Kubiarkan dia memilikimu, walaupun bukan itu yang aku mau. Saat ku dengar dia memilikimu, dengan tawa palsu ku mengucapkan kata selamat untukmu. Dan aku yakin itu senyum terpalsu dalam sejarah ku mengenalmu.
Kini, aku hanya bisa menerima kenyataan. Bahwa sampai kapanpun rasa ini akan tetap sama, hanya sebatas kata – kata. Kamu tak akan pernah kudapatkan.
Sekarang kamu pelan – pelan hilang. Aku diam, tapi aku cemas akan hal itu.
Mungkin saat ini jika aku bertemu denganmu. Aku harus berpura – pura bahagia bila bertemu kamu, dengan sendiri atau dengan dia yang kau pilih sebagai orang yang kau sayang.
Bagaimanapun aku tak akan membencimu. Untuk apa?
Walaupun aku tak pernah bisa merelakanmu dengannya, aku akan usaha.
Aku mengakui atas kesalahanku. Kesalahanku adalah aku yang tak juga berani mengatakan kepadamu.
Bahwa aku menyayangimu. Bahwa aku marah jika kau dekat dengan yang lain. Tapi disini aku tersadar, untuk apa marah. Aku bukanlah siapa – siapamu.
Aku hanyalah seorang yang hanya mencintaimu dalam kata. Tak lebih dari itu. Dan aku menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarlah Waktu Yang Menjawab
Teen FictionSetiap aku bercerita tentangmu, cerita itu tak pernah selesai. Cerita itu selelu bersambung, dan tak tahu kapan akan berlanjut. Harimu terlalu sulit untuk ku tebak Kisahmu terlalu rumit untuk kukunjungi Dan... Waktumu terlalu singkat untuk kukejar. ...