setaunya abang ya itu, salah satu makhluk terganteng di muka bumi.

Lagian sejak kapan Billy mau memberikan barang miliknya ke orang lain, Tari menatap curiga kepergian cewek itu.

"Wah ni ceritanya bag Billy lagi pdktan ama cewek" ucapnya sambil terkekeh, pangalaman langkah ini mah.

Tari yang hendak masuk kedalam rumah di kejutkan kembali dengan suara motor milik Billy.

Gadis itu menunggu Billy memarkirkan motor merah itu, Billy dengan santai berjalan menghampiri adiknya.

"Buat gih" ujarnya menyerahkan bungkusan, biasanya siang begini abangnya itu membawa makanan. Tari mengambilnya, gadis itu segera masuk saat melihat Billy masuk terlebih dahulu.

Cowok itu merebahkan tubuhnya di kursi rumahnya, lalu Billy menutup matanya dengan lengannya. Dapat di pastikan dalam hitungan menit ia akan tertidur. Sebelum membuat makanan, Tari segera meletakan jaket di meja samping Billy.

"Bang tadi ada cewek ngasi jaket, aku taruh sini" ucapnya memecahkan suasan. Tanpa menunggu jawaban Billy, Tari meninggalkan tempat itu, dia tidak mau mengurusi urusan abangnya.

Ia membuka bungkusan itu lalu, mengambil mangkuk. Dan segera menuangkan bakso itu ke mangkuk.

Sebenarnya ia dapat memasak sediri, tapi sepertinya abangnya itu terlalu baik padanya. Cowok itu selalu pulang membawa makanan, mungkin Billy tidak akan tega jika adiknya ini harus memasak dalam keadaan lapar.

Kisah MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang