PART 18 MATCHED PAIR

20 5 0
                                    

Bahagia ku itu sederhana, cukup melihat senyum dan tawa mu saja itu sudah lebih dari cukup buat ku.

GabrielGibranGinanta

Gibran dan Natasya tiba di sebuah restaurant yang begitu mewah. Natasya pun turun dari mobil sport milik Gibran, ia melirik Gibran seolah olah bertanya ini tempat apa. Namun Gibran membalasnya dengan senyum. Natasya makin binggung. Gibran mengenggam erat tangan Natasya. Ia tak mau jauh dari gadisnya itu.

"Tasya tutup mata kamu." pinta Gibran yang hampir mendekati ruangan pesta.

"Kenapa? Jangan macam macam deh kamu." ucap Natasya takut.

"Nggak ada apa apa kok. Tutup mata aja, udah percaya aja sama aku nggak bakal terjadi apa apa." ujarnya. Gibran pun menutupi mata Natasya dan memandu arah jalannya.

"Kita mau kemana sih Gib?" tanya Natasya.

"Ikut aja nanti juga tau kok." jawabnya.

Tibalah mereka di sebuah ruangan yang di dekorasi sangat indah. Gibran dan Natasya berdiri di tengah tengah lilin serta bunga mawar yang berbentuk hati. Di depan mereka sudah ada beberapa siswa dari SMA Kusuma Bangsa yang hadir.

Satu.....

Dua......

Tiga.....

Dorrrr.. (Suara letusan balon).

Gibran melepas tangannya di mata Natasya. Natasya kaget karena melihat sekelilingnya itu sangat indah, dan juga teman temannya yang menyaksikan dirinya dan Gibran. Natasya menatap Gibran seolah olah ia tak percaya hal ini. Gibran pun membuka tangannya agar Natasya masuk ke dalam pelukannya. Natasya pun memeluknya. Sontak semua yang menonton mereka hanya bisa teriak histeris.

"Makasih yaa Tasya." ucap Gibran masih memeluk Natasya.

"Makasih buat apa?"

"Makasih selama ini udah jadi bagian dari hidup aku." jawabnya lalu mencium kening Natasya. Penonton pun berteriak histeris melihat kejadian itu.

Gibran pun melepaskan pelukannya. Ia mengambil microfon yang sudah di sediakan di atas panggung.

"Tepat di atas panggung ini saya akan menyanyikan sebuah lagu untuk Natasya Aqila Kanaya kekasih Gibran Ginanta." ucap Gibran melalui microfon itu dengan gitar yang siap mengeluarkan nada yang indah di senarnya.

Gibran pun mengambil nafas dalam dalam dan mulai bernyanyi.

Waktu pertama kali ku lihat dirimu hadir...
Rasa hati ini inginkan dirimu...
Hati tenang mendengar..suara indah menyapa geloranya hati ini tak ku sangka...
Rasa ini...tak tertahan....hati ini slalu untuk mu.....

Reff
Terimalah lagu ini dari orang biasa...
Tapi cinta ku pada mu luar biasa...
Aku tak punya bunga..aku tak punya harta..yang ku punya hanyalah hati yang setia...tulus padamu...

Hari hari berganti kini cinta pun hadir...
Melihat mu memandang mu bagai bidadari....
Lentik indah matamu..manis senyum bibir mu....
Hitam panjang rambut mu anggun terikat....
Rasa ini tak tertahan.....
Hati ini slalu untuk mu......

Reff
Terimalah lagu ini dari orang biasa tapi cinta ku padamu luar biasa......
Aku tak punya bunga...aku tak punya harta..yang ku punya hanyalah hati yang setia tulus padamu.....

Semua bertepuk tangan saat Gibran telah selesai menyanyikan lagunya. Natasya pun tepuk tangan karena ia tak menyangka suara Gibran sangat merdu dan di padukan oleh gitar itu menambah kesan di setiap lagu yang di bawa oleh Gibran. Tak lupa Gibran berucap terima kasih pada teman temannya. Gibran pun turun dari panggung itu dengan Natasya.

Matched Pair Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang