Part 13 : Badboy and Playboy

412 40 1
                                    


"Lo tuh jadi ngajarin gue gak sih?" Protes Tari, gimana gak protes jikalau Aris sedari tadi menuduhnya. Mana tuduhannya tidak enak di dengar, masa cowok itu menuduhnya baper dengan kelakuan cowok itu.

"Gue niat ngajarin siapa aja, tapi kalok yang gue ajarin protes terus sih gue ogah" ujarnya.

Dengan merendam kekesalannya, Tari menatap Aris dengan tampang memelas.

"Ris lo gak kasian gitu ama gue, entar nilai gue merah gimana" rayuan Tari rupanya berhasil. Memang Aris itu selalu lemah dengan rayuan manis dari seorang Tari.

"Yaudah, kita mulai" Tari dengan semangat memegang bola dengan posisi yang diajarkan Aris tadi.

Untuk kedua kalinya dalam sehari, Aris memegang bola oren itu dari arah belakang tubuh Tari. Berusaha fokus, tapi Tari  tetap terusik dengan kedekatan mereka.

Bahkan Tari tidak mendengar apa yang di jelaskan oleh cowok di belakangnya ini, pikiranya benar benar buyar.

"Sekarang lo lempar" Tari yang sedari tadi tidak mendengarkan, terkejut dengan arahan Aris.

Aris mengerutkan keningnya melihat Tari tidak melempar bola itu, "lo dengerin gue kan tar?"

"I-iya denger kok" dengan tutunan Aris, Tari melempar asal bola itu.

Tanpa di duga, bola itu dengan mulus masuk kedalam ring. Sontak cewek berambut hitam itu bersorak hebo.

"I-itu, itu gue kan ris?" Susah payah Tari mengepresikan dirinya, sunggu cewek itu senang luar biasa.

Bertahun tahun, baru kali ini ia berhasil memasukan bola kedalam ring. Walaupun itu dalam jarak dekat, tapi itu tetap membuat cewek itu senang.

"Itu elo barusan kok, gampang kan?" Tari mengangguk, tiada hentinya cewek itu tersenyum.

"Makasih ris, gue seneng banget sumpah" cewek itu masih melompat lompat senang. Aris terkekeh melihat kelakuan Tari, padahal cewek itu baru sekali memasukan bola kedalam ring. Apalagi itu di bantu olehnya, tapi lihat sekarang cewwk itu senang nya luar biasa.

"Ngapain lo kesini?" suara itu mengagetkan dua orang yang masih di kelilingin kebahagian.

Keduanya menoleh ke belakang, Tari mengerutkan dahinya melihat seorang cowok yang tak ia kenali.

Tari menatap terus cowok itu, tanpa sadar Aris sudah mengambil tasnya yang tergeletak di lapangan. "Lo pulang yah, kita lanjutin besok" ucap Aris sambil menyerahkan tas hitam itu.

Tari yang masih bingung, mengambil tas itu. "Gue bicara sama elo, Ris" ucapan cowok yang tak dikenal itu membuat Tari tambah bingung.

Ni cowok kenal Aris batin Tari berbicara, kini Tari menatap Aris yang memasang wajah datar kental akan permusuhan.

Tanpa menjawab pertanyaan cowok itu, Aris menarik lengan Tari untuk pergi dari sana.

"Mau lo bawak kemana, anak didik gue" Aris memberhentikan langkahnya saat mendengar kalimat itu.

"Bukan urusan lo" cetus Aris.

"Bukan urusan gue? Tari itu anak didik gue. Pak Vano sendiri yang nyuruh gue" balas cowok itu.

Tari tau sekarang, cowok ini yang di suruh pak Vano untuk mengajarinya basket.

"Gue yang akan ngajarin dia, gue akan ngajuin itu ke pak Vano" ucap Aris.

"Gak bisa gitu! Tari, ikut gue" Tari bingung dengan ini. Tari melirik tangan Aris yang masih menggenggam lenganya, "gak usah dengerin dia tar, kita pulang" kata Aris yang tak menerima penolakan.

Kisah MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang