Ini tentang usahaku, usaha untuk melupakan seseorang dimasa lalu.
Hal yang paling aku benci adalah melupakan semua tentangmu. Melupakan berarti hilang semua rasa yang dulu pernah tumbuh. Semua perhatian yang ku buat untukmu. Tapi hati diciptakan bukan untuk disakiti. Oleh karena itu, aku memilih untuk memutuskan pergi, walau bukan itu yang aku inginkan.
Pergi bukan berarti membenci. Aku pergi menunggu untuk dipertemukan kembali.
Dipertemukan dengan rasa melepaskan. Melepaskan rindu yang tengah membara. Melepaskan rindu tanpa harus berfikir kau akan pergi. Dan membiarkanku rindu kembali.
Aku pergi untuk beristirahat sejenak, mengistirahatkan sejenak hati yang terluka, pikiran yang kian penat oleh pertanyaan yang bermunculan tentangmu, tapi tak pernah terjawab.
Aku benci dengan melupakan, karena itu menyakitkan. Bukankah cinta tak pernah salah? Bukankah cinta selalu berlabuh ditempat yang tepat.
Bukankah cinta memberikan ruang untuk rindu dan bertemu kembali?
Tapi mengapa saat ku merasakan cinta. Harus ada kata melupakan?, untuk apa mencintai jika pada akhirnya harus merasakan sakit?
Untuk apa mencintai jika pada akhirnya saling merelakan. Dan untuk apa mencintai jika pada akhirnya harus saling melupakan atau bahkan membenci?.
Apakah itu yang namanya cinta?
Saling menahan dengan rasa sakit?. Padahal jauh disana kau tak mengapa tanpaku. Membiarkanku dengan rasa sakit. Membiarkanku dengan beribu pertanyaan. Membiarkanku dengan rasa rindu. Sedangkan orang yang dituju sedang bercanda tawa dengan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarlah Waktu Yang Menjawab
Teen FictionSetiap aku bercerita tentangmu, cerita itu tak pernah selesai. Cerita itu selelu bersambung, dan tak tahu kapan akan berlanjut. Harimu terlalu sulit untuk ku tebak Kisahmu terlalu rumit untuk kukunjungi Dan... Waktumu terlalu singkat untuk kukejar. ...