Part 22 : Billy

323 29 2
                                    

Peran utama tidak selalu jadi pemenang.
-LadyPen-

______________________

Gedung yang awalnya tempat berpesta itu mendadak berubah menjadi tempat tawuran. Suara adu pukul terdengar mengelilingi mereka, salah satu cowok itu memberi bogeman pada orang yang mendekatinya.

Billy menendang pria di depannya, tubuhnya dengan gesit menghindar saat ada yang memberi pukulan.

Bugh
Bughht

Billy menyikut lawanya lalu memberikan tendangan nya, cowok itu tampak ahli dalam hal bertarung.

Tampak anggota Wemonster berdatangan semangkin banyak, seseorang memberikan bogeman pada lawanya. Billy sempat terkejut melihat lawan di sampingnya terjatuh, namun itu hanya sesaat saat ia melihat Gio yang melakukanya.

"Bil, lo masuk susul Aris. Biar gue yang ambil alih di sini" ujar Gio panglima kedua di gengnya, dia bahkan lebih tua satu tahu dari nya.  Billy mengangguk lalu dengan sesekali memberikan tendangan atau bogeman pada lawan yang menghadangnya.

Setelah melewati kerumunan itu, Billy akhirnya masuk kedalam gedung itu. Dengan berlari ia menaiki tangga menuju lantai dua, terlihat Aris yang di serbuh pasukan lawan.

Billy langsung menendang lawanya hingga tersungkur, cowok itu langsung mendekati Aris saat ada celah. Kini posisinya Aris dan Billy saling membelakangi dengan di kelilingin pasukan Wemonster.

"Dimana darma?" tanya Billy setelah memeberi bogeman pada orang yang mendekatinya.

"Cari ruangan yang ada tulisan gudang, di lantai bawa" jawab cepat Aris lalu menyerang lawanya dengan membabi buta.

Billy segera memukul cowok yang menjadi lawannya, hingga cowok itu terjatuh. Billy segera berlari menuruni tangga, ia terjatuh saat di tangga terakhir. Seseorang memberikan bogeman padanya, Billy memegang pipinya lalu menatap tajam pelaku.

"Sialan" Billy langsung membalas dengan bogeman. Cowok itu menarik salah satu kaki lawanya, hingga terjatuh. Billy memukul kaki yang ia pegang itu dengan siku tangannya. Membuat lawanya mengerang kesakitan.

Melihat lawanya sudah tak berdaya, Billy melangkah kembali mencari gudang di gedung itu. Billy menerjang pria yang menghadang nya.

Bugh
Bugh

Billy dengan mudahnya memberikan bogeman dan tendangan, ia berlari memasuki lorong di gedung itu. Gedung itu terlihat kecil dari luar, tapi entah mengapa terlihat luas jika telah masuk kedalamnya.

Mata Billy menatap tajam setiap pintu yang ia lewati, hingga mata hitamnya menangkap pintu yang bertuliskan gudang. Cowok itu mengambil ancang ancang lalu menendang pitu itu.

Braakkk

Pintu itu ambruk, membuat yang ada di dalam menatap tajam Billy. Ruangan itu hanya menampilkan tiga laki laki, duanya menatap tajam ke arah Billy. Sedangkan cowok satunya dengan santainya menghisap rokok, tanpa sedikit terganggu.

Billy menatap ketua Wemonster itu, matanya tajam seolah menusuk kejantung cowok yang di pandangi.

Darma membuang putung rokok di tangannya, ia menatap Billy dengan seringai di bibirnya. "Palingma tempur he?" ejek nya.

"Kenapa lo bawak bawak adek gue brengsek" bentak Billy, laki laki itu benar benar emosi saat teringat wajah sedih Tari.

Darma memutar kedua matanya, seringai nya tak luntur di bibirnya. "Gue gak maksud buat bawak adek lo, tapi... adek lo lumayan lah" Darma menyunggingkan bibirnya, semangkin lebar.

Kisah MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang