4 hari sudah Natasya berkemah kini tersisa tinggal 3 hari lagi kemah bakti akan berakhir. Natasya tengah melamun dalam tendanya. Ia kangen dengan sahabatnya itu. Ya walaupun rada nyebelin namun mampu membuat Natasya melupakan semua keluh kesahnya.
Gibran merasa ada yang aneh dengan hari harinya. Biasanya ia selalu beradu mulut dengan Natasya atau tidak sengaja bertemu dan mengakibatkan perkelahian kecil, namun tidak untuk 4 hari ini. Ia tidak melihat keberadaan Natasya di sekolah bahkan di kantin,lorong sekolah,dan taman sekolah serta tak lupa perpustakaan yang sering di kunjungi Natasya.
Saat Gibran and the geng berada di kantin tanpa sengaja mereka bertemu dengan Misel dan Vina sahabat Natasya.
"Ehh Misel,Vina berdua aja nih?" tanya Naren mereka pun mengangguk.
"Emang neng Natasya gue kemana?"tanya Reyhan dengan PDnya.
"Apa lo bilang?" ucap Galvin.
"Neng Natasya gue" ulangnya dan yaps Reyhan langsung mendapatkan jitakan gratis di kepalanya.
"Woy sakit anjirt." rengek Reyhan sambil memegangi kepalanya.
"Yang sabar Han." saut Delvin yang sedari tadi memperhatikan ketiga temannya itu. Berbeda dengan Gibran kini ia sedang bengong dan tak menghiraukan temannya.
"Emang Natasya kemana?" tanya Galvin.
"Natasya kemah." jawab Misel. Sementara Vina asik melahap makanan yang ada di hadapannya.
"Wihhh Natasya keren ya ikut kemah. Apa nggak takut tuh kulit jadi Black magic?" tanya Naren.
"Walaupun Black magic gue tetap cinte sama neng Natasya." ucap Reyhan. Sedangkan ketiga temennya memutar bola mata malas mendengar Reyhan yang selalu kepedean tingkat dewa.
"Mana mau Natasya sama lo Han." ledek Galvin. Teman temannya pun tertawa.
"Yee lu belum tau gue, nih ya gue kasih tau ini tuh belum ada apa apanya kalau gue udah ngeluarin jurus gue, gue yakin syahrini pun mempan sama jurus gue."
"Halah ngayal mulu lo." kata Naren dan mereka pun tertawa. Hingga pengunjung kantin pun menatap mereka. Gibran yang melihat kekonyolan temanya itu hanya diam dan tak bicara sepatah kata pun.
"Mau kemana lo?" tanya Reyhan. Saat Gibran beranjak keluar dari kantin. Namun Gibran tak menghiraukannya.
"Tuh orang ngapa sih?" tanya Reyhan. Dan temannya menggangkat bahu sebagai jawaban tidak tahu.
*****
Tiba di rumah. Gibran pun masuk ke kamarnya dan menghempaskan badannya ke kasur. Hari ini sangat lelah bagi Gibran.
Tukk...tukk..
"Siapa?" tanya Gibran pada seseorang di balik pintu.
"Ini mama Gibran." ucap Keysa mama Gibran.
"Masuk aja." ucapnya. Keysa pun masuk.
"Makan yuk mama udah bikin makanan kesukaan kamu loh."
"Iya nanti Gibran makan." ucap Gibran. Keysa pun pasrah dengan sifat dingin Gibran yang tidak pernah berubah.
"Ya udah mama tinggal dulu ke bawah." pamit Keysa. Gibran pun mengangguk.
Gibran kini tertidur pulas. Tiba tiba suara dentuman pintu kamar Gibran membuat nya kaget.
"WOY BANGSAT BANGUN LO JAM SEGINI MASIH TIDUR AJA." ucap perempuan itu namun Gibran melanjutkan tidurnya.
"GIBRANN LO BUDEG?"
"Gue nggak budeg Astrid." jawab Gibran pada Astrid. Astrid Faniza Ginanta adalah kakak perempuan Gibran.
"Ya udah buruan bangun."
"Hm." deham Gibran namun masih setia pada posisinya.
"GIBRANNN BANGUN NGGAK? GUE SIRAM LU PAKE AIR PANAS." ucap Astrid Gibran pun bangun dari tidurnya.
"Iya iya gue bangun."
"Dari tadi kek bangun. Tenaga gue habis gara gara bangunin lo tau nggak."
"Lahh yang suruh siapa?"
"Gibrann lo bener bener ya jadi adik." Astrid pun kesal karena kelakuan adiknya itu.
"Gue selalu bener. Lo nya aja yang salah." Gibran pun pergi dari kamarnya meninggalkan Astrid yang masih mengumpat kekesalanya.
Dasar adik laknat untung lo adik gue, kalau bukan udah gue siram lo pake air panas dari tadi biar kayak kepiting rebus. Batin Astrid.
Gimana nih ceritanya? Maaf ya kalau ceritanya nggak seru🙏🏻
Jangan lupa vote & komen🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Matched Pair
RomanceGibran mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimal. "Maksud lo apaan sih tadi pake bilang ke nyokap lo kalau gue pacar lo?!" ucap Natasya namun Gibran tak menjawabnya. Hingga Gibran meminggirkan mobilnya, lalu menatap Natasya. "Aku mau kamu jadi...