Hari ini Natasya berkunjung ke rumah Gibran. Natasya memesan gojek untuk pergi ke rumah Gibran. Natasya sengaja tak memberitahu Gibran bahwa ia akan mengunjunginya. Beberapa menit telah Natasya tempuh untuk sampai di rumah Gibran. Kini Natasya telah sampai di rumah Gibran. Natasya pun masuk untuk menemui Gibran.
"Assalamualaikum." ucap Natasya di depan pintu.
"Waalaikum salam." jawab Keysa mama Gibran.
"Eh Natasya ayok masuk." pintanya. Natasya pun masuk ke dalam rumah.
"Untung kamu datang bunda udah siapin makanan loh."
"Bunda masak apa?"
"Banyak banget bunda masak liat aja di dapur." Natasya pun pergi ke dapur, diikuti Keysa.
"Wah enak kayaknya nih bunda."
"Ya udah di makan ntar dingin lagi masakannya." Ucap Keysa. Natasya melihat di atas meja ada beberapa buah. Ia mengambil buah itu lalu memotongnya hingga menjadi beberapa bagian.
"Bunda ada blender nggak?" tanya Natasya.
"Ada mau buat apa?"
"Natasya mau buat jus bunda biar seger." Keysa pun mengambil blender miliknya. Blender pun berputar. Tak butuh waktu lama kini jus sudah siap. Natasya langsung menyiapkannya di atas meja makan.
"Assalamualaikum." ucap seorang laki laki di ambang pintu dapur. Dia adalah Ginanta ayah Gibran.
"Waalaikum salam." ucap Keysa dan Natasya.
"Wih tumben nih ada jus." ucap Ginanta yang sudah duduk di kursi meja makan.
"Iyaa dong kan Natasya yang bikin." Natasya hanya mengangguk gugup di depan Ginanta.
"Natasya siapa ma?" tanya Ginanta binggung.
"Pacar Gibran. Cantik kan?"
"Ohh jadi ini pacar Gibran?" Natasya gugup ia takut jika ayah Gibran tak menyukainya.
"Cantik juga yaa ma." ujarnya. Natasya pun tersenyum malu dengan ucapan Ginanta. Ginanta kini tengah sibuk meminum jus buatan Natasya.
"Nggak salah pilih anak papa. Udah cantik, pintar lagi."
"Om bisa aja buat Natasya malu." ucapnya polos. Sontak Ginanta dan Keysa tertawa.
*****
Natasya kini sedang asik menonton tv di rumah Gibran. Ia sangat betah sekali di rumah ini karena kedatangannya di sambut ramah oleh kedua orang tua Gibran. Natasya celingak celinguk mencari keberadaan Gibran, sedari tadi Gibran tak terlihat di mata Natasya.
"Bunda Gibran mana? Kok nggak keliatan?" tanya Natasya.
"Di kamarnya mungkin. Kamu samperin aja ke kamarnya."
"Beneran nih bunda aku boleh ke kamarnya Gibran?"
"Iyaa boleh kok." Ucap Keysa. Natasya langsung menaiki anak tangga menuju kamar kekasihnya itu. Tiba di depan pintu kamar Gibran, Natasya mengetuk pintu terlebih dahulu. Saat Natasya mengetuk tidak ada yang membukakannya pintu. Natasya langsung membuka pelan gagang pintu itu.
Saat pintu telah terbuka Natasya melihat Gibran tengah asik Memainkan gitar nya. Namun Gibran tak sadar akan keberadaan Natasya, posisi Gibran kali ini membelakangi Natasya menghadap jendela kamarnya. Timbul di pikiran Natasya untuk mengerjai Gibran dengan keusilannya. Natasya Berjalan mengendap gendap agar Gibran tak mengetahuinya. Tiba di belakang punggung Gibran Natasya langsung memeluknya. Sama seperti yang Gibran. Lakukan padanya waktu kemarin di apartement.
