Dalam diam ku berkata.
Dalam diam ku ingin mengatakan semua yang kurasa, tapi aku merasa ragu saat ketakutan datang menghampiri. Dikala ku harus berusaha bersikap biasa padamu.
Aku ingin mengatakan bahwa hari ini, hati telah bergejolak karnamu, tapi sikapmu membuatku bingung.
aku ingin bertanya padamu, tentang apakah kau mengizinkan untuk mencintaimu, setelah kau tahu tentangku. Aku ingin bertanya, tetapi mulut ini seakan terkunci. Aku bosan dengan diamku.
Dengan diam ini rasa sakit seakan datang tanpa henti. Itu karena sifatmu dengan yang lain.
Apakah kau tak mengerti hati ini seakan tak bekerja. Semuanya terhenti, semuanya mempusatkan matanya untuk melihat kedekatanmumu dengannya.
Silih berganti air mata turun, aku menangisi kedekatanmu dengannya.
Aku tak melarangmu dekat dengan siapapun. Tapi kau juga harus tahu bahwa hati ini tersakiti, melihat kau bercanda tawa Bersama, sekan hanya ada kalian berdua didunia ini.
Kau berusaha memancing kemarahanku. Tapi maaf mungkin dulu rasa itu masih ada untukmu Senja. Bukankah kamu mengajariku bahwa semua itu akan pergi. Dengan pamit ataukah tidak, dia akan tetap pergi.
Seperti kamu yang pergi tanpa pahit, bukan?
Dan membiarkanku menunggu entah sampai kapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarlah Waktu Yang Menjawab
Teen FictionSetiap aku bercerita tentangmu, cerita itu tak pernah selesai. Cerita itu selelu bersambung, dan tak tahu kapan akan berlanjut. Harimu terlalu sulit untuk ku tebak Kisahmu terlalu rumit untuk kukunjungi Dan... Waktumu terlalu singkat untuk kukejar. ...