"Serius amat main gitarnya." ucapnya masih memeluk Gibran.
"Tasya?" panggil Gibran.
"Kenapa kaget?" tanya Natasya dengan tawanya.
"Banget."
"Balasan yang kemarin kamu ngagetin aku." ujarnya sambil tertawa.
"Kok nggak ngabarin kalau mau datang? Kan bisa aku jemput tadi."
"Sengaja biar suprise."
"Jalan jalan yuk bosan di rumah terus." ucap Gibran menaruh gitarnya di sisi ranjang.
"Kemana?"
"Ikut aja." Gibran pun menarik tangan Natasya keluar dari kamarnya. Sampai di ruangan tv terlihat kedua orang tua Gibran sedang asik menonton tv.
"Ma pah Gibran pergi dulu." ucapnya menyalimi tangan kedua orang tuanya dan di ikuti oleh Natasya.
"Mau kemana?" tanya Ginanta.
"Jalan jalan. Ya udah ma pah Gibran pamit assalamualaikum."
"Waalaikum salam." ucap Keysa dan Ginanta. Gibran pun keluar dari rumahnya dan memasuki mobil sport nya.
*****
Mobil Gibran telah melaju di jalan perkotaan. Ia sangat fokus menyetir sampai sampai ia tak memberitahu gadisnya kecilnya itu akan ia bawa kemana.
"Kita mau kemana Gib?" tanya Natasya membuka obrolan.
"Kita ke dufan."
"Hah?? Serius kita ke sana?" tanya Natasya antusias. Gibran mengangguk sebagai menjawaban.
"Yess akhirnya liburan ke dufan." ucapnya sangat senang. Natasya sudah lama tak mengunjungi wisata itu.
"Seneng banget pacarnya Gibran." goda Gibran melihat Natasya yang gembira.
"Iyalah udah lama aku nggak ke sana."
Tibalah mereka di dufan. Natasya tak sabaran ingin memasuki wisata itu. Ia berkali kali menarik baju Gibran agar Gibran bisa cepat memesan tiketnya.
"Gib ayok cepetan." ucap Natasya menarik baju Gibran.
"Iyaaa sabar. Bentar lagi tunggu."
Usai membeli tiket, kini mereka memasuki arena permainan. Natasya menarik tangan Gibran agar menyuruhnya agar cepat cepat bermain.
"Mau naik yang mana?" tanya Gibran.
"Naik yang itu yuk." tunjuk Natasya pada permainan kuda berputar.
"Ya udah ayok." Gibran menuruti kemauan gadisnya itu. Mereka pun menaiki kuda putar Natasya tampak bergembira, begitu juga dengan Gibran ia bahagia karena bisa melihat gadisnya itu tertawa bahagia bersamanya.
Natasya sangat lelah ia duduk di kursi pengunjung sembari mengatur nafasnya karena ia habis berlari ke sana kemari menaiki permainan yang lainnya. Gibran pun sama ia juga lelah mengikuti gadisnya yang sedari tadi tak henti hentinya bermain. Namun di sisi lain juga Gibran senang karena bisa mengabisi waktunya bersama Natasya ke tempat yang di sukai Natasya.
"Gib beli minum yuk aku haus." ucap Natasya sambil memegangi tenggorokannya.
"Ayok." mereka pun bangkit dari tempat duduk. Mereka berjalan mencari warung minum yang di jual sekitaran permainan. Tak lupa Gibran merangkul Natasya agar gadisnya itu tidak jauh jauh dari nya. Jujur saja Gibran sangat takut kehilangan Natasya. Bagi Gibran Natasya adalah yang berharga di hidupnya setelah mama dan papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matched Pair
RomanceGibran mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimal. "Maksud lo apaan sih tadi pake bilang ke nyokap lo kalau gue pacar lo?!" ucap Natasya namun Gibran tak menjawabnya. Hingga Gibran meminggirkan mobilnya, lalu menatap Natasya. "Aku mau kamu jadi...